"Aku akan mengeluarkannya dari perusahaan!"
Jiyeon berdiri memandang seluruh orang yang duduk di depannya. Ada sang kakek, Seojoon, Inna dan keluarga Eunwoo. Setelah menemukan alat penyadap di kamarnya, Jiyeon langsung mengumpulkan semua orang di rumah Eunwoo untuk melakukan rapat. Semuanya harus diselesaikan, Jiyeon tidak mau lagi menunda-nunda. Sudah cukup Dongwook bersenang-senang selama sepuluh tahun, sekarang biarkan dia mempertanggungjawabkan semua dosa yang telah dia perbuat.
"Jiyeon, bukankah itu terlalu tergesa-gesa?" Insung berseru tak setuju. Dari yang dia tahu, Dongwook adalah tipikal orang yang sangat peka. Sedikit saja Jiyeon melakukan kesalahan, maka ia bisa ketahuan. Insung hanya tak ingin Jiyeon dalam bahaya untuk yang kesekian kalinya.
"Appa, aku sungguh membencinya sekarang." Jiyeon tak lagi melembutkan nada suara. "Bagaimana bisa dia membohongiku. Pantas saja di selalu tahu rencana yang akan aku lakukan. Dia sengaja meletakkan alat penyadap di kamarku." Getaran dalam suaranya benar-benar terdengar memilukan. Dari semua orang, Jiyeon adalah pihak yang paling dirugikan dari perbuatan Dongwook. Tak hanya kehilangan sosok ayah dan ibu, mentalnya juga diserang dengan tak berperasaan. Belum lagi kebohongan Dongwook yang sempat membuat Jiyeon terlena hingga lupa diri.
"Dia bahkan baru menggantikan mu menjadi direktur utama, akan sangat aneh jika kau tiba-tiba mengeluarkannya dari perusahaan."
Perkataan Seojoon ada benarnya, sekarang semua orang jadi terdiam untuk memikirkan segala konsekuensi yang akan terjadi. Bertahun-tahun terlihat tidak bersalah, dan malah menjadikan Haejoon sebagai kambing hitam membuat mereka semua menyadari jika Dongwook bukan lah sembarangan orang, dia monster.
"Seojoon benar."
Kakeknya ikut bersuara. Pria paruh baya itu terlihat jelas sekali kelelahan. Fisiknya sudah cukup rentan, dan Jiyeon dibuat sangat cemas dengan kesehatannya. Tapi, jika kakeknya tidak mengetahui yang sebenarnya terjadi, Jiyeon takut jika nanti kakeknya akan merasa bersalah seumur hidupnya karena membiarkan pembunuh anak dan menantunya masih berkeliaran dan bersenang-senang di sekitar mereka. Maka dari itu, mau tak mau kakeknya harus terlibat.
"Kita harus berhati-hati," lanjutnya menghela napas. "Pura-pura tidak tahu saja dulu, kita ikuti permainannya." Donghwan tersenyum tipis, senyuman yang menurut Jiyeon sangat menyedihkan. Maka karena tak ingin semakin bersedih melihat raut wajah itu, Jiyeon memutuskan untuk mengalah, ia duduk kembali pada sofa di samping Inna.
"Pokok permasalahannya ada pada paman Jaejoong. Kita harus menemukannya."
Semua mata tertuju kepada Eunwoo yang berdiri berdampingan dengan Seojoon. Pria tampan itu sempat menimbang-nimbang apa yang perlu disampaikannya. Terlihat hati-hati sekali dalam mengambil keputusan. Dan Eunwoo memang seperti itu, dia sangat mirip dengan ayahnya.
"Benar, dia adalah kuncinya. Tapi masalahnya, dia sangat pandai bersembunyi hingga kita tidak bisa menemukannya." Insung memijit keningnya. Baginya, semua yang berhubungan dengan Jaejoong sangat misterius dan memusingkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comely Princess
RomanceCover : @GENIUS_LAB Park Jiyeon hanya berusaha untuk mempertahankan haknya dari keserakahan keluarga adik ayahnya. Park Jiyeon hanya berusaha untuk menjaga cinta Cha Eunwoo yang akan direbut oleh adik sepupunya, Park Yeri. Park Jiyeon hanya berusaha...