PH-08

100 14 0
                                    

~Suap pembawa pertemuan pertama~






Kini pelajaran dimulai.

"Kok gue mual ya Jen?" tanya Lili.

"Astaga muka lo pucet lo hamil Li?" tanya Jeni dan langsung di beri pukulan maut Lili.

Bltakk

"Lo ya kalo ngomong gak bisa disaring beneran rasanya gue gak enak apa iya sumpah tu orang sakral banget?" tanya Lili mulai ketakitan.

"Jangan berfikir negatif dulu!" ujar Jeni menenangkan.

"Tadi lo bilang gue hamil,apa itu bukan negatif thingking?" perkataan Lili mampu membungkan Jeni yang hanya bisa menunjukan deretan giginya.

"Lagian tanda-tanda gitu mirip sama orang hamil." Jeni menggaruk tengkuknya.

"Anter gue ke UKS gue mau rebahan!" ucap Lili diangguki Jeni.

Setelah di UKS.

Nampak tak jauh dari Lili dan Jeni melangkah di gerbang seorang pria seperti bernegosiasi dengan satpam dan memberi sejumlah uang.

"Wah itu penyuapan Jen,gak bisa dibiarkan!" ucap Lili murka.

"Lo mau kemana Li katanya mau ke UKS gak liat udah didepan mata?" tanya Jeni.

"Gue kudu selidiki siapa yang berani berbuat suap disini!" ucap Lili geram dan menuju parkiran.

Brakk

"Ouh ternyata yang nyuap lo ya siluman!" ucap Lili.

"Apa sih garong,datang tak di antar pulang tak dipedulikan maksud lo ngomong gitu apaan?" menatap datar.

"Lo nyuap satpam kan supaya bisa masuk kesekolah ini?" menatap tajam.

"Maaf Nona Lili..." menatap name tag.

"Jey gak usah ngikut ini urusan gue sama ni garong!" ucap Vey santai.

"Lantas lo mau apa kalo gue nyuap?" tanya Vey.

"Gue laporin lo,emang apa lagi gue sih harap pihak sekolah tegas dan tak memandang tahta yang gini kudu dimusnahkan karna meresahkan sekolah!" ucap Lili dengan bersungut-sungut.

"Li dia..."

"Diem Jen,orang kek dia patutnya di kentutin biar tau diri." ucap Lili geram.

Mendengar perkataan gadis itu membuat Vey hanya menahan tawa karna menjaga image.

"Heh garong lo gak ngaca,fitnah orang tanpa bukti gak baik!" ucap Vey.

"Gue ada bukti ya Siluman,nih temen setia gue Jen bilangin kalo lo bukti liat dia kasih duit!" ucap Lili menantang.

"Gue boleh jujur gak Li?" tanya Jeni ragu.

"Jujur aja Jen,lo gak perlu takut kalo ni cowok ngacem lo karna gue selalu ada di belakang lo emm maksud gue setia di samping lo!" ucapan Lili masih menjadi perhatian Vey yang berusaha menahan tawa.

"Gue jujur tadi gue gak liat cuman gue iyain saat lo bilang dia nyuap satpam karna gue percaya sama lo." ucapan Jeni membuat Lili membulatkan mata.

"See,temen lo aja gak liat terus buktinya apa kesetiaan temen hahaha...lo gak akan kuat kalo modal omdo garong!" ucap Vey meledek dan sedikit menundukkan kepala agar sejajar.

"Lo gak bisa lawan gue kalo lo lupa gue anak pemilik sekolah ini." mengacak rambut Lili.

"Dasar Siluman huh gue sumpahin jodoh lo cewek bar-bar biar lo terus diusik!" teriak Lili kesal dan Vey jelas mendengar itu hanya tersenyum sambil menyakukan tangan ke saku celananya.

"Gila tu cewek berani amat sama lo!" ucap Jeymin menggeleng.

"Namanya juga cewek bar-bar." ucap Vey diangguki Jeymin namun belum jauh beberapa langkah.

Blatkkk

Sebuah benda mengenai kepalanya membuatnya meringis dan mengepalkan tangan.

"Makan tuh barang lo,yang kangen sama pemiliknya yang bernama Sang Siluman!!" teriak Lili dan menarik Jeni pergi menjauh sambil berlari.

"DASAR GARONG GUE SUMPAHIN LO JODOHNYA BUKAN COWOK YANG LO SUKA!!" teriak Vey dengan berapi-api.

"Bro itu dompet sama ponsel lo." ucap Jeymin.

Bersambung...

PEDANG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang