26. 🌸Problem (2)

786 127 10
                                    

Jika benar dibela, dan jika Salah diperbaiki, itulah sahabat!

~Samuel Ginanda~

______________________________________

Happy reading


:
:
:
:
:
:
:
💫💫💫💫❣❣❣❣💫💫💫💫


Setelah kejadian di sekolah tempo hari, kondisi Kinan semakin memburuk. Ia hanya berdiam diri di kamar, penampilannya sangat berantakan, matanya sembab, dan terdapat banyak pula goresan luka ditangannya.

Anak Daboribo yang melihat itu, tampak sangat prihatin, ada perasaan iba dan tidak tega di benak mereka kepada sahabatnya itu. Mulai sekarang mereka berinisiatif untuk menjaga Kinan dengan baik, takut-takut kalau Kinan akan berbuat lebih nekat lagi nantinya.

Hari ini anak Daboribo memutuskan untuk datang kesekolah. dan meminta Bi Suti, asisten rumah tangga Kinan lah yang akan menjaga Kinan selama mereka tidak ada.

Mereka tampak tidak bersemangat sedikit pun, yang mana biasanya mereka selalu menghabiskan waktu mereka berlima, dengan segala tingkah lucu mereka. Sekarang tidak ada lagi Kinan sahabat perempuan mereka satu-satunya, yang dulu mereka selalu berjanji untuk menjaga dan melindunginya.

Disaat semua siswa menghabiskan masa-masa terakhir di putih abu-abu mereka dengan suka cita, tapi tidak bagi anak Daboribo, bagi mereka mungkin ini adalah masa yang sangat sulit bagi mereka selama bersekolah.
Jika mengingat bagaimana mereka selalu becanda gurau, dan selalu saling mengerecoki satu sama lain, sekarang tidak ada lagi Kinan yang ceria, Kinan yang bawel, dan Kinan yang sangat manja.

"Mungkin ini ya, yang dinamakan sepi di dalam keramaian!" ucap Steve tiba-tiba.

"Sabar ya Steve, kita pasti bisa laluin ini semua kok!" jawab Alkana menenangkan.

"Tapi kapan Al? Gua gak tega ngelihat keadaan Kinan kayak sekarang!" tambah Steve lagi.

"Kita berdoa aja ya Steve," tambah Alkana lagi sambil memeluk pundak Steve.

"Enteng banget ya Al, lo ngomong gitu!" celetuk Bagas.

"Maksud lo Gas?" tanya Alkana bingung.

"Udah lah, lo udah tau semua kan tentang ini?" tanya Bagas sedikit menyudutkan Alkana.

"Sumpah, gua semakin gak ngerti dengan lo Gas?" tanya Alkana lagi.

"LO NGAKU AJA DEH AL, LO SUKA KAN SAMA KINAN, DAN GUE YAKIN BANGET KALAU LO ADA DALAM MASALAH INI!" ucap Bagas ngegas.

Sontak saja, ucapan Bagas itu membuat Steve dan juga Sam Seketika menoleh tajam kearah Alkana.

"LO KENAPA JADI NUDUH GUE? " tanya Alkana emosi, yang mana tadinya ia duduk, kini beranjak berdiri dan menatap tajam kearah Bagas.

"LO ITU MUNAFIK AL!" teriak Bagas.

Membuat seisi Kelas Xll Ips tiga, menoleh kearah mereka, dan menjadi kan mereka sebagai tontonan gratis.

"NGAKU AJA LO AL, GUA UDAH TAU LAMA, KALAU LO ITU, SUKA SAMA KINAN, DAN LO ADA KAN, DIBALIK SEMUA INI?" tuduh Bagas lagi.

Alkana sudah tidak bisa lagi menahan emosinya, kali ini ucapan Bagas benar-benar sudah menguji kesabarannya.

Brukkk.........

Sebuah pukulan dari Alkana menghantam rahang kiri Bagas, sehingga sebuah noda merah mengalir dari sudut bibir kirinya. Tidak ingin merasa kalah, Bagas pun berdiri dan membalas pukulan Alkana, namun dengan sigap Alkana menepis pukulan Bagas dan Alkana berhasil memberikan satu pukulan lagi pada Bagas, sehingga kini tubuh Bagas tumbang ke lantai.

Melihat dua sahabatnya itu saling baku hantam, Sam dan Steve pun dengan cepat memisahkan mereka.

"ANJING, BANGUN LO!" bentak Alkana pada Bagas.

"Al, Gas, udah kalian kenapa juga harus berantem sih?" ucap Sam pada kedua sahabatnya itu.

"Dan lo Gas, kok lo jadi nuduh sahabat lo sendiri sih?" tanya Sam pada Bagas.

"Lo belain dia Sam?" tanya Bagas balik pada Sam.

"Gua gak ngebelain siapa-siapa, tapi cara lo itu salah Gas, kalian itu sahabat gue, akan gua bela kalau kalian benar, dan akan gua benarin kalau kalian Salah!" jelas Sam pada mereka.

"ADA APA INI?" bentak Pak Rahmat pada mereka, sontak saja semua siswa dikelas itu merasa ketakutan, karena kali ini bukanlah Pak Ucok yang datang, melainkan Pak Rahmat, yaitu adalah Kepala Sekolah mereka.

"KALIAN, IKUT  KE RUANGAN SAYA SEKARANG!" ucap Pak Rahmat pada anak Daboribo.

Mereka pun mengikuti perintah Pak Rahmat, dan langsung pergi ke ruangan Kepala Sekolah.

***

"NON, JANGAN NON!" teriak Bi Suti.

"PERGI!" bentak Kinan pada Bi Suti.

"NON KINAN, JANGAN, NON!" ucap Bi Suti lagi sambil menangis.

"HIDUP AKU SUDAH HANCUR BI, GAK ADA LAGI YANG PERLU AKU BERJUANGIN!" teriak Kinan ambigu.

Srttt........

"Aaaaaaaaa........." teriak Kinan ketika benda pipih itu berhasil mengoyak pergelangan tangannya. Dan tubuh Kinan pun perlahan semakin lemas, dan terjatuh ke lantai dalam keadaan tak berdaya.

"NON KINAN!" teriak Bi Suti.

"Ya allah gusti, gimana ini!" ucap Bi Suti bingung, ketika melihat darah segar mengalir hebat di pergelangan tangan Kinan.

"YA ALLAH NON, GIMANA INI?" Bi Suti semakin bingung, dan ia pun mengikat tangan Kinan dengan sebuah kain, agar dapat menahan darahnya agar tidak terus mengalir.

Bi Suti pun menghubungi Ambulance dan anak Daboribo untuk segera datang kerumah Kinan. Dan mereka pun segera bergegas dan langsung menuju rumah Kinan.

Selang sekitar Dua puluh menit, sebuah mobil Ambulance datang dan segera memberikan pertolongan pertama pada Kinan, mereka membawa tubuh Kinan langsung kerumah sakit. Dan tak lama pula anak Daboribo pun datang, dan langsung ikut pula pergi kerumah sakit.

Mereka tampak panik dan khawatir dengan keadaan Kinan, begitu juga dengan Bi Suti, ia pun sekarang semakin terisak dalam tangisnya.

"Bi, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Alkana pada Bi Suti.

"Non, non, Kinan meng, gores, taa, tangannya dengan pisau den!" ucap Bi Suti sesenggukan.

"Astaga Kinan!" ucap Alkana kesal sambil mengusap wajahnya.

"Maafin Bibi Den," pinta Bi Suti.

"Gak, gak, Bibi gak salah kok!" jawab Alkana lembut sambil memeluk tubuh Bi Suti.

"KAMI BUTUH BANYAK DARAH UNTUK KINAN" ucap Dokter ketika ia tiba-tiba keluar dari ruangannya Kinan.

"Darah saya aja Dok, kebetulan Darah kami sama," jawab Sam.

"YA SUDAH IKUT SAYA!" ajak Dokter itu pada Sam.

_____________________________________

Segini dulu yaa...

Jangan lupa komentarnya ya sama vote

Love uuu



Kisah Klasik (tentang hari ini) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang