27- Diposesifin (2)

612 71 6
                                        


Yeri senyum liat Mark yang dari jauh melambaikan tangan kearahnya. Akhirnya hari ini Mark pulang dan Yeri ngejemput sendiri. Soalnya jeno udah di Bandung lagi dan emang dia maunya sendiri aja jemput Mark

Mark balik emang telat sehari, karena prosesnya disana cukup ribet. Tapi cowo itu setiap waktu selalu ngabarin Yeri. Meski disana dia harus bolak-balik muterin kampusnya dari gedung arsip-fakultas-gedung administrasi kampus.

Yeri juga selalu ingetin makan, sholat dan istirahat. Mereka juga tiap malam selalu facetime. Yeri sih seneng-seneng aja meski rada aneh juga, sementara Mark emang bertekad ngeyakinin Yeri setelah Doyeon cerita tentang trust issue Yeri. Tanpa sepengetahuan Yeri, ofc.

Karena menurut Doyeon, Mark perlu tau hal itu dan dia adalah orang pertama yang bisa bantu Yeri ngatasin masalahnya itu.

Temen-temennya merasa bersalah karena ngga terlalu merhatiin Yeri pas waktu-waktu itu. Dikiranya Yeri bisa ngatasin sendiri. Bahkan mereka ngga nyangka sama sekali kalo Yeri sehancur itu karena cewe itu bener-bener keliatan baik-baik aja, ngga goyah, dan ngadepin Vernon dengan cara yang dewasa+savage

--

Wajah Mark berbinar sampai dia melihat Yeri yang menginjak tali sepatunya sendiri dan terhuyung, Mark melotot, ia refleks bergerak cepat ingin menggapai Yeri tapi tentu saja telat. Jaraknya dengan Yeri masih 20 langkah.

"Aww.. yahhh"

Tapi cewe itu berhasil mendapatkan keseimbangannya, tidak jatuh. Justru cup gelato ditangannya lah yang tergeletak di Lantai bandara. Yeri refleks berjongkok, menatap nanar gelatonya yang bahkan masih banyak

"Yahh.." ucap Yeri lagi saat berjongkok. Membuat Mark terkekeh dan melangkah menuju cewenya itu, lalu ikut jongkok didepan Yeri, ditengah bandara. Just imagine guys, ditengah bandara, ada dua orang cowo cewe lagi jongkok dengan gelato yang terbalik didepan mereka.

"Hei, aku disini loh" kata Mark lembut.

Yeri cuma mendongak sebentar, lalu menunduk lagi pada gelatonya. Bibirnya sedikit melengkung ke bawah.

Yaampun Yer, minta gelato satu gerobak juga bakal Mark kasih

Yeri mengeluarkan tisu dari tasnya. Mengambil cup gelato yang terbalik dan membersihkan sisa di lantai dengan tisunya. Dengan masih mengacuhkan Mark

Kening Mark mulai berkerut memperhatikan kesibukan Yeri "Seriously, Yerm? Is that thing more important than me? I need a hug from my girlfriend!"

Tapi Yeri malah menarik tangan kanan Mark, membawanya menuju tempat sampah terdekat. Ia membuang gelato dan tissunya disana

"Kebersihan juga penting" kata Yeri. Dia berbalik pada Mark, dan memeluknya. Mark sampe kaget, tapi lalu tersenyum dan membalas pelukan Yeri

"Disamping tempat sampah banget nih, pelukannya?" Katanya lalu terkekeh

"Ck, tadi katanya need a hug from girlfriend!"

Yeri mengambil tiga langkah kesamping, dengan masih memeluk Mark, membuat Mark juga ikut melangkah seperti pinguin. Bermaksud menjauh sedikit dari tempat sampah. Membuat tawa Mark lepas. Cowo itu mendaratkan kecupan pada pucuk kepala Yeri selama beberapa saat

"Aku udah sejam-an disini" Yeri mengurai pelukan "tadi pas beli gelato, baru makan dua suap, pesawat kamu nyampe, eh gelatonya jatoh" ia menoleh lagi pada tempat sampah sebentar

"Uwuuuu ada yang ga sabar ketemu aku ternyata"

Yeri memukul lengan Mark, "ada yang telat pulang. Bilangnya kemaren"

Mark tertawa dan menggusak rambut Yeri. Gemes banget ni cewe ngga mau kalah.

"Yaudah, sebagai permintaan maaf aku karena pulangnya telat, kita beli gelato dulu di GI, yuk"

Yeri mengangguk semangat, meraih lagi tangan Mark untuk segera beranjak

"Eh bentar dulu" Mark menahan gerakan Yeri yang hendak menariknya, lalu cowo itu berjongkok lagi, mengikat tali sepatu Yeri yang tadi membuat Yeri nyaris terjatuh. Setelah selesai ia mengambil duluan tangan kecil pacarnya "yuk"

---

"Kunci mobilnya mana?"

Mereka masih diluar terminal, belum ke parkiran. Mark meminta dulu kunci mobilnya.

Namun saat Yeri menelisik sling bag-nya mencari kunci, ada seseorang yang menyentuh pundak Yeri, membuat Yeri menoleh

"Raa? I know right, it's you!"

Yeri mengerjap, gerakannya mencari kunci terhenti. Mark cukup peka untuk menangkap raut Yeri itu, meski dia sendiri juga kaget

"Dear kamu tuh kenapa sih aku tiba-tiba ditinggalin!" Ada suara cewek menyusul mereka, tergopoh-gopoh menyeret satu koper

Oh waw. Vernon dan pacarnya. What a coincident.

Dengan cepat Yeri sadar dari bengongnya. Sedikit melirik pada Mark. Syukur saat ini ia memiliki pria itu disampingnya

"Dear look who's here" ucap Vernon girang pada Nancy

"Eh. Yeri. Haii" kata cewek itu tak kalah ceria

Yeri balas tersenyum "hai juga"

"Mark, long time no see" Vernon tos ala-ala cowo pada Mark. Sedang Mark hanya mengangkat alisnya dan sedikit senyum, tidak balas seheboh Vernon

"Kalian, ngapain disini?" Tanya Vernon

"Oh, gue jemput Mark. Dia abis dari Singapore" jawab Yeri. Vernon mengangguk. Wajahnya masih terlihat girang. Girang karena bertemu sahabatnya (plus mantan)

"Jadi lo di Singapore atau di Bandung sih, Mark?"

"Gue di Bandung sekarang. Ke Singapore cuma ngurus document bentar"

"Iya gue bingung setau gue lu kuliah abroad, but somehow tau-tau ada di Bandung"

Mark mendengus kecil, "gue udah lulus di Singapore. Terus lanjut lagi di Bandung"

"Udah lulus? Woah" celetuk Nancy.

Yeri sadar gadis itu memperhatikan Mark dari kepala hingga kaki sekilas "eh kalo kalian ngapain disini?" Tanyanya

"Kita abis liburan dari Jepang" Nancy menjawab cepat

"Oh ya? Seru tuh"

Pacar Vernon itu mengangguk antusias, "seru banget yer!"

"Anyway Ra, belakangan ngga ada kabar kayanya. We became rare in chattingan. Why are you never texting me? Jangan sombong sama sahabat sendiri lah" Vernon bertanya enteng, dengan masih tersenyum lebar

"Bukan gitu" Yeri sedikit melirik kearah Nancy. Raut ramahnya masih ditunjukkan didepan semua orang.

Yeri mendengus dalam hati. Kenapa juga hari ini harus ketemu mereka

Ia hendak beralasan sibuk tapi pundaknya tiba-tiba dirangkul oleh Mark

"Gue yang ngelarang. Sory ya bro. Gue emang rada posesif sama cewe gue. Lagian kan udah sama-sama ada pasangan. Jauhan pula. Sahabatan juga udah pas waktu SMA kan? Ga perlu lah sering-sering ngabarin"

Yeri kaget. Begitu pula Vernon. Kaget yang akhirnya menyurutkan wajah cerianya dari tadi

"Kita duluan ya. Gua udah janji sama ortu Yeri mau makan malam dirumahnya. Yok"

Dan begitu saja Mark meninggalkan sahabat Yeri dan pacar sahabatnya disana, berjalan dengan terus merangkul Yeri

Deserve UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang