Bab 7. Kisah Masa Lalu Mas Abdu

2.4K 103 1
                                    

"Sekarang katakan padaku, Mas! Apa yang sebenarnya telah terjadi? Apa yang Mas inginkan?" tanyaku lagi.

"Aku masih mencintai Freya hingga saat ini, Gauri ...." Mas Abdu berbicara lirih. Tatapannya masih terpaku pada lantai kamar.

Tentu saja aku syok mendengar pengakuannya barusan. Bagaikan dentuman gemuruh mengisi seluruh ruang kepalaku. Jika dia mencintai wanita lain, mengapa Mas Abdu menikahiku? Aku pikir hanya aku satu-satunya wanita yang ada di hatinya.

Tanpa sadar, langkahku mundur hingga bersandar pada tembok kamar. Aku butuh tempat untuk menopang tubuhku yang tiba-tiba melemas.

"Maaf, jika kejujuran ini menyakiti hatimu, Gauri." Mas Abdu belum berani menatapku. Aku masih butuh beberapa detik mencerna tiap ucapannya. Setelah mendapati seluruh tenagaku yang meluruh, aku berdiri, melangkah ke arah meja rias di sudut kamar, aku menarik kursinya lalu duduk di situ.

"Ceritakan padaku semuanya, Mas. Tanpa ada satu pun yang ditutupi. Sehingga aku bisa membuat keputusan yang terbaik untuk pernikahan kita ke depannya nanti." Aku sedikit merasa aneh dengan nada ucapanku. Diri sendiri ini pun tak menyangka aku bisa lebih tegar dari yang kubayangkan.

Mas Abdu menatapku, penuh keraguan.

"Ceritakan padaku, Mas!" Aku mengangguk sembari memerintah. Mas Abdu menelan ludah, kemudian menunduk. Dia mulai berkisah tentang Freya, wanita yang masih tersimpan di dalam hatinya ....

~AA~

Flasback:

Seorang pemuda berambut lurus dengan potongan belah tengah berjalan santai di jalanan setapak yang terhimpit oleh perkebunan karet dan padang ilalang. Tubuhnya terbalut kaos putih, tas selempang hitam melingkar di bahunya. Sembari melangkah tangannya meraih daun ilalang kemudian pemuda itu gigit-gigit kecil.

Dari arah depan, seorang gadis berseragam SMP kian mendekat ke arahnya. Jalannya menunduk terpaku pada sepatu sekolah di kakinya. Rambutnya lurus sebahu hitam pekat. Matanya sipit, tetapi tajam. Kulitnya kuning langsat dan bersih. Dia sama sekali bergeming saat Abdu melintas di sebelahnya.

Setelah berpapasan, Abdu berhenti dan berbalik. Dia memandangi punggung gadis yang berjalan menjauh itu. Abdu merasa heran sebab gadis itu berbeda dari gadis lain yang pernah bertemu dengannya.

Siapa yang tak kenal Abdu. Pemuda tampan dari kampung buah. Di SMA Nusa Bangsa pun tidak ada yang tidak mengenalnya. Beberapa kali dia mendapatkan pernyataan cinta dari lawan jenis. Namun, hingga detik ini tak ada yang bisa meluluhkan hatinya.

Abdu siswa kelas 2 SMA. Dia tinggal di rumah bibinya sebab dia yatim piatu. Ayahnya meninggal saat dia masih bayi, sedangkan si ibu menyusul kala Abdu duduk di kelas 2 SD.

Sepeninggal ibunya, Abdu diajak pindah ke kota yang berbeda. Diasuh dan tinggal di rumah satu-satunya adik perempuan yang dimiliki sang ibu.

Namanya menumpang, mesti lah Abdu harus tau diri. Kadang dia harus menahan lapar hingga anggota keluarga bibinya selesai makan. Kerap kali dia hanya mendapat sisa-sisa makanan dari sepupunya, Jalal. Anak semata wayang bibinya itu sangatlah disayang dan sering kali mendapat perlakuan yang lebih istimewa.

Di kala anak-anak seusianya bermain bola di sore hari, Abdu harus membersihkan kebun yang lumayan luas sehabis pulang sekolah: mencabuti rumput liar, memetik buah cokelat yang sudah matang serta membasmi hama.

Wanita Simpanan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang