13.30, 28 - 06 - 20XX, Australia
Minho kini tengah berada dalam ruang rias, pemuda manis itu berjalan mondar mandir ke sana kemari berusaha menenangkan perasaannya yang gugup bukan main. Ya, Hari ini hari pernikahannya dengan Chan.
Akhirnya hari ini tiba juga, dari hari saat Chan yang langsung gas melamarnya di hari mereka bertemu lagi setelah dua tahun lamanya. Chan benar-benar melakukan semuanya dengan serba cepat.
Dua hari setelah melamar, Chan datang ke rumahnya dan kembali melamarnya dengan lebih serius. Kali ini dia membawa kotak beludru berisi cincin yang begitu indah, dan cincin itu akan melingkar di jari manis kirinya mulai hari ini.
"HUAAAAAA NGGAK BISA NGGAK BISAAAA" jerit Minho berusaha menahan rasa gugupnya. "Santai dikit dong kak astaga, mau nikah hari ini tapi kelakuannya masih kayak anak perawan" Minho secara refleks langsung menoleh ke arah pintu.
Di sana Hyunjin sudah berdiri dengan senyuman miringnya, pemuda itu bersandar pada daun pintu. "HYUNJIN!!" Minho langsung mendekat kemudian memeluk Hyunjin dengan erat, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Hyunjin.
Selama ini mereka hanya bisa berhubungan melalui aplikasi chat dan via video call itupun tidak bisa lama dan sering karena pulsa yang digunakan akan banyak sekali. "Mana Changbin? Changhyun ikut juga nggak?"
"Ada, cuma dia ke kak Chan. Nih, Changhyun" jawab Hyunjin sambil menujukkan bayi berumur 9 bulan yang sibuk mengemut jari telunjuknya. "Duuuh, astaga gembulnyaaaaa. Mirip kamu banget Changhyun"
Minho menguyel-uyel pipi embul Changhyun dengan gemas. "Ya baguslah mirip aku, daripada mirip kak Changbin nanti mukanya kayak preman" sahut Hyunjin. "Aku dengar loh sayang" ujar Changbin yang ternyata sudah ada di belakang Hyunjin, entah sejak kapan.
Pemuda berwajah sangar tapi berhati 'Hello Kitty' itu kemudian memeluk sang istri dari belakang. "Emang kenyataannya gitu kan?" ucap Hyunjin pada Changbin. "Eh, kak anak-anak kakak mana? Aku nggak pernah lihat mereka loh"
"Sebentar, Jisung! Jeongin!" panggil Minho pada kedua putranya yang satu ruang ganti dengannya.
'Bruk!'
"Eh eh eh!" tubuh Minho langsung oleng seketika lantaran sang putra bungsu langsung berlari menabrak lalu mameluk kakinya erat dan bersembunyi di balik kaki Minho. Untung saja Minho denga siga langsung menyeimbangkan tubuhnya.
Kalau tidak mungkin saja dia akan menubruk Hyunjin yang sedang menggendong Changhyun. Jisung anak yang pemalu, makanya biasanya dia akan bersembunyi di belakang Jeongin atau Minho.
Tapi sepemalu-pemalunya Jisung, dia tidak pernah membantah saat Minho memanggilnya. Makanya dia tetap menghampiri Minho tapi dia berlari lalu langsung memeluk kaki MInho bersembunyi.
"Kak Jeongin mana sayang?" tanya Minho dengan lembut saat menyadari si sulung tidak datang saat dipanggil. "T-tidur" jawab Jisung dengan pelan. "Kamu tunggu di sini ya? Papa mau lihat kakak"
Minho kemudian pergi ke dalam untuk melihat Jeongin, sengaja biar Jisung mandiri sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluang yang terlewatkan [C O M P L E T E D ✓]
Fiksi Penggemar[[ B A N G I N H O]] [Completed] { ✓ } [Unrevised] Peluang yang Terlewatkan A book written with @Bang_Youngmi 's pure idea NO PLAGIARISM!! BXB! HOMOPHOBIC GO AWAY!! Bang_Youngmi's 5th project!