Tiara Pov
Saat ini aku sedang menunggu angkutan umum yang biasa aku tumpangin yang menuju ke arah rumah ku tetapi hari ini berbeda dari hari sebelum nya karena aku harus menunggu sendirian di halte karena teman-teman ku udah terlebih dahulu pulang setelah bel berbunyi,yah kenapa aku harus pulang sendirian dan aku harus pulang sore dari jadwal pulang biasanya karena aku harus piket terlebih dahulu bersama Yuna teman sekelas ku.
Dan sekian lama aku menunggu angkutan umum tersebut sampai sekarang masih belum muncul juga,jujur disini aku sedikit kesel karena tak ada satupun angkutan yang menuju ke arah rumah ku.
"Huuuh,mana sih ini angkot kok belum datang juga,udah tau aku undah nunggu dari tadi tapi masih aja belum datang apalagi sekarang hari mulai gelap" ucap ku sambil melihat ke arah awan yang mulai berubah warna
"Mmmm,apa aku telepon papah aja ya buat jemput aku.Ya udah deh aku coba telepon papah aja" ucap ku sambil mengambil hp didalam saku rok ku dan mulai mencari nomor papah
"iihh,kenapa lagi nomor papah tidak aktif,aduhh mana perut ku sakit lagi" ucap ku kesal karena nomor papah ku tidak aktif sambil memegangi perutku yang sakit karena maag ku lambuh kembali dan aku tadi pagi pun hanya makan nasi beberapa suap dan disekolah pun aku hanya makan roti saja
Hingga tak terasa hari mulai gelap aku masih berangkat di halte sekolah, namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti dihadapan ku dan keluar lah seorang laki-laki bertubuh besar dan mengenakan penutup topen yang mulai berjalan ke arah ku.Belum sempat berlari laki-laki tersebut langsung menangkapku dan aku hanya bisa memberontak dan aku pun mencoba untuk berteriak sekeras mungkin namun tiba-tiba laki-laki bertopen tersebut langsung membekap mulut ku dengan kain yang sudah diberi obat pembius seketikan aku pun langsung tak sadarkan diri.
"Ahk lepasin aku,tolong...tolong..tolon....mmmm" ucapku terpotong karena aku suda dibekap oleh laki-laki tersebut.
Dan laki-laki yang menculik ku langsung membawa ku masuk kedalam mobil dan langsung meninggal kan halten bus tersebut.
Dan hingga tak terasa saat aku membuka mata ku,aku sudah berada didalam sebuah rumah yang kosong dan tak berpenghuni tersebut,hingga aku berusaha mengerakan seluruh badan ku namun tak biasa karena aku sudah terikat disebuah kursi dan mulut ku pun sudah dilakban.
'Mmmmm,aku dimana ini dan kenapa mulut ku ditutup oleh lakban dan tumbuhku terikat seperti ini,apa yang terjadi,apa jangan-jangan aku di culik' batinku hingga aku berusaha memberontrak agar aku terlepas dari ikatan ini.
"Mmmmmmmmmmm....." ucapku disela usaha ku untuk melepaskan ikatan ku
Namun ditengah aku berusaha melepaskan ikatan ini ada seseorang yang berjalan ke arahku,yah siapa lagi kalau bukan laki-laki bertopeng tadi dan temannya itu.
"Hai anak masih kamu udah sadar dari pingsan mu itu hah" ucap laki-laki bertopeng tersebut sambil memegang dagu ku
"Mmmmmm,Lepaskan aku,lepaskan aku" teriakku namun tak bisa karena mulut ku sedang di lakban
"Hah kamu bicara apa aku tak mendengarnya,oh iya ya saya lupa kan mukut mu dilakba" ucap laki-laki bertopen tersebut sambil membuka lakban di mulut ku
"Aaahhkk,lepaskan aku om,lepaskan aku,tolong...tolong...tolong" teriakku
"Heh denger ya anak manis percuma kamu teriak sekeras mungkin disini tidak akan ada yang dengar" ucap nya pada ku sambil menarik pipi ku dengan tangan dan memkepaskan begitu saja
"Kenapa om menculiku,kenapa" teriakku
"Kenapa kmu bilang?!! karena saya ingin mengambil semua aset harta papah mu,kamu PAHAM" ucap nya
"Itu tidak akan mungkin terjadi,om tidak berhak mengambil harta papah,karena om bukan siapa² kami" ucapku pada laki-laki tersebut dan laki-laki tersebut langsung menamparku berlulang kali hingga membuat ku merintis kesakitan dan dibibir ku mengeluarkan darah segar.
Plakk..plak...plakk..plakk
"Hahaha kenapa sakit ya makannya jaga ucapan mu itu,dan ini belum seberapa sakitnya saya akan melakukan lebih dari ini hingga saya berhasil merebut semua harta papah mu itu" ucap nya
"Herman cepat lakban kembali mulut anak ini kalau tidak pasti dia akan teriak² terus bisa² kita ketauan orang lain" ucapnya kepada anak buah nya yang bernama Herma tersebut
"Siap Bos" ucapa herman sambil melakban mulut ku kembali dengan sangat kasar sehingga membuat membuat ku merintis kesakitan kerena mengenai pipi ku yang telah ditampar oleh Bosnya tersebut.
"aaauuu....mmmmm" rintihan ku karena merasa sakit
Hingga akhirnya mereka berdua pun bergi meninggal kan dengan keadaan aku yang lemas dan menahan sakit diarea pipi ku dan sekitar perut ku dan tak lupa juga air mata yang sedari tadi sudah mengalir deras membasahi pipiku
aku terus menangis karena aku saat itu ketakutan tiba tiba aku mendengar suara keributan diluar
'aku tau suara ini'
Kelanjutan nya di Next Chapter 💖
jangan Lupa Vote untuk mendukung Author⭐
jangan Lupa Komentar yang membangunnya💬
KAMU SEDANG MEMBACA
color in my life
Teen FictionTak semua pertemuan harus berjalan secara singkat dan kehadirannya belum tentu memberikan warna bagi nya dan untuk orang lain. Dengan kedatangan dia di sisi ku membuat ku tau akan arti sebuah warna dalam hidup ku pertemuan kurang menyenangkan denga...