Part 2

338 58 42
                                    

   "Aku masih kepikiran sama cewek itu."

Saat ini, dua anak laki-laki itu sedang berjalan tanpa arah, mencoba untuk menemukan anggota tim lainnya yang menurut mereka merupakan teman mereka sendiri.

Hoshi menoleh. "Cewek siapa ?"

   "Cewek yang selamatin aku."

   "Jadi, yang selamatin kamu itu cewek ?"

Wonwoo mengangguk. "Aku khawatir dia gak selamat dari makhluk itu."

   "Aku malah lebih khawatir kalau kamu yang ada di posisi dia. Kayaknya malah gak bakal selamat."

BUG!

Satu tinjuan berhasil mendarat di lengan Hoshi, membuat si empunya lengan meringis.

   "Sembarangan !" ketus Wonwoo.

Ting!

   Hoshi merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel dan melihat sebuah notifikasi di layar.


One of your team members is in your area.


Setelah membaca informasi itu, Hoshi dan Wonwoo melihat sekeliling.

   "Berarti, gak akan jauh dari sekitar sini." ucap Hoshi.

Mereka pun berjalan dengan hati-hati. Waspada dari makhluk menyeramkan itu, sekaligus mencari anggota timnya.

   "Agak sedikit bahaya gak, sih, kalau kita gak punya senjata apapun ?" tanya Wonwoo.

Hoshi mengangguk. "Kita harus cari benda apapun yang bisa dijadiin senjata."

   "Itu." Wonwoo menunjuk ke arah sebuah bangunan supermarket yang sudah terbengkalai. "Kita cari disitu. Barangkali ada."

   "Ayo !"

Mereka berjalan memasuki bangunan gelap itu. Di dalamnya sangat berantakan. Benar-benar kacau.

   "Gimana kalau sekalian ambil bekal buat perjalanan kita ?" Hoshi mengambil sebotol air mineral. "Setidaknya kita gak akan mati karena kelaparan dan kehausan."

Wonwoo tertawa. "Ya, benar. Kalau gitu, masukan ke sini !"

Hoshi memasukan beberapa makanan dan botol air mineral yang cukup untuk tim mereka ke dalam tas yang Wonwoo ambil dari sudut supermarket itu.

BRAAK!

   Sebuah suara terdengar bergema di dalam ruangan. Suara itu berasal dari salah satu pintu yang tertutup di dalam bangunan supermarket.

BRAAK!

BRAAK!

Hoshi dan Wonwoo saling tatap. Mereka mengangkat tongkat kasti yang mereka ambil dari tempatnya. Untuk sementara, mereka memutuskan menjadikan tongkat itu sebagai senjata.

BRAAK!

BRAAK!

BRAAK!

Mereka memberanikan diri untuk mendekat ke sumber suara. Mengambil ancang-ancang di depan pintu, bersiap untuk membukanya dan menyerang apapun yang ada di dalam sana.

Hoshi berhitung dalam hati. Tangannya sudah berada di gagang, bersiap untuk membuka.

Satu.

Dua.

Tiga.

Kriet.

Pintu terbuka. Suasana lengang. Ruangan terlihat kosong. Hoshi pun memberanikan diri melangkah masuk, dengan tongkat kasti yang terangkat. Tidak ada apa-apa di dalam ruangan itu. Hanya dua buah meja kerja beserta kursinya dan satu buah rak buku yang dipenuhi jaring laba-laba.

   "Ah, gak ada apa-apa. Bikin takut aja."

Karena merasa dibohongi, Hoshi memutuskan untuk berbalik dan....

   "KYAAAAAAAAAA !!!!!"

BUG!

BUG!

BUG!

Hoshi menghajar habis-habisan sosok yang tiba-tiba muncul di belakangnya itu.

   "Aww aww aww. Sakit."

Mendengar suara itu, Hoshi menghentikan gerakannya dan menatap sosok yang sudah terjatuh di depannya itu. Dia menggunakan kaos jingga, persis seperti yang Hoshi dan Wonwoo gunakan.

   "Ya ampun, Seokmin ! Maafkan aku."


*****


   "Maaf. Aku gak tau kalau itu kamu." Hoshi menyerahkan salep yang dia ambil dari rak obat-obatan kepada Seokmin.

Wonwoo tertawa. "Kok kamu bisa di situ ?"

Seokmin hanya menggeleng sambil mengoleskan salep ke wajahnya di depan sebuah kaca yang sedikit pecah. "Waktu buka mata, aku udah di ruangan itu."

   "Terus, kenapa gak kamu buka ?"

   "Pintunya gak bisa dibuka dari dalam. Makannya tadi aku coba buat dobrak."

Hoshi mendengarkan percakapan dua temannya itu sambil terus memasukan barang-barang yang diperlukan ke dalam tas.

Ting!


The last one waiting for you in someplace. Let's find him !


Hoshi tersenyum. "Satu orang lagi."

Seokmin menoleh. "Apanya ?"

   "Anggota tim kita sisa satu orang lagi. Itu artinya, cuman ada empat orang dalam satu tim."

Wonwoo terdiam sebentar. "Kalau gitu, sisanya kemana ?"

Mereka bertiga saling tatap. Wonwoo benar. Jika mereka berempat, maka masih ada delapan teman mereka yang lain di luar sana.

   Hoshi memeriksa ponselnya itu, mencari apapun yang bisa menjadi informasi bagi mereka. Untuk saat ini, bangunan supermarket itu aman sebagai tempat beristirahat.

   "Hei, Hoshi."

Yang dipanggil menoleh.

   "Pengaturan bahasanya diubah dong ! Aku gak ngerti bahasa inggris." ucap Seokmin yang langsung mendapat tatapan datar dari kedua temannya.

   "Apa ? Salah ya?"






>>>>>>>>>> TBC

Gak tau lagi deh hehehe. Segitu dulu aja. Maaf ya pendek :')

Btw, si harimau dan kudanya sebong bersatu, gaes. Wkwkwk.

Makasih yang udah mau nungguin cerita ini 😘

See you~

Log In | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang