"Saia?" ucapnya mencebik tak suka, membalikkan badanku menghadapnya yang kini berdandar pada tangki motornya. Menempelkan tubuh kami, tangannya kini bertengger pada pinggangku. Aku sibuk memperhatikan kanan kiri guna mengawasi barangkali ada seseorang yang datang atau melihat kami. Untungnya ini masih setengah tujuh, parkiran sepi hanya di temani dedaunan kering yang minta di sapu. "Apaan tuh? panggilan sayang?" dengan nada sengit dan ngocolnya Juna bertanya padaku yang masih belum paham arah pembicaraannya. Apa salah kata 'saya'? "Heh, jawab malah bengong. Cari alesan?" tangan kanannya menoel pipi ku seketika aku berkedip beberapa kali. Menstabilkan detak jantung yang baru kusadari tak karuan dengan kedekatan kami ini. Bila saja kaki kananku tak sedikit kutekuk pada tengah kedua kaki Juna maka sudah pasti kami benar-benar seperti roti lapis. AMBIL PELAJARAN HIDUP YANG POSITIF NYA SAJA YA SAYANG, SOAL HAL YANG TERLIHAT KEREN BUKAN BERARTI BAGUS DI TIRU. ADA BEBERAPA YANG LEBIH BAIK DI RASAKAN ORANG LAIN SAJA, KITA CUKUP JADI PENONTON. Mature Content!!! With luv, Lesta.
31 parts