tiga belas : Hongkong

1.7K 290 2
                                    

Helikopter yang mereka tumpangi sudah sampai di landasan pribadi milik keluarga Wong, mereka turun dari sana sambil mengendong tas ransel mereka sedangkan koper-koper akan di urus para pelayan.

Taeyong dan lainnya hanya membawa tas ransel mereka sehingga koper mereka semua diangkut menggunakan helikoper, sempat Doyoung ingin menendang koper-koper itu agar jatuh dari langit tapi ia sudah dicegah terlebih dahulu oleh Jeno.

"Jaeㅡ"

Bruk!

"Ma... Maafkan Jaehyun, Taeyong memilih ikut kapal itu." Jaehyun berkata sambil memeluk sang mama dengan erat sambil berusaha menahan air matanya keluar.

"Tidak apa-apa, Taeyong sudah memberitahu kita semua." Balas bunda Taeyong sambil tersenyum dan mengelus perlahan surai Jaehyun.

"Anak itu memang keras kepala." Balas ayah Taeyong sambil mengelengkan kepalanya.

"Like father like son." Balas bunda Taeyong sambil tersenyum, membuat mereka tertawa keras apalagi papa nya Jaehyun.

"Bagaimana heli nya?" Tanya ayah Sungchan.

"Tak buruk, aku suka." Jawab Sungchan sambil tersenyum.

"Bukan untuk mu!" Ujar sang kakak.

"Ei~ noona, tenang saja aku akan merancang yang lebih bagus!" Balas Sungchan sambil menjulurkan lidahnya; mengejek sang kakak.

"Wow, primitif."

Tak!

"Yak!!" Teriak Jisung kala Jeno memukul kepala nya.

Jeno tersenyum ke arah Jisung, mata sipitnya membentuk sebuah eyes smile yang indah cukup mampu membuat setiap kaum hawa melelelah akibatnya. Bukan hanya kaum hawa saja, para lelaki yang melihatnya pun akan terkagum-kagum melihatnya tapi sayang itu tak bekerja pada Jisung.

"Kau sedang apa, Lee Jeno?" Tanya Jisung, ia menjadi kebinggungan karena yang Jeno lakukan hanya tersenyum.

"Tersenyum." Jawabnya.

"Oh, kalau begitu tersenyumlah ke arah patung itu." Ujar Jisung sambil menunjuk sebuah patung dengan gaya romawi kuno lalu berjalan ke arah keluarga nya.

"Aish! Park Jisung sialan!" Gumam Jeno.

"WAH!! HONGKONG!!" Ucap girang Lucas saat turun dari helikopter.

"Berisik!" Timpal Renjun lalu berjalan mendahului Lucas.

"I dont care man." Balas Lucas lalu berlari ke arah sang adik yang sudah menunggunya disana.

"Jadi? Dimana Xiaojun?" Tanya kakak pertama Hendery.

"Maaf jie, dia ikut dengan kapal itu." Jawab Hendery sambil mengusap tengkuknya gugup serta mengalihkan pandangannya.

Ketiga kakak perempuan Hendery menghela nafas lalu memeluk si bungsu bersamaan, membuat Hendery sedikit emosional karena nya. Tadi ia belum sempat berbicara apapun karena Xiaojun yang secara tiba-tiba keluar dari mobil menyusul Ten yang keluar lebih dulu.

"I had a date." Ucapnya kala pelukan terlepas.

"Kita akan mengaturnya kala Xiaojun sampai, siapkan diri mu." Ujar kakak kedua Hendery.

Hendery mengangguk.

"Jangan lemas begitu, kalian baru terpisah beberapa jam." Kata kakak ketiga Hendery sambil menepuk pundak sang adik.

Sementara keluarga Hendery yang membahas soal Xiaojun, maka sama halnya dengan Johnny yang tengah di sidang oleh sang ayah dengan sang ibu juga keluarga Ten disana.

[✔] Zombie World War || NCT2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang