9

221 20 94
                                    

Rich_fangirl disini~

Secara khusus aku meminta tolong untuk dengan ringan memberi vote dan komennya.

Terima kasih.

Happy reading~
.
.
.
.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Waktu berlalu sangat cepat. Sudah berbulan-bulan lamanya semenjak kejadian salah paham beruntun antara Hana dan Doyoung, mereka hidup bersama dalam keharmonisan yang bahkan tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Doyoung sebenarnya masih memikirkan, diam-diam, tentang siapa yang mampu meletakkan sianida ke dalam mangkuk makanan Lion. Namun, karena menghindari perdebatan yang mungkin saja terjadi dan menyebabkan muncul lagi jarak antara mereka, ia lebih memilih melupakannya saja.

Hana juga dengan baik hati tidak pernah menyinggung tentang mantan kekasih Doyoung. Walau sebenarnya istrinya itu mengetahui, entah bagaimana, kalau Sowon masih mengunjunginya di kantornya. Namun karena kunjungan itu hanya sebagai teman lama, Hana berusaha untuk sabar.

"Kalau dia berani lebih dari itu," Hana tidak melanjutkan ucapannya. Namun Doyoung tahu betul apa yang hendak disampaikan wanitanya.

Sementara itu, kasus pembunuhan 5 PSK itu akhirnya dinyatakan selesai. Tapi bukan karena pelakunya akhirnya tertangkap. Namun karena buntunya jalan penyelidikan dan pelaku tidak beraksi lagi sama sekali. Polisi hanya memperketat keamanan dan menghimbau masyarakat agar berhati-hati.

Namun, tanpa sepengetahuan mereka, seseorang sedang menyusun rencana terakhirnya sebelum pergi jauh dari daerah itu.

.
.
.

"Huh~ enaknya." Ucap Taeil, yang mengantarkan berkas ke meja Doyoung. "Yang istrinya semakin hari, semakin lengket. Pipimu bisa sangat tinggi kalau kau tersenyum terus."

Memang benar. Doyoung tidak henti-hentinya tersenyum setiap istrinya mengirim pesan untuk pergi makan siang bersama. Padahal ia sudah mengalaminya dalam beberapa bulan terakhir ini, tanpa absen. Namun, tetap saja sensasinya tidak berubah.

"Kalau begitu, cepatlah menikah!" Seru Doyoung. "Jangan kau gantungkan terus anak gadis orang."

"Aku tidak menggantungnya!" Balas Taeil. "Dia yang berkata ingin menyelesaikan studinya dulu."

Doyoung hanya menggelengkan kepala sambil tertawa tanpa suara.

"Permisi,"

"Oh, ada apa, Hyunsuk?" Ucap Taeil.

Lelaki bernama Hyunsuk itu masuk dan menunjukkan sebuah kotak kecil berwarna coklat.

"Ada kiriman untuk Pak Kepala." Kata Hyunsuk.

"Untukku?" Doyoung memastikan.

Hyunsuk mengangguk.

Dengan bingung, Doyoung mengambil kotak itu. Setelah pamit, Hyunsuk pergi.

"Tidak ada nama pengirimnya." Ucap Doyoung setelah memeriksa kotak kecil ditangannya.

"Mungkin itu hadiah spesial dari seseorang?" Taeil menebak sambil tersenyum.

Doyoung tersenyum. Tidak mungkin kotak ini dari Hana. Ya. Istrinya itu tipikal yang kalau memberi hadiah akan langsung diberikan tanpa dititip-titip. Namun, siapa tahu kali ini wanita itu ingin sedikit, apa, ya? Romantis?

Dengan perlahan Doyoung mulai membuka selotip yang menyegel kotak itu. Ia mengguncang sedikit kotak itu untuk mengira-ngira apa yang ada di dalamnya sebelum membukanya.

Hana |•| ((Doyoung NCT)) [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang