Suara piano mengalun indah memenuhi seluruh penjuru rumah. Jari jemari satria sedang menari dengan eloknya diatas tuts tuts hitam putih piano.
Perangai pria itu tak bisa digambarkan. Terlihat sedih, namun pada saat bersamaan senyum manis kembali terukir diwajahnya.
Jam dinding berdentang tepat pada pukul dua belas malam. Suasana rumah seketika berubah menjadi sendu.
Pasti kalian bertanya tanya, mengapa harus bermain piano pada jam tengah malam? Bukankah hal itu malah akan memberikan kesan horror? Mungkin hal itu berlaku bagi kebanyakan orang, namun hal tersebut tak berlaku bagi si dua bersaudara.
Besok, atau lebih tepatnya hari ini adalah hari peringatan kematian ayah dan mama si dua bersaudara. Setiap hari tersebut akan datang, malamnya Satria selalu memainkan sebuah lagu yang katanya ia persembahkan untuk kedua orang tuanya yang telah pergi.
"Abang mau kado ulang tahun apa?"
Saat itu adalah hari ulang tahun satria yang ke 10 tahun.
"Mau piano, ma. Abang lihat di yutub orang main piano keren banget, abang juga mau bisa main piano."
"Jadi abang tertarik sama musik nih?" Tanya sang Ayah.
Satria mengangguk yakin.
Kedua orang tua itu sempat bertatapan sejenak.
"Yaudah, nanti ayah usahain, tapi ngga bisa kalau sekarang. Yang lain dulu aja ya?"
Satria sempat memonyongkan bibirnya. Anak laki laki itu lalu menyenggol adiknya yang sedang berdiri disampingnya. "Dek enaknya apa?", Bisik satria
"Ya mana adek tau, kan yang ulang tahun abang," jawab sang adik tidak terlalu peduli.
Satria melengos malas. Setelah berpikir agak lama, akhirnya ia tahu dia harus meminta apa.
"Pantai. Abang mau main ke pantai, sekalian lihat sunset. Boleh ya Ayah? Mama?"
"Ya kenapa gaboleh atuh... Boleh lah," jawab sang ibu.
"Yeayyy!!!!" Bukan hanya Satria yang kegirangan, tapi Java bahkan meloncat lebih girang lagi. Jika di hari ulang tahunnya Satria tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, setidaknya ia ingin membuat adik kecilnya itu bahagia.
Memori tersebut tiba tiba terputar di kepalanya. Dadanya perlahan menjadi sesak karena tangis yang ia tahan. Ia rindu, ia sangat rindu akan kehadiran kedua orang tuanya. Sesungguhnya ada banyak alasan mengapa Satria selalu memainkan piano berwarna coklat tua itu, salah satunya adalah karena piano itu adalah hadiah paling berharga di hidup Satria. Saat ayah dan ibunya tau bahwa Satria sangat menyukai musik, mereka bersusah payah untuk menyanggupi permintaannya. Satria masih ingat dengan jelas betapa bahagia dirinya saat suatu pagi ia bangun dan mendapati sebuah benda besar yang tak lain dan tak bukan adalah piano telah terpajang rapi di ruang keluarganya. Satria lalu menangis tersedu-sedu sembari memeluk sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun & His Shine ✓ || REVISI
Genç KurguCerita tentang mereka bukanlah cerita yang spesial. Hanya menceritakan kisah perjalanan hidup seorang abang yang hidup berdua dengan adiknya si penyandang tunanetra. Menjalani hidup sederhana dengan segala kebahagiaan dan pelik yang selalu bergantia...