Chapter 43

161 12 2
                                    

💚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💚

🖤

"Asyik tidak pergi ke jepang?"
Tanya Reba selagi ia membuat secangkir kopi untuk dirinya dan juga Xiao Zhan.

Xiao Zhan menyangga dagunya dengan tumpuan satu tangannya.
"Setiap hari diarena balap, tempatnya juga diatas gunung. Jadi sejauh ini tidak ada yang seru karena hanya melihat arena balap saja."

"Eh? Memangnya Yibo tidak mengajak mu jalan jalan?"
Tanya Reba lagi seraya meletakkan dua buah cangkir kopi diatas meja.

Xiao Zhan menggeleng.
"Setiap pagi dia selalu pergi ke arena. Malamnya harus menghadiri meeting. Banyak hal yang harus dirundingkan. Jadi Yibo sangat sibuk. Tapi tak apa, begitu saja aku sudah sangat bahagia. Aku merasa Yibo seperti hidup kembali."

Reba pun tersenyum.
"Aku senang, akhirnya kalian hidup dengan apa yang kalian mau."

"Tapi akhir akhir ini aku sering merasa tidak tenang. Aku selalu merasa sepertinya Yibo akan menghilang dari pandanganku. Aku merasa seperti tidak akan bisa melihatnya lagi. Aku terus berkata pada diri sendiri harus terus mempercayai Yibo. Tapi pada akhirnya setiap hari rasa ketakutan ini tetap muncul."

Xiao Zhan menghela napas guna menjeda ucapannya.

"Aku tahu aku orang yang tidak punya rasa aman. Tapi kali ini aku benar benar merasa takut."

"Kau tahu  tidak bahwa kau sangat mencintai Yibo?"

"Ah?"
Xiao Zhan agak sedikit terkejut dengan ucapan Reba.

Reba tersenyum.
"Kalian pasti sangat bahagia sekarang. Makanya perasaan takut kehilangan itu muncul begitu besar tanpa kau sadari."

Ada senyum tipis di bibir Xiao Zhan.

"Xiao Zhan ..... Jadi kapan kalian akan menikah?"

Oh tidak. Xiao Zhan tidak siap untuk menerima pertanyaan ini. Lihat sekarang pipinya sudah merona.

"Kalian sudah lama tinggal serumah. Kedua keluarga juga sudah setuju. Jika kau tidak mau ada pesta, pergi saja ke negara yang bisa menikahkan pasangan sesama jenis. Yang penting pernikahan kalian sudah tercatat di catatan sipil."

"Haist kau ini membuatku malu. Tapi aku masih belum tamat kuliah kan."

"Aku rasa itu bukan masalah yang besar. Lagi pula sekarang Yibo bukan seorang pengangguran kan."

Xiao Zhan nampak terlihat berfikir.

"Kedengarannya mungkin agak kolot. Tapi ada kalanya pengikat ini membuat orang lebih stabil."

Reba sedikit mencondongkan tubuhnya, hingga wajahnya mendekat kearah Xiao Zhan.
"Coba pertimbangkan dulu dengan serius."

Xiao Zhan yang sudah menanggung malu hanya menyentil kening Reba.

✔MARS ❤ Yizhan Version 💚Where stories live. Discover now