Part 9

227 31 19
                                    

[Distrik 3]

.

.

.

.

.

   Seungcheol membuka matanya. Perlahan dia melihat pemandangan di sekitarnya yang merupakan pepohonan dan semak-semak.

   "Astaga!" Dia terkejut ketika melihat dirinya sedang terikat di salah satu batang pohon bersama teman-temannya.

   "Woi, Vernon!" Seungcheol berbisik agar Vernon yang ada di sebelahnya terbangun.

   "Eh? Kita ada dimana?" Vernon terkejut ketika tersadar, apalagi ketika mengetahui bahwa dirinya terikat.

   "Huwaaaa, Mama! Tolong Jun!" Teriakan tiba-tiba datang dari Jun yang terikat di samping Vernon.

   "Diem heh!" ketus Woozi.

   "Ini siapa yang mengikat kita?" Seungcheol melihat sekeliling, mencari siapapun atau apapun yang sudah mengikat mereka.

   "Eh, itu ada bekas api unggun. Berarti ada yang tinggal di dekat sini," ucap Woozi ketika melihat sebuah tumpukan kayu yang sudah gosong.

   "Udah sadar?" Suara seorang wanita terdengar dari balik semak-semak.

   "Siapa itu?" Keempat anak laki-laki mulai waspada.

   "Harusnya aku yang tanya, kalian siapa?" Wanita itu muncul sambil menodongkan pistolnya.

   "Kalian udah terinfeksi belum?" lanjutnya.

   "Terinfeksi? Terinfeksi apa?" tanya Jun.

   "Terinfeksi oleh mutan-mutan itu. Aku gak menerima orang yang terinfeksi. Jadi, cepat mengaku atau kalian semua bakal aku tembak."

   "Eh, tenang cantik," ucap Seungcheol. "Kita bener-bener gak tau apa-apa. Bahkan kita gak tau sekarang ada dimana. Jadi, gak mungkin kalo kita terinfeksi."

   "Kalian orang baru?" Wanita itu mengangkat sebelah alisnya sambil tetap menodongkan pistol.

   "Ya, kurang lebih begitu. Anggap aja begitu." Vernon mengangguk-mengangguk walaupun sebenarnya dia masih belum paham maksudnya.

   "Ren, tolong periksa mereka! Pastikan gak ada satupun luka ditubuhnya."

   "Baik, perintah diterima." Sebuah robot berbentuk gadis kecil datang dari arah yang sama dengan wanita itu. Robot itu mendekati Seungcheol dan kawan-kawan. Memancarkan sinar biru dari bagian perutnya dan mulai memindai tubuh mereka satu persatu.

   "Apa yang dia lakukan?" Jun menatap robot kecil yang saat ini sedang memindai tubuhnya.

   "Gak ada satupun dari mereka yang terinfeksi. Mereka aman." Robot itu sudah selesai memindai dan pergi menghampiri wanita itu, berdiri di sebelahnya.

   "Namaku Nayoung. Kalian aku terima buat gabung ke timku."

Grrrhhhh.

   "Suara apa itu?" Woozi menatap salah satu semak belukar. Sepertinya ada sesuatu dibalik situ.

   "Mereka datang," ujar Nayoung sambil mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke arah sumber suara.

   "Mereka? Siapa?" Jun dan Vernon mulai panik.

   "Jangan berisik. Mereka bisa denger." Robot yang disebut Ren itu melotot ke arah Jun dan Vernon yang sedang berteriak ketakutan, padahal mereka belum melihat apa yang ada di balik semak-semak itu.

Log In | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang