"Astaga Chan! Ayo bawa masuk dulu teman kamu itu! Lihat, kakinya berdarah!"
"Iya, ma"
Chan dengan sigap langsung menggendong Minho yang sudah kembali terkulai lemas bridal style ke dalam rumah diikuti oleh Hyunjin di belakangnya. "Tidurkan dia di kasur ini dulu, mama mau ambil kotak p3k. Kaki teman kamu terluka"
Sesampainya di kamar untuk tamu, Chan langsung menidurkan Minho di atas kasur. "Astaga kak Minho...maaf kak, ini semua salahku. Harusnya aku nggak ninggalin kakak sendirian di sana meski cuma sebentar hiks"
Hyujin mulai terisak karena merasa bersalah, harusnya dia ajak saja Minho untuk ikut dengannya walaupun harus beralasan takut dan akan ditertawakan Minho nantinya. Kalau saja dia tadi tidak meninggalkan Minho sendirian. Pasti Minho sekarang sedang bersama, masih mengobrol bersamanya.
Dan tidak usah mengalami hal yang membuat phobia yang dimilikinya itu terulang. "Hei, sudahlah. Jangan menangis, ini bukan sepenuhnya salahmu" Chan menepuk pundak Hyunjin berusaha menenangkan sepupunya itu.
Tak lama kemudian, mama Bang kembali sambil membawa kotak p3k. Mama Bang kemudian dengan telaten langsung membersihkan dan mengobati luka di kaki Minho. "Hyunjin, berhentilah menangis nak. Tante tau kamu merasa bersalah, tapi ini nggak sepenuhnya salahmu"
"Tapi tanteee-hiks ini pasti nggak akan terjadi kalau Hyunjin nggak ninggalin kak Minho sendirian tadi! Harusnya Hyunjin bareng sama kak Minho terus hiks"
"Iya Hyunjin, tante pahaam. Tapi apa gunanya kamu menangis menyesal sekarang sayang? Dengan kamu menangis, apa waktu bisa diputar kembali sehingga kejadian tadi tidak terjadi? Tidakkan sayang?"
"Hiks...hueeeeeeeeee!"
"Dududuuh, cengengnya keponakan tante yang satu ini. Ayo ayo sudah nangisnya, nanti wajah cantikmu bengkak loh"
'Tok tok tok'
'Ckleck'
Pintu kamar terbuka menampilkan Changbin yang mengintip masuk ke dalam bersama dengan Hannah dan Lucas. Chan kemudian mendekat ke pintu lalu membuka pintu menandakan ketiganya boleh masuk ke dalam.
"Heh, si bawel kenapa nangis?"
"HUAAAAAAA KAK CHANGBIN IH!!"
"Changbiiiin, kamu ini. Temannya nangis masih aja diledekin!" omel mama Bang. "Bukannya ngeledek tante, tapi kan biasanya juga Changbin panggil dia 'si bawel' " sahut Changbin sambil menggaruk tenguknya.
"Udah deh, nih bawa teman kamu. Tenangin dulu sana" titah mama Bang yang langsung dituruti oleh Changbin. Changbin membawa Hyunjin keluar kamar ke ruang keluarga. Changbin udah sering main ke rumah Chan, jadi udah berasa rumah sendiri.
"Eh, Lucas! Jangan dipegang!!" omel mama Bang pada putra bungsunya saat melihat Lucas sedang menoel-noel kaki Minho yang diperban. "Maaf, ma" ucap sang anak bungsu sambil senyum. "Padahal tadi aku cariin kak Minho mau bilang makasih udah ngasih kado. Waktu udah ketemu malah nggak bisa ngucapin"
Ucap Hannah sambil menggembungkan pipinya kesal. "Hei, yang lagi ulang tahun kok malah cemberut mukanya? Senyum dong senyuuum" Chan dengan usil langsung mencubit kedua pipi adik perempuan satu-satunya itu membuat Hannah langsung berteriak sakit lalu menepis tangan kakaknya.
"KAK CHAAAN!!"
"HUSH! Kalian ini, ribut terus! Mau diribut di luar saja sana! Nanti ganggu Minho!!" omel mama Bang ke sekian kalinya pada anak-anaknya.
==== 𝒫𝑒𝓁𝓊𝒶𝓃𝑔 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝒯𝑒𝓇𝓁𝑒𝓌𝒶𝓉𝓀𝒶𝓃 ====
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluang yang terlewatkan [C O M P L E T E D ✓]
Fanfiction[[ B A N G I N H O]] [Completed] { ✓ } [Unrevised] Peluang yang Terlewatkan A book written with @Bang_Youngmi 's pure idea NO PLAGIARISM!! BXB! HOMOPHOBIC GO AWAY!! Bang_Youngmi's 5th project!