Part 5

293 39 60
                                    

[ Distrik 2 ]

.

.

.

.

.

Jeonghan membuka matanya perlahan. Asap tebal terlihat masuk melalui celah-celah jendela mobil yang terbuka, membuat anak-anak yang ada didalamnya terbatuk.

   "Uhuk...uhuk...uhuk."

   "Guys, kalian gak papa kan?" Jeonghan melirik ke Mingyu yang ada disampingnya, kemudian melirik ke teman-temannya yang ada di belakang. Mereka semua mengangguk.

Dug!

Dug!

Dug!

Jeonghan tersentak saat seseorang mengetuk kaca jendela mobil yang ada disebelahnya. Terlihat seorang gadis melambai ke arah Jeonghan sambil memberi isyarat untuk keluar.

   "Kami butuh sedikit bantuan." ujarnya.

Tunggu, kami? Itu artinya ada orang lain selain gadis itu.

   "Ayolah!" ujarnya dengan nada sedikit kesal karena Jeonghan tidak segera beranjak keluar dari mobil yang sudah hancur dibagian depannya itu akibat menabrak sebuah pohon besar.

   "Oke."

Empat orang anak laki-laki yang ada di dalam mobil itu pun turun.

   "Kita selamat!" seru Hao.

   "Kalian semua berhutang budi ke kami." ucap gadis itu.

Mereka semua baru sadar kalo gadis itu membawa sebuah busur panah di tangannya dan tas berisikan anak panah di punggungnya.

   "Mereka itu makhluk apa sih?" Joshua berjinjit, berusaha menghindari cairan kental berwarna hijau yang tercecer begitu banyak di jalanan.

   "Mutan Lalat."

Mingyu bergidik. Dia ingat kejadian beberapa saat lalu ketika mereka berempat dikejar-kejar oleh serombongan lalat berukuran sebesar bola basket.

Serombongan lalat itu muncul tiba-tiba di sekitar mereka dan mulai menyerang saat Joshua mengambil sebuah tas kecil berwarna coklat yang tergeletak di dekat sebuah bangunan.

   "Yerin." gadis itu berlari menghampiri temannya yang bersandar di sebuah tembok bangunan dengan kondisi yang terlihat lemah.

Keempat anak laki-laki itu saling tatap. Mereka terkejut ketika melihat sebuah luka gigitan di betis sebelah kanan kaki gadis yang bernama Yerin itu.

   "Kalian harus tolong kami."

   "Dia kenapa?" tanya Mingyu yang masih menatap luka Yerin.

   "Dia digigit sama salah satu lalat waktu kami berusaha buat selamatin kalian." gadis itu menjelaskan apa yang terjadi kepada anak-anak itu dan penyebab mobil yang mereka kendarai menabrak sebuah pohon.

Jeonghan mengangkat satu alisnya. "Apa yang harus kami lakukan buat menolong kalian?"

   "Kalian harus menolong kami buat nemuin bola vaksinnya." jawabnya.

   "Hei, sebenernya, kami tuh gak ngerti apa-apa." ucap Joshua, menatap gadis itu. "Coba kamu jelasin dulu ke kami dari awal."

Gadis itu menatap langit yang sudah hampir gelap sebelum akhirnya berkata, "ya udah kalau gitu, lebih baik kita cari tempat istirahat dulu."

Dia membantu Yerin untuk berdiri, kemudian memapahnya berjalan.

   "Kemana?" tanya Hao.

   "Sedapetnya aja." jawab gadis yang berkuncir kuda itu sambil terus membantu temannya berjalan.

Log In | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang