"Tidak mungkin! Yibo tidak akan setuju."
Xiao Zhan menundukan wajahnya.
Reba menghela napas.
"Lalu sekarang bagaimana? Harus ada cara untuk memberitahu dia.""Sekarang jangankan Yibo, aku juga tidak akan setuju. Dan yang harus kalian cemaskan saat ini adalah bukan Yibo akan marah atau tidak. Tapi apakah Xiao Zhan harus pindah ke sana atau tidak."
Hening
Mereka bertiga terdiam sejenak.
Yixing menghela napas.
"Zhan. Apa kau yakin, kau bisa tinggal dengan orang seperti itu?"Xiao Zhan mengambil napas dalam dalam dan menghembuskan bersamaan dengan kalimat yang keluar dari mulutnya.
"Dia sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi." Jawab Xiao Zhan tanpa berani menatap wajah Yixing.Yixing mengubah arah pandangnya.
"Hao. Kalau kau bisa menerimanya, aku tidak bisa bilang apa apa. Aku tidak mau lihat Yibo muram lagi."Perlahan Xiao Zhan mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Yixing. Yixing tersenyum.
"Kau tahu tidak? Aku punya adik yang masih SD. Setiap kali aku selalu menganggap Yibo sebagai dia. Karena mereka punya senyum yang sama. Aku tidak ingin melihat lagi ekspresi wajah Yibo yang menderita."
.
.
Yixuan sedang menunggu lampu lalu lintas. Tiba tiba disebelahnya berhenti sebuah mobil angkut barang bermuatan banyak. Yixuan langsung mengenali mobil itu. Karena tertulis jelas logo perusahaan mobil pengangkut barang itu adalah miliknya. Yixuan mencoba melihat ke arah wajah seseorang yang sedang duduk dikursi penumpang. Dia yakin, tidak salah orang. Dengan berani Yixuan mengetuk kaca mobil.
"Yixuan!"
"Zhan. Jadi benar kau ha ha ha. Saat melihat jadwal kerja di kantor aku langsung berpikir mungkin keluarga kalian. Dan ternyata benar."
"Kalian saling kenal?" tanya Xiao Jing yang duduk disebelah Xiao Zhan.
"Mmmm ..... Dia senior ku dikampus ma."
"Halo bibi, apa kabar? Nama ku Yixuan. Kebetulan bibi memakai jasa dari perusahaan keluarga ku. Eh aku akan menyuruh mereka untuk memberi kalian diskon."
Ibu dan anak ini langsung mengucapkan terima kasih. Karena lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi warna hijau, sontak saja pembicaraan mereka terganggu oleh bunyi klakson dari kendaraan lain dibelakang mereka. Pada akhirnya mereka menyudahi pembicaraan singkat itu dan sama sama melaju ke arah tujuan masing masing.
Keluarga Xiao sampai ditempat tujuan. Lebih tepatnya mereka sampai di kediaman pria tua bangka itu. Security penjaga gerbang langsung membukakan pagar untuk mereka. Begitu pagar terbuka, terlihatlah halaman rumah yang begitu luas. Sedangkan rumah utama memang cukup besar, tapi masih lebih luas halamannya daripada bangunan rumah itu sendiri.
Melihat ayah tirinya sedang memerintah para pekerja yang mengangkut barang barang bawaannya, Xiao Zhan sedikit ragu untuk melangkahkan kakinya kedalam rumah itu. Dia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu. Setelah cukup tenang, perlahan ia memasuki bangunan rumah bertingkat tiga itu.
Dari dasar anak tangga, Xiao Zhan menongak kearah atas. Beberapa menit ia terdiam dalam posisi seperti itu, hingga kakinya berani melangkah menuju lantai dua. Xiao Zhan sampai didepan pintu kamar yang dulu sempat menjadi miliknya. Tangannya gemetar saat memegang knop pintu. Begitu daun pintu terbuka, Xiao Zhan membeku diambang pintu. Kilas balik tentang kejadian mengerikan hari itu terulang dalam ingatannya.
Xiao Zhan tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar langkah kaki seseorang sedang menuruni anak tangga dari lantai tiga. Langkah itu berhenti tepat dibelakang dekat Xiao Zhan. Dengan rasa takut yang membuncah, Xiao Zhan memberanikan diri untuk menoleh.
YOU ARE READING
✔MARS ❤ Yizhan Version 💚
FanfictionSuatu hari wang yibo bertemu xiao zhan, seorang pria manis introvert dan lembut, di sebuah taman di mana dia menanyakan arah padanya. Xiao zhan menggambar petunjuk untuk wang yibo di bagian belakang salah satu sketsa tentang ibu dan anaknya. yibo ya...