Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan membuat adiknya koma, hidup Kierra porak poranda. Dengan bantuan sahabatnya, Kierra menjadi asisten pribadi seorang wanita cantik, dia mengubur mimpi untuk menyelesaikan gelar master dan mencari segala cara untuk membayar biaya pengobatan sang adik. "Kamu membutuhkan uang Kierra?" wanita cantik bermata teduh itu bertanya dengan lembut. "Jumlahnya cukup banyak." "Bukan cukup, tapi sangat banyak, tante." Kierra nyaris menangis. "Aku akan memberikannya cuma-cuma, bahkan aku akan memindahkan adikmu ke rumah sakit yang lebih baik." Mata Kierra menatap wanita itu tak percaya, tapi selalu ada syarat akan sebuah penawaran bukan begitu? "Jadilah kekasih anakku." Wajah Kierra memucat. Wanita itu tertawa, "Anak tiriku Keirra , umurnya hanya beberapa tahun di atasmu. Buat dia jatuh cinta denganmu." Kierra menggeleng dengan cepat, dia bukan wanita seperti itu. Itu sama saja melacurkan diri. "Dia tampan, keren dan menarik. Tidak sulit jatuh cinta padanya." Kierra menahan nafas, masih menggeleng. Dia tidak mau cara seperti itu. "Anakku itu, orang yang sulit." sepertinya penawarannya terlalu berat untuk seorang gadis putus asa seperti Kierra, wanita itu mengeluh. Kierra memiliki segalanya sebagai wanita. Tapi dia juga memiliki prinsip. Dengan usaha terakhir dia menunjukkan foto anak tirinya pada Kierra. Jantung Kierra berdetak cepat saat melihat foto itu. "A..aku mau."