22. 🌸Camping

950 179 252
                                    

Menjadi selalu ada, itu mungkin jauh lebih baik, dari pada menjadi selalu bersama!

~Alkana Bian Nugraha ~

___________________________

Setelah mampir dan mandi di danau kaca tadi, anak Daboribo pun memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pinggir sebuah sungai kecil yang sangat indah. Bukan hanya mereka disana, namun ada banyak para wisatawan lainnya yang juga ikut mendirikan tenda karena keadaan yang tidak memungkinkan mereka untuk muncak.

 Bukan hanya mereka disana, namun ada banyak para wisatawan lainnya yang juga ikut mendirikan tenda karena keadaan yang tidak memungkinkan mereka untuk muncak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada sekitar empat tenda yang mereka dirikan. Dan sebuah api unggun kecil yang menyala didepan tenda mereka untuk menghangatkan diri dari terpaan angin malam.

"Nah, malam ini kita nginap disini aja ya, besok baru kita muncak bareng dengan yang lainnya," ucap Adam pada anak Daboribo.

"Siap Mas," jawab mereka.

"Ya udah, saya masuk dulu ya," tambah Adam lagi dan kemudian langsung masuk ke dalam tenda untuk merehatkan tubuhnya.

"Tendanya kan ada empat, jadi kita bagi satu tenda dua orang," jelas Bagas pada teman-temannya.

"Alkana sama Mas Adam, Sam sama Steve, Gua sama Bu Fatma, dan Kinan sendirian. Pas kan?" jelas Bagas lagi.

"HEY, KOK IBU SAMA KAMU SIH," proteus Bu Fatma pada Bagas.

"Ya gak papa Bu," ujar Sam.

"NANTI KALAU BAGAS NGAPA-NGAPAIN IBU GIMANA?" tanya Bu Fatma lagi.

"BU, SAYA ITU MASIH DOYAN PEREMPUAN, UDAHLAH TENANG AJA!" tampik Bagas.

"NGADI-NGADI, AWAS LO!" ancam Bu Fatma kesal.

Mereka pun hanya tertawa geli melihat tingkah Bu Fatma yang terlihat sedikit centil namun sangat lucu.

Kinan sedikit menjauh dari tenda itu dan memilih untuk duduk menyendiri di pinggir sungai sambil melihat langit malam yang sangat bersahabat malam ini, dengan bintang-bintang dan cahaya rembulannya yang sangat indah untuk dilihat.

Entah apa yang sedang di fikirkan oleh Kinan. Namun, ia tampak begitu sedih menatap langit itu dengan amat lekat.


Flashback

"Papa ayo tangkap bolanya," Teriak seorang anak kecil berumur tujuh tahun pada seorang Pria tinggi dihadapannya.

Pria itu mengikuti permintaan putrinya, ia menangkap Bola itu dan membuat putrinya tertawa bahagia.

"Sayang, ayo makan dulu?" teriak seorang wanita cantik dari dalam rumah sembari memanggil suami dan anaknya yang tengah asik bermain dihalaman belakang rumahnya.

Kisah Klasik (tentang hari ini) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang