Lelaki asing itu tersenyum sinis, menatap Harvey yang wajahnya semakin masam. "Sesuai perjanjian, yang kalah jadi babu 2 bulan." Harvey, sang penguasa arena, tak pernah menyangka akan ada hari di mana ia merasakan kekalahan. Malam itu, ia terhempas oleh sosok lelaki asing yang baru saja ia labeli sebagai musuh nomor satunya. Lelaki itu-rumornya sudah lebih dulu membahana, katanya, hebat dalam menguasai arena. Dan kekalahan Harvey kali ini menjadi bukti nyata bahwa selalu ada langit di atas langit. Sejak detik itu, hidupnya berubah total.