BUGH
ada seseorang yang memukul kepalaku dengan sangat keras seketika karena pusing aku pandanganku mulai memburam hingga akhirnya aku saat aku tidak sadarkan diri aku masih sempat berteriak
"bangsa* kalian berdua " setelah itu entah apa yang terjadi karena aku sama sekali tidak ingat
"hmm..hmm" suara yang samar sama aku bisa dengar itu dari sudut yang berbeda
"sshhh.. " ringisku karena aku merasakan pusing di kepalaku mungkin karena pukulan tadi
saat itu aku melihat keadaan gedung sudah gelap dan hanya ada sebuah cahaya bulan yang menerangi seseorang yang duduk di bangku itu, saat itu aku tidak diikat di bangku dan aku hanya diikat ditangan dan kaki
' mereka bodoh atau kurang pinter' batinku saat melihat tanganku yang terikat kearah depan bukan belakang, karena posisiku telungkup memudahkan aku berguling
aku berguling hingga aku menghadap kesamping dan mulai bangun dan melepaskan ikatanku dengan mudah karena aku selalu menyediakan pisau lipat dibalik lengan seragam panjang ku entahlah ini ide kakak ku yang selalu bilang ' untuk berjaga jaga takutnya ada yang nyulik anak kucing' disini yang kakak ku bilang anak kucing adalah Aku tapi untuk saat ini ide kakak ku sangat berguna
setelah aku lepas aku mulai berlari mendekat ke arah seseorang yang duduk di bangku itu ternyata itu Tiara dan benar saja aku langsung membuka ikatan Tiara dan segera memeluknya karena aku tau dia pasti ketakutan
" ssttt.. udah jangan nangis cepet keluar lewat sana" tunjuku ke arah sebuah Jendela tanpa kaca
" kamu gimana?" tanya nya
" udah duluan aja ntar aku nyusul" ujarku sembari mendorong Tiara karena samar sama mendengar orang yang mengarah kesini
akhirnya Tiara berhasil keluar , aku langsung sembunyi dibalik tumpukan kardus besar hingga ada seseorang yang masuk dan berteriak
" MEREKA HILANG!!" ucap seseorang itu
" CEPAT CARI" ucap seseorang yang aku pikir jaraknya agak jauh dari ruang ini
hingga akhirnya aku ditemukan aku hanya bisa berkata
" Peek A Boo" sembari berlari menerobos penjagaan mereka menuju arah pintu dengan perasaan takut
"eits mau kemana lu" seseorang menarik kerah belakangku hingga akhirnya aku tertarik ke belakang
"akh bangsa* " teriaku
PLAK
sebuah tamparan keras mendarat di pipiku dengan mulus
" lu ngelepasin anak itu kan" tanya nya
"iya terus " aku menjawabnya dengan enteng tanpa peduli mereka siapa
" bangsa*" akhirnya dia menamparku
" lu tau gak dia siapa dia tuh anak pengusaha terkenal" lanjutnya sembari menodongkan pisau kearah leherku
" terus apa hubungannya sama gua, gini bang gua bingung ama lu, yang lu incer bapa nya kan kenapa lu malah ngambil anaknya lu bego atau gimana?!" ujarku dengan santai padahal nyawaku saja sudah diujung tanduk
" aaah!!.. gak guna ngomong sama lu, kalian berdua " sembari memberi isyarat kepada anak buahnya
seketika dua orang itu tiba tiba memukul ku tanpa ampun sungguh rasanya sakit ingin rasanya aku menyerah hingga ada seseorang yang menusukan pisau nya ke lenganku sungguh rasanya sakit aku ingin menangis tapi aku tidak kuat hingga semua perlahan pandanganku memburam dan akhirnya aku tidak sadarkan diri
saat kesadaran ku hanya setengah aku hanya bisa melihat beberapa orang orang polisi dan disitu juga ada kakak ku ,aku ingin memanggilnya namun aku tidak kuat hingga akhirnya aku hanya bisa berbaring
akhirnya saat aku sadar bau obat obat memenuhi hidungku dan saat membuka mataku aku hanya melihat ruangan putih dan seorang laki laki yang sedang tertidur disofa sudut ruangan ini
" eungh" aku bangun dari posisiku dan mengambil segelas air dengan tanganku yang ditusuk oleh pisau tadi
CRAANGG
tak sengaja aku memecahkan gelas yang kupegang hingga membangunkan kakak ku
" kenapa haus " ucap kakakku
aku hanya mengangguk dan kakakku segera mengambilkan air dan setelah aku minum aku memberikannya pada kakakku dan setelah ia menyimpan gelas itu dan berniat bertanya padaku aku segera mencubitnya
"akh" ringkasnya sembari mengusap tangan yang aku cubit
" kenapa lama banget sih bang sumpah bang rasanya mau mati tadi" ujarku karena kesal
" hape kamu mati jadi kita susah nyari lokasi kamu syukur ada yang nelpon pake hape kamu, tadinya Abang kira kamu ternyata suara cewe lain dia bilang di bangunan tua akhirnya Abang lacak lagi GPS kamu akhirnya sampe" jawabnya dengan jujur sembari mengambil sesuatu di saku jaketnya
" nih hape kamu" sembari menyodorkan barahg yang ia ambil di sakunya tadi
"aaaa.. my bebeb retak gini gimana ceritanya!!!! mana parah lagi" aku menangis karena hp ku retak dan kondisinya miris
" cuman hp doang lebay, ntar Abang beliin yang baru" ujarnya
" YPhone bang" ujarku
PLETAK
jitakan mendarat di kepalaku namun tidak keras
" YPhone pala lu, Abang aja masih pake hp Sumsang, udah terima in aja ntar yang Abang beli pas ntar keluar dari sini" ujarnya aku sangat kesal tapi aku tidak bisa melawannya karena tubuhku masih sakit
Kelanjutan nya di Next Chapter 💖
jangan Lupa Vote untuk mendukung Author⭐
jangan Lupa Komentar yang membangunnya💬
(merk disensor karena ini bukan iklan:v)
KAMU SEDANG MEMBACA
color in my life
Teen FictionTak semua pertemuan harus berjalan secara singkat dan kehadirannya belum tentu memberikan warna bagi nya dan untuk orang lain. Dengan kedatangan dia di sisi ku membuat ku tau akan arti sebuah warna dalam hidup ku pertemuan kurang menyenangkan denga...