Part 5

23 1 0
                                    

Tentang kejadian kemarin malam, Reina terdiam di balkon rumahnya. Ia menatap lagi yang berwarna biru sambil tersenyum. Sebenarnya ia sakit, tapi ia tetap berusaha untuk senyum. Detik kemudian, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja belajarnya. Langsung saja, ia membuka aplikasi game nya yaitu Mobile Legend dan memakaikan earphone di telinganya.
Beberapa menit, Reina fokus kelayar ponselnya. Game menurutnya suatu hal yang membuat Reina lupa akan masalahnya.

"Reina!!" suara Risa mamanya memanggil sambil mengetuk pintu kamarnya.

Pandangan Reina teralih ke pintu kamarnya. Ia melepaskan earphonenya.

"Reina!" suara panggilan berikutnya.

"Iya ma" jawab Reina turun dari ranjangnya menuju ke pintu kamarnya.

"Ayo makan. Kamu tadi belum makan lho" ujar Risa.

"Iya Ma, sebentar aku matikan ponselnya dulu" jawab Reina kemudian ia kembali mengambil ponselnya dan dengan cepat ia menyelesaikan gamenya itu.
Setelah selesai, ia turun ke dapur untuk makan sore.
Sore itu, keluarga Adam makan bersama di ruang makan itu. Terlihat ceria dan bahagia dalam keluarga kecilnya itu.

***

Malam tiba, Reina duduk di bangku belajarnya. Mengingat ia sudah kelas XI dan sudah semester dua ia harus rajin belajar. Karena sebentar lagi ia juga akan ada ujian kenaikan kelas XII. Sambil membuka buku pelajarannya ia teringat akan sesuatu. Ia mengambil kalender kecil yang ada di atas meja.
I

a melihat kalendernya, terlihat satu tanggal yang ia lingkari yaitu tanggal 17 April dan hari itu tanggal 13 April. Hari yang dilingkari itu adalah hari dimana hari anniversary hubungannya dengan Elvan selama dua tahun.
Sebenarnya mereka pacaran dari kelas IX smp yang dibilang cukup lama. Namun, kenapa hanya masalah game Elvan mengakhiri hubungannya. Padahal sudah bertahun-tahun mereka baik-baik saja. Tapi, semenjak game Elvan jadi berubah.

"Huhhh" Reina menghembuskan nafasnya pelan.

Ia meletakkan kalendernya. Ia kembali fokus ke buku pelajarannya. Ketika ia sudah fokus kembali, ponselnya berbunyi dengan nyaring. Ia lupa mengecilkan suaranya.

"Apaan sih ni ponsel kenceng banget suaranya" gerutu Reina sambil mengambil ponselnya.

"Siapa sih yang telpon malam-malam gini"

Nicko!

Terlihat nama Nicko di layar ponsel Reina. Ia segera menekan ikon hijau untuk menerima panggilannya.

"Hall-" ujar Reina terpotong karena sambungan telponnya putus.

"Dasar ni anak aneh banget" gerutu Reina.

"Awas aja lu" ujar Reina.

***

Pagi yang cerah Reina membuka jendelanya. Ia sudah siap dengan seragamnya dan ia segera pergi kesekolah. Ia turun mengambil bekal dan ia harus berangkat waktu itu kuva. Karena hari itu Reina ada piket kelas. Jadi, ia harus berangkat awal.

"Baru berangkat ye?" tanya Diki teman sekelasnya.

"Seperti yang lu lihat" jawab Reina meletakkan tasnya dan berjalan mengambil sapu.

"Reina" sapa Lila teman piketnya.

"Iya" jawab Reina.

"Re, jangan lupa nanti presentasi" ujar Lila.

"Nggak akan lupa" jawab Reina tersenyum.

Tugas piket selesai dan pengajar jam pertama pun sampai. Terukir indah bibir Pak Budi selaku guru sejarah ketika memasuki kelas XI MIPA 1. Karena hari ini ada presentasi.
Setelah Pak Budi mengabsen seluruh kelas XI MIPA 1 tidak ada yang absen, ia semakin senang. Karena biasanya selalu ada yang absen ketika ia mengajar di kelas XI MIPA 1.

"Baiklah, sekarang silahkan kalian berkumpul sesuai dengan kelompok yang kemarin! Nanti kita presentasinya acak" ujar Pak Budi dari depan.

"Iya pak" jawab seluruh siswa XI MIPA 1 dengan serentak.

"Kita berpisah dulu Re" ujar Mely.

"Sebentar doang" Reina terkekeh pelan.

Seluruh siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Sambil menunggu Pak Budi memanggil presentasi ke depan, mereka membagi tugas. Ada yang menjadi moderator, pemateri dan notulen.

Dibangku paling belakang ada kelompok 5 yaitu Kelompok Reina. Yang beranggotakan lima, yaitu Reina, Nicko, Lila, Eli, dan Bagas.

"Untuk yang ingin jadi moderator, pemateri dan notulen silahkan mengajukan diri. Nanti pematerinya ada tiga, yang satu untuk penyampaian materi, dan yang dua penjawab materi yang di sampaikan oleh kelompok lain" ujar panjang lebar dari ketua kelompok tak lain ia adalah Nicko.

"Oke nanti gua jadi moderator" ujar Reina.

"Tidak-tidak lu nggak boleh jadi moderator lo yang jadi pemateri" ujar Nicko.

"Ngapain lu yang ngatur tadi kan lu nyuruh untuk mengajukan diri" ujar Reina tidak terima.

"Kan gua disini ketua kelompok" ujar Nicko dengan nada sombongnya.

"Apaan sih lu berdua, sini biar gua bagi" ujar Lila meraih kertas yang ada di depan Nicko. Lila mulai menggerakkan tangannya untuk menulis.

"Oke, jadi nanti yang menjadi moderator Bagas, Notulen gua, dan pemateri satu Eli dan pemateri dua dan tiga Reina sama Nicko" ujar Lila. "Gimana setuju?" lanjutnya.

"Gua setuju" ujar Bagas.

"Gua juga setuju" ujar Reina Eli.

"Dan gua juga setuju. Jadi, sudah fiks" ujar Lila.

Reina dengan Nicko saling pandang. Mereka memandang dengan rasa marah sekaligus tidak terima.
















Next?

K

omen and follow yup! ☺

AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang