Dengan langkah gontai, Reina menuju kekamar mandi. Mengingat hari ini hari minggu, ia tidak mandi. Ia hanya mencuci muka. Karena menurutnya, mandi di hari minggu adalah suatu hal yang mubazir. Mubazir waktu di kamar mandi dan juga air serta peralatan mandi lainnya. Menurutnya, diluar sana masih ada orang yang kesusahan mencari air bersih. Ada baiknya, Reina menghemat air dengan tidak mandi jika ia akan di rumah tanpa keluar rumah.
"Re, waktunya sarapan" seru Risa dari luar kamar.
"Iya Ma, Reina sarapannya nanti" jawab Reina.
Jiwa Reina saat di rumah dan di sekolah jauh berbanding terbalik. Di sekolah Reina yang suka sarapan pagi-pagi itu, di rumah tidak ada hal yang sama. Bahkan ia lebih sering sarapan digabung menjadi satu dengan makan siang.
Reina keluar dari kamarnya. Ia langsung mengambil sapu lantai dan dilanjutkan menyapu. Ritual dihari mimggunya yaitu menyapu, mencuci bajunya sendiri dan menyetrika. Itu wajib hukumnya bagi Reina.
Setelah pekerjaan Reina selesai, waktu menunjukkan pukul 09:00 WIB. Ia kembali kekamarnya. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di tempat tidurnya. Ada beberapa notifikasi yang menurutnya tidak terlalu penting. Ia langsung membuka apliksi mobile legends. Bermain solo di mode ranked. Dalam hatinya ia pasti bisa.
Victory
"Yes" sorak gembira dari mulut Reina.
***
Sesuai apa yang dikatakan Elvan kemarin, bahwa hari itu ia harus bertemu dengan Reina di sebuah taman. Elvan juga tidak sabar menunggu kedatangannya. Kemarin, ia menentukan waktu bertemunya pada pukul 14:00 WIB. Saat itu, pukul 13:28 WIB ia sudah berada di tempat yang mereka janjikan. Padahal masih 32 menit lagi ia harus menunggu Reina datang.
Waktu terus berjalan dan sampai akhirnya Reina datang dengan mengenakan celana jeans panjang dipadukan dengan sweater dan rambut sebahu yang terurai. Hal itu membuat penampilan Reina sedikit berbeda di mata Elvan. Elvan terdiam terpaku dengan penampilan Reina. Biasanya Reina mengenakan kaos overside dan celana pendek selutut. Sedangkan sekarang, ia nampak tertutup.
"Ada yang salah?" tanya Reina ketika ia merasa dipandang sedemikian.
"Oh nggak, bagus" jawab Elvan yang mulanya berdiri kini duduk di bangku taman.
"Ohh kirain ada yang salah" ujar Reina mengikuti duduk.
"Nggak" ujar Elvan cuek. Emang sifat aslinya juga begitu. Tanggapan Reina, hanya menganggukan kepalanya.
"Oh iya gimana kabar lu?" tanya Elvan.
"Baik, lu?" tanya Reina kembali.
"Seperti yang ku lihat" dengan nada pasrah.
"Bisa aja lu" ujar Reina dengan tersenyum.
Mereka berdua menghabiskan waktu yang cukup lama. Sampai sang senja pun mulai menjeputnya. Hari itu sangat cerah, jadi sang senja terlihat begitu indah.
Saat itu, dimana sang senja sebagai saksi bertemunya kerinduan mereka. Tidak ada yang salah tentang hubungan mereka yang semula pacar berubah teman. Yang salah, saling membenci dan menyakiti.
***
Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me
"Ish lah mana ada yang mau buatin video kek gitu dengan foto gua" ujar Reina ketika melihat video di tik tok.
"Males ah gini-gini mulu dari tadi, cuma lihat ke uwu an orang lain. Mending gua nge-game aja lah" ujar Reina mengembalikan ke layar utama dan membuka aplikasi Mobile Legends.
Akhir-akhir ini Reina jarang sekali mabar dengan Nicko. Mengingat Nicko sedang sibuk dengan kegiatan lainnya. Karena sebentar lagi Ia juga akan ada lomba basket antar sekolah. Jadi, setiap hari ia harus berkoordinasi dengan pelatih agar ia dan timnya menang. Karena Nicko adalah ketua timnya, jadi ia harus bisa memaksimalkan anggotanya.
Dengan kaos tim basket dan keringat yang bercucuran di badannya membuat Nicko nampak lebih keren. Banyak dari siswi di SMA Matahari yang menyukainya. Tapi, sayang ia sudah punya pacar. Pacarnya tak kalah cantik dari siswi-siswi SMA Matahari menurutnya.
"Jaga kesehatan buat besok" ujar Nicko menepuk pundak teman-temannya ketika selesai latihan.
"Baik bro, kita yakin kita menang" seru Aldi teman basket Nicko.
Nicko, Aldi dan tiga teman lainnya berpelukan ala-ala cowok untuk mengakhiri latihannya. Selepas itu mereka pulang kerumah masing-masing.
Kini Nicko masih berada di ruang basket. Ia masih merapikan ruangan tersebut. Ia tidak mengenal lelah. Padahal hari ia latihan tiga jam. Biasanya cuma satu jam.
Ia duduk di kursi depan ruang basket. Ia mengeluarkan ponselnya. Ia menekan aplikasi yang ada dilayar ponselnya. Langsung saja ia menghubungi sang pacarnya. Sesibuk apapun dan secapek apapun ia tetap menghubungi pacarnya. Meskipun tidak ada respon darinya, Nicko tetap sabar. Ia tahu orang sabar pasti di sayang tuhan.
Ia langsung bergegas meninggalkan tempat itu karena hari mulai sore.
***
NickoMabar yuk
Males ah
Ayolah
Tak nak
Gua paksa!
Gak ada penolakan!
Cepetan login
Jangan lupa on mic"Ish kebiasaan. Udah tahu gua males tapi tetap aja untung teman" guman Reina sambil membuka aplikasi Mobile Legends.
"Sudah ku duga ia pasti gabut"
Ketika sudah memasuki lobby game, Reina mulai bicara.
"Kebiasaan" ujar Reina
"Padahal tadi baru basket nggak capek apa" lanjutnya.
"Nggak" jawab Nicko.
"Gabut ye?" tanya Reina.
"Tu tahu" jawab Nicko di iringi dengan tawa kecil.
"Taulah, emang gitu kan?" tanya Reina.
"Iya, sama kan?" tanya balik Nicko dengan tertawa kecil.
"Udah ahh, cepetan mulai!!" ujar Reina mengalihkan pembicaraan.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak!! 🤸♂
KAMU SEDANG MEMBACA
Aneh
Dla nastolatkówKisah cinta itu seperti halnya bertanam dan akhirnya berbuah lebat. Yang bisa membuat semua orang merasa senang. Namun, ada kalanya tanaman yang bertumbuh lebat tiba-tiba mati. Itu sama halnya dengan rasa sakit dalam kisah cinta itu. Apa daya seseo...