Rich_fangirl disini~
Secara khusus aku meminta tolong untuk dengan ringan memberi vote dan komennya.
Terima kasih.
Happy reading~
.
.
.
.°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Doyoung dan Hana berkeliling menemui tamu undangan dalam pesta pernikahan mereka. Dalam balutan gaun dan tuksedo rancangan Hana, mereka terlihat sangat serasi.
Hana memasang senyum memukau setiap kali berhadapan dengan tamu undangan yang merupakan kolega ayahnya atau sanak saudara dari kedua belah pihak. Doyoung lega melihat Hana yang mampu tersenyum ramah seperti itu. Walau sehabis menyapa dan berpaling, senyum itu musnah sama cepatnya seperti kilat.
"Ibu senang sekali bisa melihatmu menikah." Kata Nyonya Yoojung pada putra semata wayangnya.
Doyoung hanya tersenyum terharu. Disampingnya, Hana memasang pandangan teduh kepada ibu mertuanya.
"Ibu titipkan Doyoung padamu, Hana. Dia lelaki yang mandiri dan terbiasa mengurus dirinya sendiri. Jadi kamu tidak akan repot. Kamu cukup menjaganya dan mendukungnya dari samping." Kata Nyonya Yoojung.
"Tentu. Aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi istri yang baik baginya." Jawab Hana.
"Aku senang sekali." Jawab Nyonya Yoojung.
Tepat setelah menyunggingkan senyum lega, Nyonya Yoojung goyah. Untunglah anak lelakinya sigap dan menangkap ibunya hingga tidak sampai membentur lantai.
###
Hari itu cerah. Langit berwarna biru muda menyenangkan dengan sedikit awan berwarna putih bersih. Mentari bersinar ceria dan angin lembut bertiup, menyapu ringan dedaunan yang tumbuh di pepohonan di pemakaman.
Sehari setelah pernikahannya, Doyoung tidak menyangka akan mengantar kepergian ibunya. Didampingi istrinya yang hanya terdiam sejak semalam.
Nyonya Yoojung sempat kritis beberapa jam setelah pingsan di pesta pernikahan anaknya. Setelah dokter terbaik berusaha keras menyelamatkannya, namun Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih menyayangi Nyonya Yoojung dan memanggilnya mendahului mereka semua.
Dalam balutan baju serba hitam, bersama istrinya yang mengenakan gaun hitam selutut, Doyoung memandang sedih nisan yang tertulis nama ibunya, dimana di bawahnya, terbaring tubuh kaku ibunya.
"Aku tidak menyangka beliau akan pergi secepat ini." Ucap Hana pelan.
"Maaf kalau kamu kecewa." Kata Doyoung sinis. Ia tidak ingin Hana menyuarakan pendapat suka-sukanya disaat ia sedang berkabung.
"Bukan begitu. Maaf, aku tidak bisa menghiburmu."
Doyoung memandang wajah istrinya itu. Ekspresi Hana datar seperti biasa. Namun pandangannya terlihat sendu. Untuk pertama kalinya Doyoung melihat ketulusan dari perempuan dingin itu.
"Tidak. Jangan minta maaf atas sesuatu yang bukan salahmu." Ucap Doyoung, merengkuh tubuh istrinya dalam pelukannya. "Kejadian ini bukan salah siapapun."
Doyoung merasakan tangan Hana yang melingkari pinggangnya, membalas pelukannya.
"Menangislah." Ucap Hana.
Seketika air mata lelaki itu menitik. Doyoung sudah menahannya sejak semalam. Sejak ia mendapat kabar ibunya sudah tidak bernapas lagi, saat ia melihat tubuh ibunya yang sudah tidak terisi jiwa lagi, saat ia mempersiapkan pemakaman dan mengantar jenazah ibunya. Ia menahannya entah kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana |•| ((Doyoung NCT)) [END✓]
FanfictionDoyoung menikahi Hana karena perjodohan yang dirancang ibunya. Ia tidak pernah mengharapkan pernikahan yang romantis mengingat wanita itu memiliki aura yang sangat dingin. Namun, semakin dikenal, ternyata wanita cantik yang selalu berekspresi dingi...