BAB 09

341 59 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seoul, 13 Januari 2010.

21:00 KST.

Kim Jaejoong menendang udara karena kesal, teramat marah pada kehidupan yang tak berpihak padanya. Sekarang Jaejoong hidup terlunta-lunta sendirian di dalam apartemen, tentunya sebagai pengangguran. Jaejoong telah berusaha mencari jati dirinya seperti yang disuruh Jihoon, namun dia tidak menemukannya di berbagai bidang pekerjaan.

“Aish.”

Jaejoong mengacak rambut, lekas berjalan ke luar untuk mencari udara segar. Apartemennya terasa pengap walau malam hari, sempat membuatnya sesak napas. Bukan karena kecil atau kumuh, namun karena terlalu besar untuk di tempati sendirian.

Jaejoong masuk ke dalam sebuah minimarket yang berada tak jauh dari kawasan apartemennya. Mengambil minuman soda serta satu cup ramen. Beralih duduk di luar sambil memakannya.

“Hidup ini mengerikan,” bisik Jaejoong mengaduk ramen saat sudah matang, menyeruputnya dengan tak sabar. Saat fokus pada makanannya, kursi di depannya bergeser. Seorang pria berseragam polisi hadir di sana, tengah menelepon dengan seseorang.

“Aku mengerti eomma, tenang saja.” Pria itu tersenyum manis, sempat menambah perih di hati Jaejoong. Dia menghentikan suapan, lekas menyandarkan punggung untuk menatap pria itu sepenuhnya.

“Aku sedang beristirahat, dan berencana makan.” Lagi dan lagi pria itu tersenyum, hidupnya tampak bahagia. Berbeda sekali dengan jalan hidup Jaejoong, semuanya selalu menyedihkan.

“Nde, aku mengerti.” Pria itu mematikan sambungan, lekas memasukkan ponsel ke dalam saku seragam. Sempat membungkuk sopan ke arahnya lalu berdiri untuk masuk ke dalam minimarket.

“Kau ingin seperti dia?” tanya sebuah suara.

Jaejoong mengernyit bingung, presensi Lee Dongwook mengisi kursi yang tadi di tempati pria berseragam polisi. Senyum manis Dongwook hadir, hingga menyebabkan Jaejoong semakin tak mengerti. Mereka belum pernah berbicara selama bertemu, Jaejoong hanya sekedar mengenal Dongwook sebagai sekretaris terpercaya dari Jihoon.

“Bagaimana bisa anda ada di sini?” tanya Jaejoong sopan, sontak Dongwook terkekeh.

“Aku hanya ingin memberimu kesempatan untuk hidup lebih baik,” gumam Dongwook melipat tangan.

“Maksud anda?” tanya Jaejoong tak paham.

“Kau ingin menjadi polisi bukan? Aku bisa membantumu,” ujarnya lagi. Jaejoong menegakkan tubuh, meneliti wajah Dongwook yang nampak serius.

“Bagaimana caranya?” tanya Jaejoong menelengkan kepala.

“Singkirkan Park Jihoon,” bisik Dongwook secara pelan.

Comely PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang