Esoknya ia diajak Hinata keliling desa. Hinata meminjamkan pakaiannya selama tinggal di sini. Model jumpsuit rok mini terlihat sangat manis di badannya. Walau nasibnya kini sedang sial, ia berusaha untuk tetap ceria. Dia memang tidak tahu bagaimana bisa terlempar ke dunia ini, tapi jauh sebelum itu, saat-saat seperti inilah yang ia impikan. Berkunjung ke Konoha! Meski statusnya sebagai orang asing, sih. Dianggap musuh pula.
Mereka menaiki undakan tepat di bawah patung wajah hokage. Pemandangan dari sana terlihat indah. Pagi itu lingkungan sekitarnya masih sepi. Kemudian mereka berkunjung ke akademi, di sana Rina melihat ayunan di bawah pohon. Salah satu momen epic di animenya, siapapun tentu tahu seberapa besar pengaruh ayunan itu. Saat Naruto kecil, mengamati para orang tua mendampingi anak mereka lulus akademi sementara dirinya tidak tahu siapa orang tuanya. Scene memorable.
Mereka lanjut jalan. Mengunjungi lokasi di mana banyak rumah makan. Sementara itu, matanya mencari-cari sesuatu di keramaian... Itu dia! Kedai Ichiraku. Astagaaa tidak disangka ia akan melihatnya secara langsung. Matanya berbinar-binar seperti orang kelaparan.
"Mau makan ramen, Rina-chan?" tanya Hinata.
Tentu saja! Ia mengangguk antusias.
"Tapi... sepertinya ini masih terlalu pagi. Bagaimana kalau saat jam makan siang saja? Tapi kalau Rina-chan bersikeras aku tidak akan menolak, kok."
"Eh iya juga ya, baru saja kita sarapan di rumah. Kalau begitu nanti siang saja," kata Rina akhirnya. Toh selama ia masih di sini, ia bisa sepuasnya makan di kedai itu (duit dari maneee?) Mereka lanjut jalan lagi, mengunjungi onsen, toko buku, melewati Yakiniku Q, kedai dango, dan masih banyak lagi.
Hinata sangat perhatian padanya. Dia benar-benar tulus membantu. Membuat moodnya semakin membaik selama di sini. Melihat karakternya yang baik hati begitu, dadanya berdesir. Astaga Naruto, kau beruntung sekali memiliki istri seperti dia nanti. Ia hanya bisa senyum-senyum sendiri mengingat masa depan mereka seperti apa. Melihat ukiran batu di patung hokage barusan, sepertinya saat ini desa masih di bawah kendali hokage kelima. Rina berpikir keras mengingat dan mencocokkan situasi di desa dengan chapter di komik. Dia belum bisa memastikan dengan tepat karena belum bertemu dengan yang lainnya. Kalau dilihat dari kondisi desa, belum ada kerusakan parah, itu berarti Naruto belum mempelajari senjutsu.
Setelah berpikir keras, akhirnya ia bernapas lega. Itu berarti perang dunia shinobi masih sangat jauh. Setidaknya dia tidak akan merasakan ingar bingar perang besar itu. Eh tapi dia juga belum tahu kapan balik ke dunia asalnya. Tiba-tiba ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kau tidak apa-apa, Rina-chan?" tanya Hinata khawatir.
Rina sadar akan tingkahnya, lalu tertawa, "Aah tidak, tidak apa-apa hahahaha." Baiklah sepertinya saat ini ia sedang tidak baik-baik saja. Aku harus bagaimana? Tidak mungkin terus-terusan di sini, kan? Siapa yang sudi nampung orang asing lama-lama coba?
Setelah puas berkeliling, Hinata pamit padanya.
"Eh, memangnya kamu mau ke mana?" tanya Rina.
"Aku harus latihan."
Kemudian tebersit di kepalanya. "Boleh aku temani? Aku ingin melihatmu berlatih."
"Tentu saja, tapi... Apa tidak lelah karena sudah berkeliling desa barusan? Kupikir kau mau istirahat di rumah."
Rina menggeleng. "Aku tidak capek. Lagipula aku ingin melihat bagaimana shinobi berlatih."
***
Mereka berada di hutan tempat Hinata dan lainnya biasa berlatih. Lokasinya masih di dalam area desa. Sudah sekitar dua jam Hinata berlatih, melempar kunai, shuriken, dan melatih jurus rahasia keluarganya. Rina memerhatikan dengan penuh semangat. Kereeen, ujarnya dalam hati. Melihat Hinata yang luwes membuatnya minder jadinya. Coba aku juga bisa bertarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Adventure... to Naruto World! [END]
FanfictionDisclaimer chara hanya milik Masashi Kishimoto "Percuma saja membantuku... Tidak ada tempat yang mau menerimaku..." "Kau bisa tinggal di Konoha selama ada aku di sini." Masuk ke dunia lain? Tidak pernah terbayangkan olehnya. Tapi takdir berkata lain...