Kegiatan reflesing mereka usai. Tinggal satu kegitan yang belum, yaitu makan-makan dengan wali kelasnya.
Acara tersebut diawali dengan bakar-bakar ayam dan dilaksanakan di tepi pantai. Acara itu seharusnya bersama wali kelas, tetapi wali kelas ada kepentingan yang tidak bisa datang. Hal tersebut, membuat kecewa seluruh murid kelas XII MIPA 1. Tapi, tak apa. Meskipun wali kelas tidak hadir, acara tersebut masih seru-seru aja. Ya bisa di bilang sedikit kurang. Tapi mau bagaimana pun juga sebagai makhluk sosial ya saling mengerti keadaan.
Acara itu dari pagi, hingga sore. Membuat tubuh mereka sedikit penat. Belum juga naik motor yang dibilang cukup jauh.
Huhhhh
Helaan nafas dari mulut Reina.
"Serasa berkesan di kelas dua belas ini" ujar Reina sambil menggeser-geserkan foto yang diabadikan di ponselnya. Beberapa kegiatan yang mereka lalui ada disitu. Disitu juga wajah mereka berseri. Menandakan bahwa mereka sedang bahagia.
"Apa iya masa-masa SMA itu indah?" tanya Reina menatap langit-langit rumah Reina.
Setelah itu, Reina menarik selimutnya dan terbawa ke alam mimpi.
***
Hari berikutnya, mereka sempat berkumpul lagi di sekolah. Kebiasaan mereka juga seperti itu. Ada waktu yang luang, mereka kumpul-kumpul.
Waktu itu, Reina dan teman-temannya berada di sanggar pramuka. Entah mengapa sanggar pramuka adalah tempat yang paling asik bagi mereka. Disitulah mereka curhat-curhat dan sebagainya.Siang harinya, Reina melihat Nicko pulang dari latihan basketnya dengan wajah yang berbeda dari sebelumnya. Wajahnya yang ceria itu, hilang. Sifatnya yang care itu, entah kemana. Dan bisa di tebak, Nicko sedang ada masalah. Dari wajahnya aja sudah bisa di tebak kalau masalahnya itu tidak biasa.
"Hey kenapa dengan Nicko" ujar Henysha melihat Nicko yang sedang berjalan didepan mereka kumpul tapi ia tidak menyapanya sama sekali.
"Ada masalah kali" jawab Reina sambil melahap makanan yang ada di depannya.
"Beda banget dari biasanya" ujar Henysha. Ya, biasanya Nicko saling menyapa entah itu siapa yang ada di tempat ia berada.
***
Sang mentari sebantar lagi akan di gantikan oleh cahaya bulan. Yang artinya hari mulai sore. Kini seorang gadis duduk di kasur dengan bersandar dinding dan menatap novelnya. Sangat asik dengan novelnya hingga ia tidak tahu kalau ada notif yang masuk keponselnya.
"Huhh jam berapa sih ini" Reina mencari ponselnya yang tergeletak di tempat tidurnya.
"Hah?" Reina kaget ada notifikasi dari Nicko yang tidak seperti biasanya.
Notifikasi saat ini sangat berbeda.
Nicko!
Ponsel lu tadi siapa yang minjam?
Re?
Jawab! Rein!Ya sedikit aneh bagi Reina. Karena Nicko jarang sekali chat gituan.
Nicko!
emang kenapa?
Balasan pesan yang diketik Reina.
Pacar gua tahu kalau kita berboncengan pas waktu itu
hah? kok bisa?
jadi ini yang bikin lu murung tadi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Aneh
Teen FictionKisah cinta itu seperti halnya bertanam dan akhirnya berbuah lebat. Yang bisa membuat semua orang merasa senang. Namun, ada kalanya tanaman yang bertumbuh lebat tiba-tiba mati. Itu sama halnya dengan rasa sakit dalam kisah cinta itu. Apa daya seseo...