Chapter 11

191 61 11
                                    

"Kita nggak bisa bilang soal tantangan ini ke Harvey. Lo semua tau kan gimana dia kalo udah soal balapan?" ujar Devon, suaranya pelan namun tegas. Ia menatap teman-temannya satu per satu, memastikan mereka paham betul betapa seriusnya situasi ini. Di antara mereka, Harvey adalah orang yang paling keras kepala soal balapan. Dia punya semangat yang sulit dibendung, apalagi jika menyangkut arena. Namun, sekarang ada alasan kuat untuk menjaga Harvey tetap jauh dari dunia itu-kehamilannya.

Semua orang yang ada di sana mengangguk serempak, memahami dan menyetujui kekhawatiran Devon. Tak ada yang ingin melihat Harvey terlibat dalam balapan lagi, terutama dengan kondisi yang seperti sekarang.

Zay, yang sedari tadi diam memperhatikan, angkat bicara, "Dia lagi hamil. Enggak mungkin turun ke arena," ucapnya sambil menarik napas panjang. "Bara juga bilang kalau Sagara udah terima tantangan yang diajuin buat Thunder Wheel. Sagara pasti enggak akan biarin Harvey turun ke arena. Dia jelas tahu risikonya."

Zay mengingat dengan jelas percakapannya dengan kekasihnya tadi. Bara, tahu bahwa geng mereka tak punya pilihan selain menerima tantangan dari The Vixens. Namun, mereka dan Sagara sepakat untuk tidak melibatkan Harvey kali ini. Mereka tahu Harvey pasti akan bersikeras untuk turun ke arena kalau dia sampai tahu soal tantangan ini. Tapi, dengan kondisinya sekarang, risiko itu terlalu besar.

Entah bagaimana awalnya, tapi sejak pernikahan Harvey dan Sagara serta kejujuran Zay tentang hubungannya dengan Bara, hubungan di antara kedua geng perlahan-lahan membaik. Awalnya, persaingan mereka begitu ketat, apa lagi sebelum kedatangan Sagara. Namun, kekalahan Harvey dari Sagara waktu itu menjadi titik balik, meski mereka tidak pernah secara resmi membatalkan persaingan tersebut, keakraban mulai terjalin di antara mereka. Kini, dengan kedua pihak berusaha saling mendukung, mereka secara alami merasa saling terikat, seolah-olah mereka adalah keluarga besar yang melindungi satu sama lain.

Erlan, salah satu anggota yang paling paham bagaimana geng The Vixens, mengangguk, setuju dengan semua yang telah disampaikan. "Kita harus rahasiain ini dari Harvey. Kalau sampai Harvey tahu, dia pasti enggak akan peduli soal kondisi atau risikonya. Dia bakal tetep turun ke arena kalau udah ngelihat tantangan di depan mata. Tapi, di sisi lain, kita juga enggak bisa nolak tantangan itu gitu aja atau The Vixens bakal ngeremehin kita," ujar Erlan, suaranya mantap, namun ada sedikit nada khawatir di sana. Dia tahu betul reputasi The Vixens sebagai geng yang kejam dan penuh trik. Mereka tak akan ragu-ragu untuk merusak nama geng manapun yang menjadi rival termasuk Vortex Riders dan Thunder Wheel jika tantangan ini tidak ditanggapi dengan serius.

"Kalau kita sampai mundur atau bahkan kelihatan ragu, mereka pasti pake itu buat ngeremehin kita dan nyebar rumor di kampus. Geng kita bakal kelihatan lemah di mata semua orang," tambah Erlan, memperjelas situasi.

Bayu, yang sejak tadi duduk diam dengan kedua tangan terlipat, akhirnya berbicara. Dia menatap teman-temannya dengan tatapan mantap, seakan-akan telah memikirkan keputusan ini sejak lama. "Gue yang bakal turun ke arena buat ngelawan leader mereka Sabtu depan," ucapnya tanpa keraguan sedikit pun. Ia adalah salah satu pembalap terbaik di geng mereka selain Harvey. Mereka semua mengangguk setuju, menyusun strategi matang untuk menghadapi tantangan The Vixens tanpa melibatkan Harvey di dalamnya.

***

Jam menunjukkan pukul dua dini hari ketika Harvey terbangun dari tidurnya. Ia beringsut gelisah di tempat tidur, merasa ada yang tidak nyaman. Matanya beralih pada Sagara, yang masih terlelap di sebelahnya dengan napas yang tenang. Harvey menatap Sagara sejenak, memastikan kalau gerakannya tak sampai membangunkan lelaki itu. "Ck, jangan sekarang, plis..." gumamnya lirih sambil menyentuh perut datarnya dengan hati-hati. Rasa lapar yang mendadak menghantamnya, mengingatkannya pada sesuatu yang spesifik, sate ayam dengan saus kacang yang kental dan aroma gurihnya yang menggoda.

HATE TO LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang