05

563 76 55
                                    

Chan hanya diam, dia sendiri harus menjawab bagaimana pertanyaan yang kali ini. Memang ya, kepolosan seorang anak dalam bertanya, meminta, dan berharap itu berbahaya :). "Om nda mau jadi papa kak Jeongin sama Icung? :(" 

Chan kini beralih menunduk menatap Jisung yang berada di pangkuannya, bocah empat tahun itu mendongak menatapnya dengan bibir ditekuk yang membuat Chan semakin gelalapan bingung harus jawab apa.

Gimana ya? Bukannya Chan nggak mau :) Tapi Minhonya yang mau nggak? "A-anu..duh, gimana ya..." ucap Chan dengan gagap sambil menggaruk tenguknya canggung. Di mana Minho? Dia ada dibalik dinding, menutup wajahnya yang terasa panas dan merah padam dengan kedua tangannya.

'Anak siapa sih astagaaaa, kenapa polos banget jadi anaaaak' runtuk Minho malu setengah mati karena mendengar celetukkan putra sulungnya. 

"Om nda mauuuuuuu?? :("

Eh, astaga. Minho lagi ngapain sih!! Ini bukan saatnya untuk diam begini! Dia harusnya bantuin Chan ya ampun. "Anak-anak! Kakak! Makanannya udah siap nih. Yuk makan yuk" Minho dengan cepat langsung manggil kedua putranya dan Chan untuk makan malam.

"YEEEEEE!! MAMAAAM!!" kedua bocah empat tahun itu langsung bersorak senang lalu berlari melalui Minho menuju ke meja makan. "Cuci tangan dulu!!" peringat Minho saat kedua putranya itu berlari melaluinya.

Sementara itu Chan langsung menghela nafas lega. "K-kak, ayo makan kak" ajak Minho pada yang lebih tua, "Hah? Ah, iya duluan aja" sahut Chan. 


.

.

.


"Duh, kak Jeongin makannya kok belepotan sih kak?" ujar Minho sambil mengambil sapu tangan lalu mengelap wajah Jeongin yang belepotan saus spaghetti carbonara buatannya. "Jisung juga berantakkan nih" sambung Chan sambil mengelap wajah Jisung dengan penuh kehati-hatian.

"Om! Om! Aaaaa!!"

"Jisung mau suapin om?" Jisung mengangguk semangat atas jawaban dari pertanyaan Chan. Tangannya mengangkat garpu yang sudah ada spaghetti dari piringnya untuk disuapi ke Chan. Chan terkekeh, sebelah tangannya dia baca mengelus surai Jisung yang duduk di sebelahnya.

"Makasih ya? Tapi Jisung makan sendiri aja, biar cepat besar"

"O-om nda mau di cuapin icung? 🥺" ondeh mak, ini macam mane pula mau tolak? Terlalu imut :"

"N-nggak, bukan gitu maksudnya. Yaudah yaudah, sini sini aaaaa" Chan langsung mencondongkan badannya ke depan dan membuka mulutnya, Jisungpun dengan senang langsung menyuapkan spaghetti pada Chan.

"Makasih ya" ucap Chan mengelus kepala Jisung. "Yeee! Nanti Icung bisa cerita ke teman-teman kalau Icung pernah suapin ayah juga!!" celetuk Jisung sambil mengangkat kedua tangannya. "UHUK!!" 

Chan sama Minho langsung tersedak saat mendengar ucapan Jisung yang begitu polosnya. Astagaaa Jisung dan Jeongin diam-diam mematikan ya :) Kecil-kecil cabe rawit ini bocah-bocah.



==== 𝒫𝑒𝓁𝓊𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝒯𝑒𝓇𝓁𝑒𝓌𝒶𝓉𝓀𝒶𝓃 ====



"A-anu, kak. Maafin anak-anak ya, ucapannya nggak usah dimasukin ke hati" cicit Minho pelan dengan canggung dan ragu tanpa menghentikan aktivitas mengelap piring-piring. "Nggak papa kok, aku ngerti. Mereka kan masih kecil juga" jawab Chan maklum.

Peluang yang terlewatkan [C O M P L E T E D ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang