PH-05

113 15 0
                                    

    ~Andai kau menantuku~

Vey kembali terbangun dan melihat jam menunjukan pukul 4 sore ia segera kekamar mandi meraih jaketnya dan keluar menggunakan motor sport nya.

Saat ditengah perjalanan ia pun nampak sedikit melajukan motornya dan tanpa diduga seseorang berjalan didepan.

Brumm

"Awass!!!" teriak seseorang menarik tubuh yang hampir tertabrak.

"Huhuhu..."

"Lo gak kenapa-napa kan Jei?" tanya Lili panik karna merasa tegang.

Brakkk

"Astaga!!" teriak Lili yang melihat orang itu menabrak pohon hingga tubuhnya tertimpa motor.

Lili segera berlari membantu pemuda itu.

"Jei bantuin napa gue gak bisa ngangkat motornya!" ucap Lili kesusahan.

Jeikey yang faham segera menghampiri dan menjauhkan motor itu dari tubuh sipengendara.

"Hello lo masih idup kan?" tanya Lili khawatir,ia pun membuka helmnya dan.

"Siluman!!" teriak Lili.

"Bukannya itu pria yang diparkiran kan Li?" tanya Jeikey diangguki Lili.

"Terus kenapa kamu sebut 'siluman'?" tanya Jeikey penasaran.

"Udah jangan banyak tanya bantu gue angkat dia,liat kepalanya berdarah gue yakin pasti sakit." ucap Lili.

Jeikey akhirnya mengangguk dan membantu Lili membawa Vey kerumah sakit terdekat setelah ditangani oleh dokter Jeikey menatap Lili.

"Aku pulang ya Li." ucap Jeikey dengan wajah gusar.

"Huft...ya gue ngerti lo gak suka keramaian,yaudah pulang gih gapapa gue gak ada temen." ucap Lili tak menatap Jeikey.

Jeikey yang merasa tidak enak akhirnya kembali duduk disamping Lili.

"Kenapa gak pulang?" tanya Lili menatap bingung.

Jeikey hanya menggelengkan kepala.

"Rasanya gak enak jika Lili udah bilang gitu serasa aku berdosa." batin Jeikey.

Cklek

"Keluarga pasien?" tanya dokter.

"Saya temennya walau musuh,eh maksud saya teman sekolahnya." ujar Lili kikuk.

"Jadi begini keadaannya tidak terlalu parah hanya sedikit luka sobekan didahi tapi beberapa jam lagi akan siuman." ucap sang dokter.

"Oh iya dok mau tanya kalo barang pasien tadi diambil suster biasanya dikemanain?" tanya Lili polos.

"Anda bisa ketempat penitipan barang." ucap sang dokter.

"Terimakasih dok." ucap Lili.

"Ayo Jei!" Lili tanpa sadar menggandeng lengan Jeikey membuat jantungnya berdegup kencang.

"Mbak barang pemuda yang baru kesini disimpan disini kan?" tanya Lili.

"Ouh iya benar ini,ada dompet dan ponsel yang berada di jaketnya." ucap sang perawat.

"Aduh dosa gak ya buka dompet orang lain,ah masa bodo gue gak bawa duit." batin Lili.

"Mbak pembayaran orang yang kecelakaan tadi pakai uang yang didompet ini aja,cukupkan?" tanya Lili diangguki staf administrasi itu.

"Iya terimakasih." ucapnya.

Lili segera mengecek Ponsel pemuda itu.

"Chaa eleh foto baground ponselnya Lisa blackpink jangan-jangan tu orang fanboy nya?" gumam Lili yang didengar Jeikey.

"Fotonya cantik tapi tidak secantik Lili." batin Jeikey.

"Ah ketemu!" Lili segera menekan sesuatu dan mendekatkan pada telinganya.

📲

"Hallo."

"Vey,suaramu berubah nak?"

"Bukan Om ini saya temannya Vey."

"Ouh ada apa,apa terjadi sesuatu pada putraku?"

"Iya Om,anak om mengalami kecelakaan sekarang ada di rumah sakit Galingala Om."

"Baiklah saya akan segera kesana."

Beberapa menit kemudian terlihatlah pria dan wanita berjalan dengan wajah khawatir.

"Kamu kah yang menelphone saya?" tanya Suho.

"Iya Om,keadaan Vey tidak parah hanya ada jahitan dikepala dan selebihnya bisa ditanyakan pada dokter katanya beberapa jam lagi akan siuman." ucap Lili.

"Siapa namamu nak?" tanya Yoona.

"Lili Clarisia Tan." ucap Lili.

"Dan pemuda ini?" tanya Yoona kembali.

"Jeikey Gernad." ucap Lili.

"Kamu dari keluarga Gernad wah ayahmu sangat dekat dengan suami tante ternyata benar kata ayahmu kamu memang tampan." ucap Yoona.

"Terimakasih Lili,Jeikey kalian sudah menyelamatkan putraku sebagai imbalan kalian minta apapun akan saya berikan." ucap Yoona.

Jeikey nampak menatap Lili dan memberi kode bahwa ia tidak mau apa-apa.

"Kami hanya menolong Vey sebagai rasa pertemanan tidak perlu balasan karna kami ikhlas tapi jika tante mau saya meminta sesuatu baiklah saya mau." ucap Lili terkekeh.

"Katakan!" ucap Yoona tersenyum.

"Hanya satu,jagalah Vey bukankah kalian orang tuanya terlihat dia memang pemuda yang sedikit emosional tapi itu mungkin karna kurangnya perhatian,jadi saya minta satu hal berilah kasih sayang lebih pada Vey." ucap Lili tulus membuat Yoona nampak terharu.

"Saya usahakan." ucap Yoona memeluk Lili.

"Andai kau menantuku." bisik Yoona membuat Lili syok dan membulatkan mata.

"Jangan di fikirkan." Lili mengangguk dan segera pamit begitupun Jeikey.

Bersambung..

PEDANG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang