PH-11

92 14 0
                                    

~Anggep Rezeki Lo~

Pulangnya Lili sudah siap menunggu Zuyu didepan kelasnya.

"Li..lo ngapain,nungguin Zuyu kan?"tanya Jeni menatap temannya sudah menunggu sedari tadi.

"Ia,tapi Zuyu belum keluar juga dari kelasnya." ucap Lili sambil memegang slempang tasnya.

"Udah lo masuk aja langsung cari tu anak!" ucapan Jeni mendapat persetujuan Lili dan Lili segera masuk.

"Eh lo liat Zuyu gak,kayaknya udah kosong aja tu bangku?" tanya Lili pada salah satu siswa.

"Ouh Zuyu udah dari tadi keluar mungkin udah pulang." ucap temannya langsung diangguki Lili.

"Makasih ya." ucap Lili tersenyum langsung diangguki teman sekelas Zuyu.

"Jadi gimana?" tanya Jeni yang masih setia menunggu.

"Dia udah balik." ucap Lili membuat Jeni mengangguk.

"Yaudah mungkin dia mau coba berani lagi,lagian lo mau terus jadi tiangnya?" ucapan Jeni ada benarnya tak selamanya Lili harus selalu berada didekat Zuyu karna walaupun mereka memiliki tali erat tapi tali itu tak selamanya sama.Maka ia harus bisa melepas Zuyu tanpa mengekangnya.

"Lo bener,mungkin ini jalan terbaik agar Zuyu bisa melupakan trauma kelamnya itu." ucap Lili.

Mereka akhirnya berniat keparkiran.

"Kampret,ban motor gue bocor siapa ya yang udah jailin gue hari ini?" geram ucap Lili.

"Sabar ya lu,mau nebeng sama gue gak?" tanya Jeni.

"Terus,motor gue gimana sis?" tanya Lili mengacak rambutnya.

"Gue telphone montir lo tau kan usaha bokap gue?" tanya Jeni membuat Lili pasrah dan mengangguk.

"Leo,lu jangan bandel inget gue selalu ada buat lu jangan takut oke." Lili mencium motor kesayangannya.

"Lu ya udah Crazy,tu motor bukan mau di oprasi ampe nyemangatin gitu!" gerutu Jeni merasa temannya tidak beres.

"Eleh bilang aje lu iri." sindir Lili.

"Serah,gue udah hubungin montirnya beberapa jam lagi nyampe,lu gak usah khawatir." ucap Jeni membuat Lili menatap iba motor kesayangannya yang berwarna black pink itu.

Drrtt

"Eh bentar ada telphone." ucap Jeni.

"Oke." angguk Lili.

"Sorry Li gue harus kerumah sakit nih." ucap Jeni panik.

"Nape lu?" tanya Lili berkacak pinggang.

"Nyokap gue bilang beberapa bulan yang lalu kalo dirumah sakit ada seorang gadis yang ditemukan dan gue kesana harus memastikan kalo dia harus ada yang jaga,lo tau kan nyokap gue dokter,gue harus bantu nyokap gue?"ucap Jeni.

"Yaudah deh hati-hati." ucap Lili.

"Sorry Li,kalo aja arahnya sejalan gue pasti anter lo." ucap Jeni diangguki Lili.

Trakk

"Eh Jei!" panggil Jeni dan yang dipanggil menoleh.

"Ya?" tanya Jeikey menautkan alis.

"Ini nih,gue titip Lili pulang gue ada urusan sorry banget gue minta tolong lo,apa lo keberatan?" tanya Jeni.

"Eumm enggak,kebetulan jalan arah pulang aku dan Lili searah jadi gak terlalu ngerepotin kok." ucap Jeikey membuat Jeni bernafas lega.

"Lo apaan sih Jen!" ucap Lili tak terima,padahal ia sama sekali tidak meminta itu.

"Anggep rezeki lo,lagian ini udah sore apa lo yakin nunggu bis yang bisa aja gak akan nengok,lagian di halte suka banyak preman kalo di apa-apain apa lo gak takut?" tanya Jeni panjang lebar kembuat Lili bergidik ngeri.

"Iya gue setuju sama lo." ucap Lili.

"Yaudah gue duluan." ucap Jeni pamitan dan Lili mengangguk ia berbalik menatap Jeikey yang sudah menunggu.

"Ehehe...sorry jadi ngerepotin lo Jei." Lili hanya bisa menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Sans aja lagian kita searah bukan?" tanya Jeikey bersahabat membuat Lili tidak terlalu canggung.

"Iya." angguk Lili.

"Yaudah yuk!" ucap Jeikey diangguki Lili.

Bersambung..

PEDANG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang