Nine

6 0 0
                                    

"Sen, ntar gue kabarin ap aja persyaratan yang harus dibawa untuk pelantikan nanti ya"

"Oke, Ga"

Naga mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, ingin menelepon montir yang menangani mobilnya udah selesai apa belum. Tapi, tiba-tiba ia jadi ingin menelepon kekasihnya, ingin memastikan ceweknya sampai dengan selamat. Karena Naga merasa firasatnya kurang enak, tapi ia menepisnya.

Naga mencari kontak Zidny, kemudian ia menekan tombol call dan tersambung.

"Ada panggilan masuk diponselnya"

"Ambil dan angkat panggilannya"

Tuttt.... telepon masih tersambung,

"Hallo" sahut seseorang dari seberang telepon

"Zidny?"

"Maaf, ini bukan Zidny, pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan diperempatan jalan Dirgantara. Sekarang korban akan dilarikan kerumah sakit terdekat. Tolong untuk segera datang kesana, sepertinya korban sekarat"

Naga terdiam. Wajahnya pucat, tangan nya melemas dan lidahnya terasa kelu untuk mengatakan apapun.
Arsen yang menyadari keterdiaman Naga mencoba menyadarkan cowok itu, "Ga?" Arsen memanggilnya

"Naga?"

"NAGA!" Naga menoleh kearah Arsen dengan ponsel masih ditelinganya. Sambungan teleponnya telah terputus dari tadi.

"Lo kenapa?" Tanya Arsen serius

"Zidny," Naga merasa tak sanggup melanjutkan kata-katanya, lidahnya terasa kelu untuk mengucapkannya.

"Iya, Zidny kenapa?" Tanya Arsen lagi

"Zidny, kecelakaan. Dia sekarat" Naga mengucapkan dengan suara amat dalam

Arsen tersentak kaget, "APA?!"

"Sekarang dia dimana?! Kita kesana sekarang!" Ucap Arsen

Naga masih membeku ditempatnya, masih memikirkan ini nyata atau tidak.

"Ga, ngapain masih disitu bego. Masuk!" Teriak Arsen dari mobilnya

Naga yang tersadar akibat teriakan Arsen langsung segera menuju mobil Arsen. "Rumah sakit mana?!" Tanya Arsen mendesak

"Gue gatau" ucap Naga

"Bego" Ucap Arsen

"Katanya dibawa ke tumah sakit terdekat dari perempatan jalan Dirgantara"

Tanpa banyak babibu Arsen melajukan mobilnya menuju kerumah sakit tersebut.

••

"Lo kenal?"

"Dia orang yang buat gue susah buat buka hati sampai sekarang" ucapnya masih menatap kearah Zidny yang tertidur lemas tanpa daya dengan oksigen yang menutupi separuh mukanya.

"What?! Jangan bilang?"

"Iya. Dia mantan gue, yang gue putusin karena gue lebih milih nuruti orang tua gue buat lanjut ke berlin" ucapnya dengan nada rendah

"Dan gue menyesal. Gue menyesal mutusin Zidny dan gue menyesal nurutin permintaan orang tua gue. Karena pada akhirnya, gue gak bisa mendapatkan apa yang gue inginkan. Sampai gue jadi pemberontak" ucapnya lagi

Dia Naufan, pacar Zidny dari mereka kelas 10 sampai mereka tamat sekolah. Kemudian mereka putus, karena Naufan harus berangkat ke Berlin buat melanjutkan pendidikan atas perintah orang tua nya. Awalnya dia menolak, karena ia tidak mau jauh dari pacarnya tapi orang tua nya menjanjikan bahwa setelah Naufan menyelesaikan pendidikannya maka ia akan diizinkan untuk menjadi musisi. Tapi sayang, semua tak berjalan sesuai ekspetasinya. Ia merasa orang tua nya sengaja menjauhkan dengan Zidny karena keluarga Zidny yang dulunya tak selevel dengan mereka. Dan ia juga tak mendapatkan apapun yang dijanjikan kedua orang tuanya. Hingga ia memutuskan berhenti kuliah disana dan balik ke Indonesia dan melanjutkan kuliah disini.

"Dokter, gimana keadaannya?" Tanya Naga dengan raut muka yang panik dan ngos-ngosan akibat berlari dari parkiran

"Maaf, anda siapanya pasien?" Tanya sang Dokter

"Saya pacarnya" ucap Naga mantap. Ah mantap wkwk

"Syukurlah ia cepat dibawa kesini, kalo lewat 10 menit saja, mungkin tidak akan bisa bertahan"

"Jadi gimana keadaannya?" Tanya Naga lagi memastikan

"Sejauh ini kami belum menemukan luka serius, tapi kami akan melakukan ct-scan terhadap pasien. Takut adanya luka atau pendarahan dalam" Jelas Dokter

"Apa ia sudah bisa ditemui?" Untuk kali ini Arsen yang bertanya

"Silahkan, kalian ada 10 menit buat menemui pasien sebelum dipindahkan keruang Perawatan"

Naga mengagguk,

"Baik dok, terimakasih" ucap Arsen

"Baik. Saya permisi"

Naga dan Arsen mendekat kearah ranjang dimana Zidny terbaring lemah dengan beberapa alat pemacu jantung dan oksigen di wajahnya.

Naga menatap sendu kearah Zidny, ia meraih tangan pucat gadisnya yang terpasang infus disana.

"Lo kenapa? Hm" gumam Naga

"Lo selalu bilang hati-hati ke gue, tapi kenapa lo nggak hati-hati"

"Tadi pagi lo khawatirin gue, tapi sekarang lo yang buat gue khawatir, Zid"

"Bertahan ya, gue tau lo kuat" Suara Naga memberat, seperti ia berusaha menahan sesuatu yang akan keluar dari mata nya.

Arsen menepuk pundak Naga, "Lo yang kuat, Ga. Gue tau kok Zidny tuh cewek yang kuat" ucap Arsen

Naga mengangguk,

"Zid, lo cepat sembuh ya. Gue tau lo cewek kuat" Arsen mengelus kaki Zidny yang terdapat banyak luka gores

Naufan yang memperhatikan mereka dari pertama mereka datang sampai sekarang, hanya tersenyum. Senyum yang sulit diartikan, antara kecewa, sedih, tulus ataupun ikhlas.

NAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang