Ingin sekali rasanya Yedam mengeluarkan kata-kata kasar dan melemparnya pada Haruto. Bukan hanya sekedar mengumpati di dalam hati. Terlalu biasa.
Kekasihnya itu dengan seenak jidat menariknya masuk ke dalam mobil dan membawanya pergi dari kantor.
Tau kenapa?
Karena Haruto meninggalkan berkas yang seharusnya ia bawa untuk meeting sejam lagi di rumahnya. Ia meminta Yedam menemani nya mengambil berkas itu.
Jelas Yedam menolak. Ke rumah Haruto berarti bertemu Jeongwoo. Jangan gila, dia tidak mau jadi pelakor terang-terangan.
Lagipula, kapan Yedam jadi pelakor? Ia bahkan sudah menjadi kekasih Haruto jauh sebelum Haruto bertemu dan menikah dengan Jeongwoo.
Tapi ya- balik ke sifat Haruto yang suka maksa orang. Apa lagi Yedam. Dan- jadilah Yedam mau tak mau harus ikut Haruto.
"Aku tunggu di mobil saja ya,"
Haruto menggeleng.
"Masuk bentar lah. Cuman Jeongwoo paling. Iya kalau di rumah, sapa tau lagi main ke tempat papa sama mama. Lagian di dalem ada Hinata. Sapa tau kangen tuh bocah sama kamu, hyung."
Yedam mengerucutkan bibirnya tak suka. Kenapa ia bisa punya kekasih modelan Haruto? Yang katanya- dambaan kaum hawa.
"Gak mau ah. Males, Ruto," rengeknya.
"Sebentar doang, hyung. Yaksok , serius nih."
Yah- sudahlah. Debat dengan Haruto takkan ada akhirnya.
"Sampai~"
Cup
"Kaja~"
Haruto turun lebih dulu setelah mengecup bibir Yedam singkat. Ia tidak tahan lho kalau di hadapkan Yedam yang mem-poutkan bibir tadi karena kesal.
Untung gak ada niat buat khilaf di dalem mobil.
●○ ○●
Sayangnya, memang realita selalu tak seindah ekspektasi.
Yedam dan Haruto sama-sama tak menyangka bahwa rumah Haruto sedang ramai. Itu berarti bukan hanya ada Jeongwoo dan Hinata di dalam rumah.
Ada orang lain.
Mereka adalah kedua orang tua Haruto dan Jeongwoo.
Tak jauh beda dengan Yedam dan Haruto, orang di dalam rumah juga menatap mereka terkejut. Lebih tepatnya, ke Yedam.
"Aku sudah bilang, aku tunggu di mobil saja," bisik Yedam pada Haruto.
Yedam hendak berbalik dan kembali ke mobil, jika saja Haruto tidak menahan tangannya.
"Apa ini? Watanabe Haruto."
Mereka sama-sama menoleh pada papa Haruto yang berdiri di samping ayah Jeongwoo. Menatap Haruto dan Yedam dengan pandangan tak suka. Tak hanya papa Haruto. Kedua orang tua Jeongwoo juga.
Sedangkan Jeongwoo terlihat menyeringai. Sepertinya, ia tak perlu menguras tenaga untuk meneriaki Yedam. Maybe.
Berbeda dengan yang lain, mama Haruto dan Hinata justru memandang mereka bingung.
"Aku kemari untuk mengambil berkasku. Karena ada banyak, sekretaris ku lebih tau yang mana berkas yang harus ku ambil," jelas Haruto setengah bohong.
Ya- faktanya dia tau berkas mana yang dia bawa. Tapi dia tidak berbohong kalau balik ke rumah dengan maksud mengambil berkasnya.
"Tapi, kenapa anak itu harus ikut? Dia kan bisa memberi tahu ciri-ciri berkasnya," celetuk ibu Jeongwoo.
"Kami berencana sekalian berangkat ke tempat meeting," bela Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Selfish• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionYedam lelah dengan terus-terusan jadi pihak yang mengalah. Ia ingin merasakan bagaimana egois itu. Tak peduli apa kata semesta, ia hanya ingin egois dengan mempertahankan Haruto, seperti Haruto yang juga egois karena tak melepaskan Yedam. . . . ➷...