Portal

1K 173 30
                                    

Rina diantar Temari dan Gaara ke tempat yang akan ia tinggali. Itu lebih mirip sebuah apartemen mungkin? Namun dengan sentuhan seni yang berbeda, khas Suna. Di dalamnya terdapat ruang tamu, ruang makan, satu kamar tidur, satu kamar mandi, balkon, dan.... dapur! Rina melonjak senang dalam hati. Di dapur itu juga dilengkapi dengan beberapa alat masak. Tanpa sadar wajah cerianya tertangkap oleh Gaara, ia tersenyum.

"Kau suka tempatnya?" tanya Gaara.

Rina mengangguk. "Ini sudah lebih dari cukup. Aku benar-benar berterima kasih. Sudah lama aku tidak masak sendiri. Selama di Konoha aku tinggal di kediaman Hyuuga. Di sana mereka sudah ada koki pribadi, jadi aku tinggal makan," celotehnya.

"Hooo jadi kau bisa masak? Apa aku boleh mencicipi masakanmu nanti?" pinta Temari. Ia jadi terkesan padanya.

"Tidak, biar dia masak untuk dirinya sendiri saja. Kau jangan mengganggu," perintah Gaara.

"He? Memangnya tidak boleh, Rina?" Kali ini Temari bertanya lagi.

"Tentu saja boleh, dengan senang hati!"

Gaara hanya menghela napas melihat tingkah kakak perempuannya itu.

***

Tim Kakashi menyusuri hutan dengan melompati dahan demi dahan pohon. Hari itu, mereka baru akan pulang ke Konoha setelah menyelesaikan misi di desa kecil. Misi mereka memberantas para komplotan penjahat yang baru-baru ini menunjukkan aksinya dengan merampok sebuah desa kecil yang hanya dihuni orang tua dan anak-anak, dengan kata lain mereka mengambil harta benda dari orang-orang lemah.

"Kakashi-sensei!" teriak Sai dari atas. Ia menyusul timnya setelah menyelesaikan beberapa urusan di desa yang mereka datangi tadi. Sai terjun dari burung tintanya.

"Ada apa Sai?" tanya Kakashi. (Kok aku bacanya geli ya 🤣🤣🤣)

"Ada yang ingin aku tunjukkan." Sai mengeluarkan selembar foto dari saku. Di sana terpampang wajah seseorang yang mereka kenal.

"Rina!" seru Naruto. "Kau dapat dari mana?"

"Salah satu komplotan penjahat barusan. Aku menguping pembicaraan dia dengan teman-temannya kalau dia gagal membawa gadis itu kemari. Dua temannya telah tewas dibunuh shinobi Suna, salah satunya ada yang membawa kendi besar di punggung. Saat aku mendengar ini, aku mengira shinobi itu pastilah Gaara. Lalu aku bertanya padanya siapa gadis yang dimaksud. Awalnya dia tidak mau jawab, setelah kuancam akhirnya dia mengeluarkan foto ini," jelas Sai panjang lebar.

Kakashi menatap foto itu. Itu benar Rina, tapi kenapa? Sebelum ada yang bertanya lagi, Sai melanjutkan ceritanya.

"Orang itu bilang kalau mereka diminta Tuan mereka untuk menangkap gadis ini, tapi tanpa menjelaskan tujuannya. Siapapun yang berhasil menangkapnya, dia akan mendapat bayaran yang sangat besar. Ini... terdengar seperti buronan, kan?"

Sakura menyimak dengan serius, sementara Naruto sedari awal hanya mengerutkan alis mencoba memahami penjelasannya. "Aku benar-benar tidak mengerti. Jadi Rina itu buronan?" tanya Naruto.

"Kakashi-sensei, bagaimana menurutmu? Sensei yang lebih tahu kan, orang seperti apa dia?" tanya Sakura. Dia sudah tahu siapa Rina dari gurunya, Tsunade.

Kakashi hanya diam. "Gadis itu dalam bahaya," jawabnya. Seolah tahu maksud gurunya, Sakura bertanya lagi, "Jadi, kita selamatkan dia saja?"

"Oi, oi, kalian sedang bicara apa, sih?" Kali ini Naruto yang bertanya. Dia masih saja lemot.

Setelah berpikir lama, Kakashi menjawab, "Kita pulang saja ke Konoha."

Tidak menyangka dengan keputusannya, Sakura berkata, "Tapi tadi sensei bilang Rina dalam bahaya."

Crazy Adventure... to Naruto World! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang