Keita- namja Jepang itu menurunkan tubuh Yedam di sebuah sofa di ruang keluarga.
Mansion itu adalah mansion milik sepupu Keita yang ada di Korea Selatan. Keita bisa berada di acara itu karena ia juga punya perusahaan di Korea Selatan. Sama seperti Haruto. Di kalangan pebisnis luar seperti Guanlin, nama Keita begitu dikenal. Ia banyak melakukan kerjasama dengan pebisnis luar.
Sungguh suatu kebetulan semesta mempertemukan kembali dirinya dengan Yedam.
"Yedam?"
Keita menangkup pipi Yedam yang dingin. Bibir namja itu terlihat membiru. Ia lalu mengambil handuk yang maid nya bawa dan melilitkannya pada bahu Yedam.
Baru saja ia hendak meminta maid nya mencari selimut, pergerakan Yedam menghentikannya.
"Yedam? Kau-"
"Menjauh-"
Yedam membuang pandangan sayunya ke arah lain. Kalimat terimakasih miliknya tertahan. Bukan Yedam sekali yang ramah dan ringan mengucap terimakasih juga maaf.
Mengetahui siapa orang yang menolongnya, membuat Yedam enggan mengeluarkan kalimat terimakasih nya.
Keita yang melihat itu, jadi bungkam. Ia menunduk sejenak dan kembali menatap Yedam.
"Maaf," ujar Keita pelan sembari menggerakkan tangannya, hendak meraih tangan Yedam.
"Jangan- sentuh aku," tegas Yedam yang memejamkan matanya kuat. Menahan segenap air mata yang mendesak keluar.
Ingin sekali rasanya Yedam pergi berlari dari hadapan Keita. Terkutuklah energinya yang hilang entah kemana.
Grep
"Kumohon- maafkan aku.."
Yedam menggeleng ribut. Ia meronta, berusaha melepaskan pelukan Keita. Lagi. Ia merutuki energinya yang tersisa. Tak mampu mendorong Keita menjauh.
Hatinya sakit. Dadanya yang sesak karena air kolam sempat masuk, kembali sesak karena Keita. Matanya benar-benar memanas.
Ia benar-benar membenci semesta yang kembali mempertemukannya dengan orang yang selalu ingin Yedam hilangkan dari ingatannya.
"Lepas-" lirih Yedam yang kembali meronta.
Bukannya melepaskan pelukannya, Keita justru mengeratkan nya.
"Damie hyung!"
Kali ini, dengan spontan Keita melepaskan pelukannya. Terkejut dengan teriakan seseorang yang tertangkap indra pendengarnya.
Haruto berlari ke arah Yedam dan memeluknya. Ia terkejut saat sampai di ruangan tempat namja bernama Keita tadi membawanya. Yedam yang ketakutan berada di pelukan Keita. Dan lagi- siapa sih Keita itu? Seenak jidat memeluk Yedam.
"Aku datang," ujar Haruto berbisik pada Yedam yang akhirnya membuat air mata yang Yedam tahan, terjatuh begitu saja.
Tangan Yedam bergerak pelan memeluk Haruto erat. Ia benar-benar senang Haruto datang. Ia takut setengah mati berada di dekat Keita.
"Pulang.."
Haruto mengangguk mendengar lirihan Yedam.
"Oke, kita pulang, ne.."
Tangan Haruto bergerak melepaskan handuk yang melilit pada tubuh Yedam. Menggantikannya dengan jas miliknya. Ia melirik sekilas pada Keita yang terdiam melihat interaksi Yedam dengan Haruto. Bergumam terimakasih dan segera mengangkat Yedam. Lalu beranjak pergi.
Meninggalkan Keita yang kini mengepalkan tangannya kuat.
"Jadi- udah ada orang lain ya? Ku rasa aku memang takkan pernah punya kesempatan kedua ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
•Selfish• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionYedam lelah dengan terus-terusan jadi pihak yang mengalah. Ia ingin merasakan bagaimana egois itu. Tak peduli apa kata semesta, ia hanya ingin egois dengan mempertahankan Haruto, seperti Haruto yang juga egois karena tak melepaskan Yedam. . . . ➷...