Sequel pt.2

251 43 2
                                    

TIGA HARI TANPA AYAH pt.2


"Jisung, Jeongin kenapa kalian belum tidur?" tanya Minho sambil masuk ke kamar kedua putranya saat dia melihat lampu kamar anak kembar itu masih menyala dari celah pintu. 

Saat masuk ke dalam dia melihat Jisung sedang memeluk figura yang memajang wajah Chan, sementara Jeongin sedang memeluk buku bergambar. 

"Anak-anaknya papa kanapa belum tidur hm?" tanya Minho dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang Jeongin dan Jisung. Sekarang sudah jam 9 lewat, waktu tidur Jeongin dan Jisung sudah lama lewat.

Harusnya mereka sudah tidur seperti Miyoung yang baru saja tertidur setelah Minho timang-timang. "Jisung....kangen ayah..." cicit Jisung pelan, pelukannya pada figura itu mengerat. "Jeongin juga...sepi... nggak ada ayah"

"Iya, papa mengerti. Tapi harusnya Jeongin dan Jisung kan sudah tidur? Kenapa masih bangun? Itu ngapain juga kalian meluk buku sama figura foto ayah hm?"

"Jisung kangen ayah, papa. Biasanya ayah temenin Jisung sama kak Jeongin sampai kita bobo. Biasanya Jisung selalu lihat wajah ayah yang senyum sebelum tidur. Biasanya ayah bakal peluk dan cium Jisung sama kak Jeongin..."

"Iya... biasanya ayah bakal bacain Jeongin sama Jisung buku sampai Jisung sama Jeongin ngantuk, habis itu ayah bakal peluk dan cium, bilang 'Ayah will always love you jagoan-jagoan ayah setiap malam, bakal selimutin Jeongin sama Jisung, habis itu nyanyiin lagu sampai Jisung dan Jeongin bobo"

Minho terdiam, sejak kapan Chan melakukan semua ini menjadi rutinitas? Chan selalu melakukan ini sementara dia menidurkan Miyoung? Berapa banyak hal yang dia lewatkan?

"Hmm...yasudah. Karena hari ini ayah nggak ada, papa yang bakal gantiin ayah. Ayo sini, mana bukunya"

Jeongin memberikan buku di pelukannya pada Minho, Minho mulai membacakan buku bergambar itu. Saat dibuka halaman paling pertama, ada pesan kecil.

'Untuk jagoan-jagoan kesayangannya ayah, kak Jeongin dan Abang Jisung. Ayah will always love you'

"Aaah, ini hadiah dari ayah?" 

Jisung mengangguk, "Itu hadiah dari ayah. Waktu kak Jeongin sama Jisung dapat 5 sticker bintang dari TK karena jadi anak baik" jawab si anak tengah. "Hmm... papa mulai ya?"

Kata demi kata Minho baca, sampai akhirnya cerita itu selesai dibacakan dan kedua mata anak kembar itu sudah salu menahan kantuk. Minho kemudian memeluk dan mencium keduanya tak lupa menyelimuti mereka persis seperti yang Chan lakukan.

Sebuah lagu pengantar tidur dia nyanyikan sampai akhirnya kedua anak kembar itu benar-benar tertidur barulah Minho keluar kamar kembali ke kamarnya. Kamarnya juga terasa kosong sekali. Biasanya Chan sudah akan berada di dalam.

Dengan timing yang sangat pas, handphone miliknya berdering dan dengan secepatnya dia mengangkat panggilan itu.

"Halo, malam sayang"

"Malam juga....kak Chan..."

"Hng? Bukan ayah?"

"Suka sukalah!!"

Chan tertawa di sebrang sana, membuat Minho tersenyum. "How's your day sweetheart?"

"It was...great...but not perfect..."

"Hm? Apa ada masalah? Kenapa tidak sempurna?"

"Karena tidak ada kakak, rasanya sepi..."

"Well, I'm sorry dear. But I can't help it"

"Aku tau, aku tau. Tidak apa, hanya tiga Hari. Aku pernah tidak bertemu denganmu selama 2 tahun kan? Hehehe"

Peluang yang terlewatkan [C O M P L E T E D ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang