Jangan lupa vote and komen
Happy Reading♥
.
.
.Aldenant melihat sekiling, pekarangan luas yang dilengkapi dengan tumbuhan hijau penuh dengan bunga, dan beberapa pohon yang terasa sangat sejuk, tidak lupa juga terlihat ada danau yang sangat luas berada tak jauh dari tepat mereka berdiri sekarang.
"Woanjir, gila!" gumam Aldenant takjub saat melihat pemandangan yang begitu indah.
"Tempat apa, nih?" tanya Aldenant.
Caramell turun dari motor Aldenant, ia berjalan kearah pohon besar, dimana di atasnya terdapat rumah pohon yang sangat menarik dan indah.
"Rumah pohon!" Caramell tersenyum dengan mata yang menatap rumah pohon di depannya.
"Rumah pohon?" ulang Aldenant, ia turun dari motornya dan menghampiri Caramell yang sedang tersenyum bahagia ketika melihat rumah pohon itu.
Caramell menoleh kearah Aldenant, ia berdecak pelan. "Iya, rumah pohon! Make nanya!"
Aldenant menganggukan kepalanya. "Oh, berarti penghuninya pohon family?"
Caramell menyergit, ia tidak paham apa yang pria ini katakan. "Lo ngomong apa, sih?"
"Ck! Lo bilang rumah pohon," ucap Aldenant yang di balas anggukan oleh Caramell. .
"Iya, terus?"
"Nabrak!"
"Serius!"
"Lo mau gue seriusin? Ayo aja si, secara gue ganteng gini," ucap Aldenant kepedean, ia menyisir rambutnya ke belakang menggunakan sela-sela jarinya.
Caramell langsung memukul lengan Aldenant cukup keras. "Tolong, ya, Mas-nya minta di bacok bagian mana, nih?"
"Bagian hati boleh, Mbak?" Aldenant mengikuti gaya bicara Caramell dengan ekspresi yang ia alay 'kan.
"Oh, hati? Boleh sekali, sini!"
Bukannya memberikan hati, Aldenant malah berbalik dan menyodorkan bokongnya pada Caramell. Sontak Caramell terkejut dan langsung menabok bokong Aldenant cukup keras.
Aldenant meringis, sesekali ia mengusap-usap bokongnya yang terasa sedikit panas. Ia berbalik menatap Caramell dengan tatapan mata yang tajam.
Saat Aldenant akan membuka suaranya, Caramell lebih dulu berlari menuju tangga untuk menaiki rumah pohon.
"Apa?! Ayo sini! Gue nggak takut, ya, sama modelan kaya lo!" ucap Caramell dengan memeletkan lidahnya, mengejek.
Saat ia ingin melanjutkan aksinya menaiki rumah pohon, kakinya tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri.
Aldenant yang melihat tingkah Caramell sedari tadi, ia membulatkan matanya saat ia melihat Caramell akan terjatuh.
"Caramell!"
🍁🍁🍁
"Kelakuan gue waktu itu kurang ajar, ya, Mut?" tanya Raffa pada Mutiara.
Saat ini Raffa sedang berada di kediaman rumah Mutiara. Hari ini, setelah pulang latihan basket, Raffa sengaja mampir dulu ke rumah Mutiara untuk menanyakan beberapa pertanyaan mengenai masa lalunya.
Awalnya, Mutiara menolak kedatangan Raffa, karena tadi ia sedang asiknya menonton drama korea di siang hari, tiba-tiba saja Raffa mengganggunya dan memintanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan masa remaja labilnya dulu.
Untung saja, Raffa menerima syaratnya untuk membelikannya es krim dan beberapa cemilan agar ia tidak terlalu bosan atas pertanyaan yang Raffa berikan. Lumayan, cemilannya buat stok nonton Drakor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting From Dare
Teen Fiction[Ketika cinta datang tanpa sadar] Berawal dari dare, membuat dua insan yang bertolak belakang menyatu. Ini bukanlah kisah cinta yang memiliki banyak keistimewaan. Tetapi, ini hanyalah kisah cinta yang masih memiliki banyak kekurangan. Hanya karena...