6

244 26 54
                                    

Rich_fangirl disini~

Secara khusus aku meminta tolong untuk dengan ringan memberi vote dan komennya.

Terima kasih.

Happy reading~
.
.
.
.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Beberapa hari setelah kematian Lion, Doyoung belum bercakap-cakap lagi dengan istrinya. Hana juga terlihat tidak ada niatan mebicarakan apapun dengan Doyoung.

Dalam perjalanan menuju butiknya, saat Doyoung mengantarnya, Hana hanya memandang keluar jendela mobil. Menghindari topik pembicaraan apapun. Begitupun ketika Doyoung menjemputnya.

Pada malam hari, mereka bahkan tidak saling mengucapkan"selamat tidur" seperti biasanya.

"Boleh aku tanya pendapatmu, Dahyun?" Tanya Hana.

Ia sedang memasang payet pada gaun pesanan kliennya dibantu oleh pegawainya itu.

"Apa itu?" Balas Dahyun.

"Temanku habis bertengkar dengan suaminya," ucap Hana. "Sudah beberapa hari mereka tidak saling bicara karena itu. Awal mula permasalahannya adalah karena sang suami salah paham pada sang istri. Walau temanku itu sudah menjelaskan bahwa ia tidak salah, tapi suaminya tetap marah padanya."

Dahyun tahu betul kalau bosnya tidak mungkin punya teman yang mau berbagi cerita padanya. Sehingga wanita itu tahu betul kalau Hana sedang membicarakan dirinya sendiri. Ditambah ia memerhatikan ketika suami Hana mengantar bosnya itu ke butik namun malah terlihat seperti supir taksi.

"Sepertinya teman anda harus menunjukkan kesungguhan hatinya." Jawab Dahyun sambil tersenyum lembut. "Dan walau dia tidak salah, tidak ada salahnya melontarkan kata maaf lebih dulu untuk melunakkan hati suaminya."

"Bagaimana caranya menunjukkan kesungguhannya?" Tanya Hana, tangannya terus saja memasang payet pada gaun biru itu.

"Diawali dengan membawakannya bekal makan siang misalnya?" Kata Dahyun. "Setelah itu makan siang bersama. Lalu mengobrol ringan. Setelah itu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sebenarnya tergantung dari salah pahamnya karena apa. Tapi menunjukkan diri kita yang benar-benar menyesal adalah yang paling baik."

"Tapi temanku tidak salah." Sergah Hana.

"Kalau begitu, jelaskan saja dengan lembut agar suaminya mengerti." Jawab Dahyun.

Hana diam saja. Ia tidak pernah berhadapan dalam situasi begini. Namun jika situasi ini terus berlanjut, mungkin Doyoung akan membencinya. Dan itu adalah hal terakhir yang ia inginkan terjadi.

"Sebentar lagi waktu makan siang." Ucap Dahyun sambil memeriksa arlojinya.

###

Di ruangannya, Doyoung masih terkejut. Istrinya mengirim pesan padanya untuk mengajaknya makan siang bersama. Ia tidak menyangka Hana yang memiliki harga diri yang mahal akan melakukan itu.

Namun begitu, Doyoung amat sangat senang.

Beberapa hari yang ia lewati tanpa bicara sedikitpun dengan Hana benar-benar sangat berat. Di keadaan biasanya saj, atmosfer bersama Hana sudah cukup menekan. Apalagi ketika mereka seperti di tengah gencatan senjata?

Doyoung memeriksa arlojinya, pukul satu lewat lima belas menit. Sebentar lagi jam istirahatnya. Ia bangkit dari kursinya.

"Oh, disini."

Doyoung menoleh ke arah suara orang berbicara itu. Dan dilihatnya seorang wanita yang paling terakhir ingin dilihatnya sepanjang hidupnya sedang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.

Hana |•| ((Doyoung NCT)) [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang