Six

4 0 0
                                    

"Kenapa?" Tanya Naga

"Ga suka aja sama junior kamu tadi" ucap Zidny dengan nada kesal

Naga hanya diam dengan memperhatikan jalanan.

"Kamu sering ya bantuin dia?" Tanya Zidny dengan nada berang

"Enggak"

"Ketemu? Sering?"

"Enggak"

"Terus tadi kenapa dia bilang karena sering bantuin dia?"

"Gak cuma dia"

"Jadi banyak?"

"Enggak, Zid"

"Terus apaaaaa?"

"Zid, udah deh jangan mulai"

Zidny menghadap ke arah Naga dan menatap tak suka pada cowok itu, "siapa yang mulai?" Tanyanya dengan nada berang.

Naga hanya diam saja, karena jika ia membela diri maka akan terjadi peperangan antara dia dan Zidny.

Naga memberhentikan mobilnya didepan pagar rumah Zidny, "kamu hati-hati, udah nyampe kabarin"

Naga hanya mengangguk, "jangan marah"

Zidny keluar dari mobil dan membuka pagar, "gue pulang" ucap Naga

"Hati-hati" ucap Zidny

Zidny memasuki rumahnya, Raka sedang makan di meja makan.

"Ngapain lo?" Tanya Zidny

"Mandi" ucap Raka

Zidny terkekeh, "bego" ucapnya

"Udah tau lagi makan, malah nanya" ucap Raka

"Nih buat lo" Zidny menyerahkan paperbag dengan brand ternama yang dibelinya tadi

"Apa nih?" Raka mengambil paperbag yang diberikan Zidny. "Serius nih lo ngasi gue?" Raka bertanya pada kakaknya, Zidny mengangguk "kesambet apaan lo, tumben bener baik sama gue" ucap Raka sambil mengambil jaket dan mencobanya.

"Gue baik salah, gue jahat salah. Serah lo deh" ucap Zidny dan berlalu dari sana

"Zid,"

"Hm" Zidny berbalik menghadap adiknya, "makasih ya" ucap Raka disertai senyumnya yang manis

Raka berjalan mendekat kearah Zidny, memeluk kakaknya erat "gue sayang banget sama elo, jangan pernah tinggalin gue ya?" Ucapnya kemudian mengecup puncak kepala Zidny. Raka memang lebih tinggi dari Zidny.

"Harusnya gue yang bilang gitu, jangan tinggalin gue. Gue cuma punya elo sama papa" ucap Zidny

"Iya. Gue gak akan pernah ninggalin lo"

Zidny melepaskan pelukan mereka, "dah, gue ke kamar dulu mau bersih-bersih. Lo tidur sana besok kuliah" ucap Zidny

"Siap boss"

Zidny melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju atas, kamarnya.

Zidny mengeluarkan ponselnya, "tuhkan gak ada hubungin gue"

Zidny meng-call nomor pacarnya,

"Hm"

"Kamu udah nyampe?"

"Baru nyampe"

"Yaudah kamu bersih-bersih gih, terus tidur. Jangan begadang lagi nanti sakit"

"Iya"

"Aku sayang kamu. Jangan tinggalin aku ya?"

"Lo kenapa?"

"Gak papa"

"Serius?"

"Iya sayang"

"Oke"

"Dah, i love u"

"Hm"

Pip.....

Zidny tidak tau kenapa tiba-tiba ia jadi galau begini, perasaannya tidak tenang seperti ada sesuatu yang akan terjadi.

NAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang