.・゜05 ゜・

1K 144 4
                                    

Park Jihoon. Namja yang menghentikan gerakan tangannya pada keyboard laptopnya sejak beberapa saat lalu, memandang heran kedua anak adam yang tengah 'berdiskusi' di hadapannya. Ia melirik namja lain yang duduk di sampingnya.

(Choi) Park Hyunsuk yang juga memandang heran objek yang sama dengan Jihoon tadi.

Mereka lalu saling berpandangan. Jihoon kemudian menggelengkan kepala. Tak mengerti lagi dengan dua insan yang sekali lagi tengah 'berdiskusi' itu.

"Ya kan itu kemungkinan terburuknya, Haruto-nim,"

"Posthink itu perlu, Yedam-ssi,"

"Gin-"

"Hey hey hey! Geumanhae!" sela Jihoon yang kemudian membuat dua orang tadi berhenti adu mulut dan saling membuang muka.

"Kalian diskusi apa debat? Ini berasa olimpiade debat bahasa lho," sahut Hyunsuk.

Tak ada yang menjawab. Keduanya masih diam dengan wajah kesal. Membuat Jihoon menghela napasnya.

"Break dulu meetingnya. Kalian gak lagi di mood bagus kayaknya," ujar Jihoon yang diangguki oleh Hyunsuk.

"Lagi berantem ya?"

"Dare?"/"Nugu?"

Ah- tebakan Hyunsuk benar rupanya. Nada kesal yang Haruto dan Yedam keluarkan, cukup menjelaskannya.

Prok!

"Jja! Mari istirahat sejenak daripada kalian membuat keputusan yang salah," ujar Jihoon tersenyum memutuskan.

Haruto memang sedang dalam langkah awal menjalin kerjasama dengan perusahaan Jihoon yang kini bergabung dengan perusahaan Hyunsuk sejak dua tahun lalu. Karena keduanya sudah menikah tentu saja.

Jadi- Haruto memutuskan meeting biasa dulu dengan Jihoon  bersama sekretaris mereka. Yedam dan Hyunsuk. Hanya- mencoba menyinkronkan jalan kedua perusahaan mereka saja siih.

Well- Haruto baru sekarang ada niat kerjasama sama Jihoon, kakak kelasnya dulu SHS dan jaman perkuliahan, sekarang karena Haruto juga baru dua bulan menjabat menjadi CEO.

"Pesen makan?" tawar Jihoon.

"Yedamie duduk dulu. Chill. Tarik napas dalam, keluarkan perlah-"

"Aku jadi flashback kamu ngelehairin Junghwan dulu, beb. Hehe,"

Plak

"Akh-"

"Gak lucu, Hoon."

Yedam mendudukkan dirinya di kursinya yang sayangnya- di sebelah Haruto. Mengabaikan pertengkarana kecil pasutri di depannya. Ia memilih diam dan membuang muka ke arah yang berlawanan dengan Haruto.

Yah- keduaya memang sedang marahan.

Terkutuklah rasa gengsi mereka untuk meminta maaf lebih dulu.

Haruto yang merasa semua ini salah Yedam, dan Yedam yang merasa semuanya salah Haruto.

Singkatnya, semalam, Doyoung mengantar Yedam pulang sampai apartemen setelah mereka makan malam bersama. Dalam rangka Doyoung lagi pengen traktir-traktir aja sih. Yedam adalah orang yang paling sering Doyoung traktir memang. Sejak dulu.

Lalu- Haruto yang baru saja hendak berbelok menuju basement apartemen Yedam, justru melihat Yedam dan Doyoung yang mengobrol di depan apartemen. Ia menghentikan mobilnya agak jauh agar tidak terlihat, untuk mengetahui interaksi Yedam dan Doyoung. Yah- emang dasarnya Haruto itu cemburuan jika menyangkut Yedam.

Eh, Harutonya kesel pas Doyoung ngusak-ngusak rambut Yedam-nya dan tertawa lepas berdua.

Merasa kesal, Haruto lebih memilih pergi dan mengurungkan niatnya untuk menginap di apartemen Yedam. Takut malah berantem sama Yedam.

•Selfish• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang