13//Kantin Dan Pohon Rindang

79 7 0
                                    


KANTIN DAN POHON RINDANG.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━─

Aku selalu ingin bangun lebih pagi dari novita dan mengucap selamat pagi kepada semesta yang telah mendukung hubungan kami berdua. Tapi sayangnya vita selalu bangun duluan dan jika sudah jam 6 pagi, ia pasti menelpon, kalaupun yang ngangkat pasti si bunda.

Aku bertemu vita di gang masuk sekolah, vita yang lebih pendek dariku terlihat jelas berjalan tidak jauh di depanku, langsung ku hampiri ia yang keliatan lemas, ternyata vita lagi flu, aku tau karena aku liat hidungnya yang kembang kempis merah menarik ulur ingus.

"Vitaa sakiit?" Kutanya.

"Aaahh, ngeselin tau ni idung" jawabnya.

"Mau tukeran sama idung aku?"

"Boleh, sini sini" ia berontak mencubiti hidungku.

"Hahaha. Sakit atuh, nanti aku kasih abis makan"

"Bodoamat, udah gak peduli" ia ngambek.

"Masih pagi ngambek" ucapku sambil ngelus kepalanya "nanti gak di temenin lagiii di sekolahnyaa"

"Gapapa, mau sama cowok lain aja"

"Yeehhh, jangan kaya kemaren juga"

"Hehe, maap"

"Kalo bukan cewek aku, udah aku lempar"

"Uuuutututu, sayang"

"Hahaha. Apaaan coba?"

"Kan kalo bayi ngambek suka di gituin, hahaha."

"Jalan dulu yang bener tuh, jangan kaya kura kura"

"Bodooooamaaaat. Hahaha"

Kelas vita sudah pindah, tapi masih lumayan dekat dengan kantin sekolah, hanya berjarak 30kaki mungkin kurasa, aku mengantarnya kesana lalu pergi ke kantin berdua untuk sarapan sambil memegang sisi kepalanya di jalan.

"Apasih, pegang pegang kepala mulu, ahh" kata vita ngambek.

"Kan kalo pegang tangan, kebawahan" jawabku.

"Yehh, sombong, awas aja besok aku tinggi"

"Hahaha. Yakin mau nyusul?"

"Iya dong, tunggu aja"

"Yaudah, buruan atuh jalannyaa" aku sedikit teriak.

"Brisik, udah tau kakinya kecil, ihh" jawab vita dengan geram.

"Hahaha.."

Vita gak pernah banyak mau, sampai sekarang permintaannya gak pernah macem macem, dia juga bilang kalo gak pernah mau ngerepotin cowoknya, "ngapain minta yang aneh aneh, cukup seadanya aja, yang penting bahagia" katanya. Memang kalau ia mau, selalu aku turuti apapun itu, dan memang karena permintaannya itu gak ada yang aneh.

Dikantin saat makan kami membicarakan rangga yang semakin hari seperti orang yang membenciku, entah apa alasannya, aku gak tau pasti.

Selesai makan, hami datang membawa motor mendatangi kami.

"Berdua mulu tiap hari" ucap hami sambil duduk di seberang meja kami berhadapan dengan ku.

"Kan sama cewe mi" jawabku.

"Daripada kaya hami, sendirian terus, hahaha" kata vita.

"Yang mau banyak, cuma ga sreg aja" kata hami.

"Lagian, pilih pilih mulusih" ucapku sambil minum.

"Hahaha. Melati juga cakep tuh giv" hami cengegesan.

LOUGIV ELCANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang