"Kak Chan..."
Keduanya terdiam saat manik keduanya saling bertabrakkan, tidak ada diantara mereka yang membuka suara lagi. Sementara itu, kedua anak kembar yang sedang memegang tangan papa mereka itu beberapa kali melihat ke arah sang papa lalu pada 'om' yang baru saja mereka temui.
Merasa tidak tahan melihat sang papa diam terus seperti bengong akhirnya keduanya buka suara membuyarkan pikiran Chan dan Minho. "PAPA!! AYO PULANG!!" teriak Jeongin dengan lantang sambil menarik lengan kiri sang papa, membuat Minho tersentak kecil.
"Iyaaaa, ayo pulang paaaaa~" rengek si bungsu sambil ikut menarik-narik tangan kanan Minho.
"Hah? A-ah oh iya, mau pulang sekarang?" tanya Minho pada kedua putranya. "IYA!!" jawab keduanya serempak dengan lantang. "Yaudah, ayo pulang yuk. Nggg...kak..Chan? Aku duluan ya kak" pamit Minho sambil membungkuk kecil.
Minhopun membalikkan badannya bersama dengan kedua putranya hendak melangkah pergi tapi dengan cepat Chan langsung mendekat ke Minho. "Tunggu!" cegat Chan sambil memegang pergelangan tangan Minho.
"Kak-"
"Bisa kita bicara? Sebentar saja, aku mohon"
Minho terdiam, apa yang harus dia lakukan sekarang? Jujur, dia ingin mendengarkan apa yang ingin Chan bicarakan. Tapi di sisi lain anak-anaknya sudah merengek minta pulang. "J-Jeongin, Jisung, apa kalian mau bermain sebentar lagi di sini?"
"Nggak mauuuu, Icung capeeeek~"
"Iya paaa, kaki Jeongin juga pegaaaal~"
"...baiklah, kita pulang sekarang. Kak"
"Hm?"
"Ayo ikut, ke rumah. Bicara di sana saja"
"Eh?"
==== 𝒫𝑒𝓁𝓊𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝒯𝑒𝓇𝓁𝑒𝓌𝒶𝓉𝓀𝒶𝓃 ====
"Yeee! Sudah sampai!!"
"Jeongin! Jisung! Cuci tangan, cuci kaki dulu! Kalau bisa mandi sekalian!"
"YAAA!!" jawab keduanya dari lantai atas rumah. "Silakan duduk kak" ucap Minho mempersilahkan Chan untuk duduk setelah mereka menggantung mantel dan syal mereka. "Makasih"
"Ngg..mau bicara tentang apa?" tanya Minho setelah duduk di sebelah Chan tapi tetap menjaga jarak. "Ak-"
"PAPAAAA!! ICUNG MAIN SABUUUUN!!"
"IH, NGGAK PAPAA KAK JEONGIN BOONG!!"
"IH, ICUNG NGGAK BOLEH BOONG!!"
"TAPI TADI KAKAK SENDIRI JUGA MAIN AIR!!"
"Astaga... sebentar ya kak" Minhopun dengan cepat langsung berlari kecil ke lantai dua setelah meningar perdebatan anak-anaknya. Sementara Chan langsung memegang dadanya dan menghela nafas, dia gugup bukan main sekarang.
.
.
.
"Maaf lama ya kak. Maklum, anak-anak kadang susah dibilangin" ucap Minho sambil kembali duduk di tempatnya. "...mereka... anak kandung kamu?" Tanya Chan dengan ragu. "Ah..." Minho menggeleng, "Bukan, mereka bukan anak kandung aku. Mereka anak angkat yang aku adopsi satu setengah tahun yang lalu, waktu mereka umurnya masih 2 tahun setengah"
"Ooh" koor Chan sambil mengangguk-angguk. "Tadi kakak mau bicara apa?" Tanya Minho kembali. "...aku mau minta maaf sama kamu, Min" jawab Chan sambil menunduk, dia tidak berani menatap mata Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluang yang terlewatkan [C O M P L E T E D ✓]
Fanfiction[[ B A N G I N H O]] [Completed] { ✓ } [Unrevised] Peluang yang Terlewatkan A book written with @Bang_Youngmi 's pure idea NO PLAGIARISM!! BXB! HOMOPHOBIC GO AWAY!! Bang_Youngmi's 5th project!