Part 7

176 33 29
                                    

   "Darimana mereka muncul?" Jeonghan berseru heboh sambil mempercepat laju larinya, berusaha menjauh dari beberapa Mutan Serigala yang mengejar mereka.

   "Mungkin, mereka penghuni di daerah ini."

   "Aku gak ingat kalau ada Mutan Serigala di daerah ini." Sowon bergumam di sela napasnya yang tersengal-sengal.

   "Bukannya Eva bilang klo terjadi beberapa perubahan di game ini?" Joshua berlari di belakang Sowon dan Eva.

   "Ya, kamu benar. Radarku juga mendeteksi kalau mereka adalah spesies baru."

   "Eh, kenapa gak kita tembak aja? Kita kan punya pistol," ucap Mingyu.

   "Posisi kita masih lemah. Yang ada kita malah kalah nanti. Jadi sekarang kita cari tempat yang pas buat ngelakuin penyerangan." Yerin menjelaskan.

   Mutan Serigala sedang berlari kencang mengejar mereka. Jarak mereka begitu tipis, karena kecepatan lari mereka tidak sebanding dengan para mutan itu.

   "Kalau begitu, kita harus berpencar!" Eva memerintah.

   "Apa?! Bukannya itu berbahaya?" sanggah Joshua.

   "Gak ada cara lain. Kita harus mengalihkan perhatian semua mutan itu dan menyerangnya diam-diam."

   "Bener yang Eva bilang. Kalau gitu, kita bagi jadi dua kelompok. Mingyu, Yerin, dan Hao pergi ikutin Eva. Sisanya ikut aku!" Sowon memberi perintah, disetujui yang lain.

Sesuai rencana, mereka pun mulai berpisah di sebuah simpangan. Mereka sudah sepakat untuk tidak berpencar terlalu jauh. Khawatir mereka akan terpisah. Melihat pergerakan mereka yang berpencar, para Mutan Serigala itu pun ikut berpencar.

   "Yerin, maaf." Tanpa aba-aba, Mingyu langsung menggendong Yerin ala Bridal Style. Dia tidak mau membiarkan Yerin terus-terusan berlari dengan kondisi kaki seperti itu.

   "Apa-apaan kamu?!" Yerin terkejut dengan perlakuan Mingyu ditengah suasana menegangkan mereka.

   "Aku kan udah minta maaf tadi," ucap Mingyu sambil terus berlari. "Pegangan yang kuat!"

Yerin hanya menghela napas dan berpegangan pada Mingyu.

   "Kita kemana?" tanya Hao.

Eva tampak sedang memindai lokasi. Dia berlari sambil mengamati sekeliling.

   "Siapkan senjata kalian! Kita akan segera melawan."

Mereka mengangguk mengerti.

     "Belok sekarang!" Eva berseru dan langsung berbelok ke sebuah gang yang tidak terlalu lebar. "Hao, coba tembak mereka!"

Hao mengangguk, kemudian memperlambat larinya dan berada di paling belakang. Dia berbalik badan dan mulai membidik salah satu mutan sambil terus berlari dalam posisi mundur.

Jder.

Jder.

Jder.

Berhasil! Salah satu mutan yang berada di paling depan berhasil dilumpuhkan dan sedikit menghambat laju mutan-mutan yang lain.

   "Bagus! Sekarang, aku mau Mingyu dan Yerin masuk ke belokan itu. Aku dan Hao akan membawa para mutan ke arah lain. Lalu, kalian serang mereka dari belakang!"

Paham dengan rencana, Mingyu langsung mempercepat larinya dan berbelok ke tempat yang Eva maksud, menunggu semua mutan itu pergi mengejar Eva dan Hao.

   "Kamu masih kuat kan?" Mingyu menatap Yerin.

   "Aku emang masih kuat daritadi juga." Yerin mempersiapkan pistolnya, "kamunya aja yang lebay."

   "Eh?" Mingyu terkejut dengan penuturan dari Yerin barusan.

Melihat reaksi dari Mingyu, Yerin hanya tertawa kecil. "Ayo!"

   "Heum." Mingyu meregangkan jari-jarinya, kemudian memegang erat pistol di tangannya.

Jder.

Jder.

Jder.

Tembakan beruntun diberikan oleh Yerin kepada seekor mutan yang berlari di paling belakang. Tembakannya telak mengenai kepala bagian belakang makhluk itu.

   "Jago ya?"

   "Udah biasa," jawab Yerin singkat sambil bersembunyi di balik tembok, berjaga-jaga agar tidak ada mutan yang melihat mereka.

   "Kita kejar mereka?" tanya Mingyu.

   "Jangan dikejar, nanti ketauan."

   "Terus?"

   "Ya ikutin diem-diemlah. Masa gitu aja gak ngerti?" Yerin langsung beranjak pergi setelah mencibir Mingyu.

   "Heh, gak usah menghina. Aku kan baru masuk ke dunia aneh ini." Mingyu mengikuti di belakang Yerin.

   "Terserah. Cari aja alesan yang banyak."

Setelah perdebatan singkat itu, mereka saling diam. Semuanya fokus dengan tugas mereka.

   Di depan sana, Eva dan Hao masih terus berlari, mencari tempat yang pas untuk mereka balas menyerang.

   "Aku capek!" Laju lari Hao mulai melambat.

   "Gak ada waktu buat istirahat!" Eva menarik tangan Hao agar kembali berlari kencang, "kecuali kalau kamu emang mau mati digigit mereka."

   "Tapi capek kalau harus lari terus."

   "Gak ada pilihan lain, Hao."

   "Oke kalau gitu. Aku tembak dari sekarang." Hao berbalik badan, kemudian mulai mengirimkan tembakan beruntun. Beberapa tembakan meleset, namun ada yang berhasil mengenai kepala salah satunya.

Jder.

Jder.

Jder.

Dari arah belakang, Yerin dan Mingyu juga menembaki para mutan itu secara brutal.

   "Hao, minggir!"

Jder.

Mingyu mengirimkan sebuah tembakan yang meleset. Untung saja Hao cepat untuk menghindar.

   "Kamu mau ngebunuh aku ya?!"

   "Aku kan udah nyuruh minggir." Mingyu bergumam sambil terus menembak. Begitupun dengan Yerin dan Hao. Sementara Eva, dia terus memandu arah lari mereka agar tidak terlalu pergi jauh dari persimpangan tempat mereka semua berpencar.

Para Mutan itu sedikit demi sedikit tumbang. Tapi mereka harus tetap berlari untuk menghindari dari sisanya.

Saat fokus menembak dan berlari mundur, Hao terkejut ketika melihat sesuatu di belakang kedua temannya itu.

   "Mingyu! Yerin! Awas, di belakang kalian!"






>>>>>>>>>> TBC

Hai guys, maaf ya pendek banget hwee TT

Maaf juga karna aku tinggal lama lagi hehehe.

Kalian gak kesel kan?? Jangan dong :D

Kemarin-kemarin tuh ada sesuatu yang harus aku urus, jadi gak sempet lanjutin cerita ini.

Tapi, makasih banyak buat kalian yang setia menunggu. Aku bakal berusaha buat gak ngecewain kalian...

Tunggu kelanjutannya ya..

See you~

Log In | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang