Part 6 [Absurd]

38 6 14
                                    

Yang baik, jangan lupa voment😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang baik, jangan lupa voment😙

Happy Reading✨

🍁🍁🍁

Upacara bendera telah berlangsung sejak 5 menit yang lalu. Kini semua murid berada di kantin untuk sekedar membeli minum. Sama hal nya dengan Mutiara, dia kini sedang mengantri di kedai Mang Asep si penjual minuman dingin. Sedangkan Caramell, dia sudah duduk di kursi pojok kantin untuk menunggu Mutiara membawakan minumannya.

"Mang Asep, biasa, ya jus jambu dua," ucap Mutiara sembari mengacungkan tangannya tinggi-tinggi, tidak lupa suaranya yang nyaring seperti toa.

"Siap, Neng," sahut Mang Asep dengan mengangkat jempol tangannya.

Mutiara mengangguk dan berjalan mendekati meja yang sudah Caramell tempati.

"Mel, ada salam," ujar Mutiara sembari mendudukan bokongnya di sebelah Caramell yang sedang memainkan ponsel miliknya.

Caramell menoleh kearah sahabat se-orok nya itu. "Apa, Mut?"

"Ada salam," ulang Mutiara.

"Dari?"

"Mala," jawab Mutiara dengan terkekeh kecil.

"Mala pacarnya si playboy kera itu?"

"Playboy kera?" tanya Mutiara yang sudah tertawa sejak tadi.

"Itu loh Aldenant, masa lo nggak tau?"

"Ohh, bukan Mala itu!"

Caramell menyergit heran. "Terus siapa?"

"Itu Malaikat maut, haha," ucap Mutiara yang tawanya sudah terpingkal-pingkal. Enak sekali mengerjai sahabatnya ini.

Caramell berdecak kesal, ia menarik napasnya dalam setelah itu menghembuskan napasnya kasar. "Tau nggak, Mut?"

"Nggak."

"Belum selesai gue!"

"Iya, iya, apa?"

"Garing!"

"Dih. Tau nggak, Mel?" tanya Mutiara mengikuti nada bicara Caramell tadi.

"Hemm."

"Apa dulu coba?"

"Apa?"

"Gue ngakak masa liat wajah lo kesel gitu, haha!" kata Mutiara dengan tertawa. Sedangkan Caramell, hanya memutar bola matanya malas.

"Permisi, Neng Muti, Neng Camel," kata Mang Asep dengan membawa nampan berisi dua gelas jus jambu pesanan mereka.

"Eh, nama aku Caramell Mang, panggil Amell aja, bukan Camel," ucap Caramell mengoreksi panggilan yang Mang Asep ucap tadi.

"Mamang teh lebih suka manggilnya Neng Camel," ucap Mang Asep dengan terkekeh. Ia menaruh nampan berisi dua gelas jus jambu itu di meja Caramell.

"Yaudah kali, Mel. Nggak papa," kata Mutiara sembari mengambil satu gelas jus jambu yang berada di nampan, setelah itu meminumnya. "Panggilan kesayangan, iya nggak, Mang?" lanjut Mutiara dengan alis yang ia naik turunkan.

Starting From DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang