25- Nama untuk Haechan

475 69 6
                                    

"Bun, bundaaaa" Haechan menuju dapur, mencari bundanya. Tapi bunda Irene tidak ada disana. Haechan terus muterin rumah

"Bundaaa"

"Apasih dek" bunda terlihat keluar dari kamarnya, langsung disamperin Haechan

"Bun, sini deh. Adek mau ngomong" Haechan meraih tangan bunda, lalu menariknya hingga duduk di sofa ruang keluarga

"Kenapa dek" tanya bunda setelah duduk

Haechan menghadap bundanya, mengangkat satu kaki hingga posisinya setengah bersila diatas sofa. Sedang satu kaki lainnya tetap menjuntai ke lantai "bun, abang sama kak Ra punya nama inggris ya bun"

Dahi bunda mengkerut mendengar pertanyaan anak bungsunya

"Jeffrey kan, sama Katy" kata Haechan lagi

"Ah.. iya" bunda akhirnya mengangguk

"Kok ade ga punya??" Haechan memasang wajah protes "eh apa jangan-jangan adek punya, tapi adek gatau?"

Bunda menaikkan matanya terlihat berpikir "mm, kayanya emang gapunya deh dek"

"Tuh kan ayah sama bunda mah ga adil!" Haechan merajuk

"Ya emang buat apa sih deek?"

"Harusnya adek yang nanya bun, emang buat apa abang Jae sama kak Raa segala punya nama Inggris? Tapi adek gapunya?"

Mata bunda menangkap ayah yang menuju kamarnya "tanya ayah coba, tuh!"

Haechan otomatis juga melihat kearah ayah "ayah sini duduk! Adek mau nanya"

Ayah menoleh pada bunda mencari jawaban atas kebingungannya, yang dibalas tatapan yang sama oleh bunda. Lalu mengambil tempat disamping bunda

Haechan langsung bangun. Pindah jadi diantara ayah bunda-nya. Sengaja memisah keduanya agar perhatian mereka fokus pada Haechan. Lalu dia menepuk-nepuk paha ayah disebelah kanan

"Yah yah, kenapa bang Jae sama kak Raa punya nama Inggris? Kenapa adek gapunya"

"Apasih dek, ayah ga ngerti"

"Ih ayah so soan ga ngerti. Jeffrey sama Katy. Itu nama Inggrisnya abang sama kak Raa kan? Kok adek gapunyaa ih"

"Ohh.." ayah menggaruk belakang kupingnya "jadituh, dulu kan kita sempet tinggal diluar negri dek, makanya abang sama kakak punya nama itu biar gampang"

"Terus? Kenapa adek gapunya? Kenapa adek ga dikasih nama Inggris juga?"

"Bukan ga dikasih deek, waktu itu kamu masih bayi, masih kecil banget. Ayah sama bunda masi mikir bagusnya nama Inggris kamu apa. Eh tapi ayah keburu dipindah tugas ke Dubai. Bukan di UK lagi"

Haechan diam sebentar nampak berpikir, "emang di Dubai ga butuh nama Inggris?"

"Ya ngapain pake nama Inggris? Arab lah!" Ayah menggeleng-geleng heran.

Lagian random amat nanyain nama Inggris, masa baru sadar kalo kakak-kakaknya punya nama Inggris? Padahal sekeluarga sering keluar negri dan nama Inggris kakak-kakaknya itu jelas banget ada di passport mereka

"lagian kita kan ngga pernah menetap di Dubai dek, abis dari Inggris kita pindahnya ke Indonesia. Bukan Dubai" lanjut ayah

"Ohh" Haechan mengangguk-angguk "terus, kan kata ayah waktu itu masi mikir nama buat adek, jadi apa namanya? Udah kepikiran?"

Ayah melirik bunda sekilas sebelum menjawab "belum"

"IH AYAH LAMA BANGET MIKIRNYA MASA SAMPE ADEK KULIAH?"

Ayah dan bunda kompak tertawa "kamu tuh kenapa sih dek, udah gede juga"

"Ayah sama bunda kenapa belum nemuin nama buat adek?" Haechan mengabaikan pertanyaan

"Yaaa soalnya gaada yang cocok sama kamu" jawab ayah enteng

"IHH!!"


----

Sedangkan Yeri saat ini lagi di bandara buat nganterin Mark. Pacarnya itu harus ke Singapore dulu untuk dua sampai tiga harian. Perlu ngurus tugas akhir kampusnya untuk copyright resmi

Yeri ngga sendiri nganterin Mark-nya. Sama Jeno. Chaeryeong kan tetep di Bandung, ga ke Jakarta- jadi Mark minta Jeno ikut biar nanti Yeri pulangnya ngga sendiri

Yeri sama Mark lagi jalan keluar dari starbucks sambil gandengan tangan menuju tempat keberangkatan. Tadi Jeno kebelakang dulu, nanti nyusul katanya

"Nanti kamu disana ketemu siapa?" Tanya Yeri

"Hm?" Mark menoleh pada gadis diampingnya "Yaa ketemu dosen aku"

"Maksud aku, ngga ke temennya dulu, gitu? Buat nebeng tempat tinggal?"

"Ohh" Mark baru ngerti "engga. Nanti aku di hotel. Abis itu ketemu senior aku buat janjian ke kampusnya. Dia juga sama, ngurusin copyright gitu kaya aku"

Yeri mengangguk-angguk samar. Tapi kemudian bertanya lagi dengan sedikit nada khawatir "em.. temen kamu, siapa?"

"Adaaa sayang. Kak Ong namanya. Tenang aja aku bukan mau ketemu sama Johny jadi juga gabakal ketemu sama Herin. Jangan khawatir, oke?" Jawab Mark dengan sedikit menunduk, telunjuknya menyentuh ujung hidung Yeri

Yeri menepis tangan Mark diwajahnya "Ih siapa yang khawatir. Aku nanya doang" lalu beralih menatap hal lain. Sedangkan Mark tersenyum lebar, gemes sama cewe mungil didepannya

"Atau kamu mau ikut aja? Nanti kalo ga keburu buat flight sekarang juga aku bisa ikut next flight. Ikut yuuk, aku telpon ayah ya, minta izin"

Yeri malah menatap Mark tajam "engga ih. Apasih ngaco"

"Yaa lumayan kan bisa jalan-jalan Yerm, aku juga biar sama kamu terus. Biar kamu juga ngga overthinking lagi"

Yeri menggeleng "noo, i'm not. lain kali aja kita kesana. Lagian kamu udah bilang sendiri kalo selesai sama cewe itu kan? Ngga ada perasaan apa-apa sama dia kan?"

Mark mengangguk mantap

"Yaudah aku ngga khawatir. Ngga overthinking. Aku percaya cowo aku"

Mark tersenyum dan mengelus kepala Yeri

Jeno datang dan Mark pamit karena pengumuman atas nomer flight Mark sudah beberapa kali berbunyi. Setelah tos dengan Jeno, Mark menarik Yeri untuk dipeluk, sambil menciumi pucuk kepala gadis itu

"Daahh sayang, hati hati" kata Yeri pelan dalam pelukan Mark



---

Yeri mengalihkan tatapannya keluar jendela. Menarik berat nafasnya. Benar. Mark bukan Vernon. Tidak susah untuk percaya pada Mark. Dia tau cowo itu punya tulus yang sangat besar.

Lagian Mark ngga sampe seminggu.
Iya Yer. Get rid of your trust issue.
Hih. Kalo bukan gara-gara Vernon gabakal Yeri begini. Jadi susah percaya. Sekali lagi ia melepaskan nafas beratnya.

"Kak Yer"

Yeri refleks menoleh pada Jano, takut-takut daritadi Jeno ngobrol pas dianya bengong

Jeno senyum-pake senyuman otentiknya- mungkin karena Yeri yang keliatan kaget pas dipanggil

"Kenapa Jen?"

Jeno menggeleng, "engga. Gua cuma mau bilang, baru kali ini gua liat bang Mark bucin sekaligus bahagia ampe yang keliatan jelas banget"

"Hah?"

"Iya kak. Pas sama elo tuh bang Mark kayanya bahagia full 24 jam seminggu" Jeno melirik sekilas pada Yeri "makasih ya kak"

Yeri senyum tulus "no. Harusnya gue yang makasih"

"Hm? Makasih kenapa?"

Yeri sekali lagi cuma senyum sambil ngangkat bahunya

"Makasih udah bantuin gue buat yakin sama Mark"







----

Funfact: Haechan kalo gaada siapa-siapa emang manja banget sama orang tuanya. Didepan kakak-kakaknya sok jagoan, didepan temennya sok berandalan, didepan somi sok dewasa, di depan ayah bunda hello kitty. Hih.

Deserve UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang