Aza's Project : Kecewa dalam hati

98.7K 8.8K 342
                                    

Tak kuat untuk menegur, Aza pun memilih untuk pulang kerumah saja.

Iya benar, Aza memang lemah. Tapi mohon, jangan salah kan Aza. Aza hanya perempuan biasa yang diusianya masih mencari jati diri sesungguhnya. Ia tak mempunyai banyak pengalaman yang mengajarinya menjadi perempuan kuat.

Untung saja sebelum pulang ia bertemu dengan Naya, jadi lah Naya yang menyetir mobil Aza menuju rumahnya. Karena Aza sudah tak kuat rasanya, ia hanya bisa menangis dan terus menangis.

Aza sangat sakit hati rasanya, moodnya sangat naik turun di saat ia hamil seperti ini. Tapi ia selalu mencoba untuk memperbaiki moodnya di hadapan Juan. Tapi Juan memang sudah tak tahu diri.

"Za... jangan gini za. Gue jadi sedih banget liat lo nangis gini terus" Ujar Naya menenangkan Aza.

Namun Aza tak merespon, ia masih saja terus menangis.

"Za.. ini udah sampe, lo masuk rumah ya. Gue anter sampe kamar lo ya? abis itu gue pulang. Gue yakin dikit lagi suami lo juga pulang soalnya. Biar lo selesain berdua ya Za" Ujar Naya.

Aza tak menjawab hanya mengikuti tuntunan Naya menuju kamarnya.

Selepas Naya pulang, Aza mengunci kamarnya. Ia tak ingin bertemu dengan Juan. Ia ingin menenangkan dirinya. Ia memilih kembali tidur di kamarnya bukan dikamar Juan yang sudah menjadi kamar mereka.

"ARGHHHH" Teriak Aza.

Pikiran Aza rasanya sudah buntu, ia tak tahu harus bagaimana lagi.

Hatinya yang kuat rasanya sudah tak ada rasa. Hanya air mata yang mampu berbicara.

Karena, Tangisan adalah cara mata berbicara ketika mulut sudah terbungkam tak mampu untuk bercerita seberapa rapuhnya hati.

Aza hanya menyalahkan dirinya, kenapa dulu ia begitu keras untuk mencuri hati Juan? Kalau ternyata Aza lah yang terperangkap dalam jebakan cintanya.

Andaikan Aza tak pernah berharap dengan Juan, mungkin Aza tak perlu merasa terbang terlalu jauh dan jatuh terlalu keras.

Tok. Tok.

Bunyi ketukan pintu di kamar Aza, ia yakin itu Juan.

"Za.."

Benar tebakan Aza, itu suaminya, Juan.

"Za.. kok tumben dikunci?" Ujar Juan dari depan pintu kamar Aza.

"Za..." Panggilnya lagi.

Aza masih tak mau berbicara, ia tak mau bertemu dengan Juan.

Aza masih muak dengan fuckboy yang terselimut tampan di diri suaminya.

"Kamu tidur ya sayang? Kok tidur disini?" Tanya Juan kembali dari depan kamar.

'Percuma berjanji tapi tak pernah kasih bukti, hanya rasa kecewa yang Aza dapat selama ini' Ujar Aza pada dirinya sendiri.

Ia memilih mengabaikan Juan, dan ingin menidurkan dirinya agar terlelap besama setumpuk harapan yang usai.

'Tuhan, hapuslah kesedihan hatiku dan kebingungan pikiranku, dan bangunkanlah aku esok dalam kebahagiaan' Doa Aza dalam hati dan terlelap setelahnya.

'Tuhan, hapuslah kesedihan hatiku dan kebingungan pikiranku, dan bangunkanlah aku esok dalam kebahagiaan' Doa Aza dalam hati dan terlelap setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aza's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang