Aza's Project : Aza si Strong

90.4K 8K 699
                                    

"Pagi Mas, mau Aza bikinin sarapan apa?" Tanya Aza saat Juan baru bangun dari tidurnya.

"Gak usah Za, aku kekantor langsung ya lagi ada project besar soalnya" Ujar Juan lalu mengecup kening Aza dan bergegas mandi.

Selesai mandi, Juan langsung bergegas ke kantornya. Sedangkan Aza sarapan hanya sendiri, eh tidak ia tidak sendiri saat ini. Karena di dalam tubuh Aza sudah ada masa depan dirinya dan Juan.

Aza yang tadinya murung pun tersenyum kembali, mencoba menguatkan dirinya karena ditubuh dia bukan hanya dirinya, melainkan ada tubuh ciptaan tuhan lainnya yang harus ia jaga.

"Sarapan dulu ya sayang, biar anak bunda sehat" Ujar Aza lalu mengelus perutnya.

Walaupun bibirnya tersenyum, air mata Aza menetes satu persatu.

Ia memikirkan isi pesan Devi dan Juan, ia juga memikirkan sifat Juan yang berubah.

"Bunda gak nangis nak.. bunda gak nangis" Ujar Aza menguatkan dirinya sendiri, lagi-lagi sambil mengelus perutnya.

Siang hari Aza pun pergi kekampus karena ada kelas siang ini, ia tidak membawa mobil karena berencana ingin minta di jemput oleh Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari Aza pun pergi kekampus karena ada kelas siang ini, ia tidak membawa mobil karena berencana ingin minta di jemput oleh Juan.

"Gimana?" Tanya Naya saat dikelas.

"Gimana apanya?" Tanya Aza.

"Laki lo lah" Jawab Naya.

"Laki gue kenapa Nay?" Tanya Aza bingung.

"Ih! Respon laki lo sama itu" Ujar Naya menunjuk perut Aza.

Aza pun paham yang di maksut oleh Naya, "Gue belom bilang" Jawab Aza.

"Kok belom?" Tanya Naya.

"Belom ada waktu yang pas Nay" Ujar Aza sedih.

"Ih jangan sedih-sedih, tegar dong. Inget didiri lo bukan cuma lo doang" Ujar Naya. Aza pun mengangguk.

Selesai kelas, belum sempat ia menghubungi Juan, Miss Devi sudah meneleponnya lebih dulu.

Dia ingin bertemu dengan Aza di salah satu cafe dekat kampus, Aza pun menyetujuinya. Ia juga ingin meminta maaf karena sudah memupuskan harapan Miss Devi terhadap suaminya.

"Hai Miss" Sapa Aza saat menghampiri Devi yang sudah duduk di salah satu bangku di pojok Cafe ini.

Miss Devi pun mempersilahkan Aza untuk duduk didepannya.

"Ada apa ya Miss?" Tanya Aza.

"Ada yang mau saya bicarakan sama kamu Za, maaf kalau saya lancang atau terlihat kekanak-kanakan" Ujar Devi. Aza pun hanya menyimak pembicaraan dari dosennya ini.

"Saya sama Juan sudah dekat lama, kamu sudah tau pasti ya. Dua tahun yang lalu, saya senang sekali karena bisa kembali dekat dengan Juan. Di saat saya dekat dengannya lagi, saya merasa ada yang beda dari dia karena dia sudah tidak sekaku dulu, dia udah bisa kasih perhatian ke saya, dia sering ajak saya bertemu, bahkan sempat beberapa kali mengantar saya pulang"

"Tapi, saya akui saya salah. Saat itu saya pernah bilang ke dia kalau saya sedang mengejar karir saya. Juan pun selalu mendukung saya dalam karir saya. Satu tahun lalu ada hal aneh yang Juan lakuin, dia minta maaf kesaya. Saya tidak tau apa alasan dia minta maaf, dia sungguh-sungguh minta maaf dengan saya. Tapi saya tak mau ambil pusing karena saya masih disibukan dengan karir, dan Juan masih sama dengan sebelumnya, dia masih perhatian, masih sering bertemu juga dengan saya" Ujar Devi.

Aza yang mendengar cerita Devi pun hanya bisa menahan nangis, sejujurnya ia sakit hati mendengar cerita perempuan ini.

"Sampai akhirnya, saya tau ada yang berbeda dari dia. Dia berubah. Tapi saya tidak tau apa yang membuatnya berubah. Saya pun masih menanti, masih berharap untuk di ajak serius dengan Juan, kalau boleh jujur.. sampai detik ini Za, saya masih berharap dengan suami kamu" Ujar Devi.

Aza yang mendengarnya pun, memandang Devi dengan tajam. Ia ingin sekali memaki perempuan ini.

"Tapi, saya tidak tahu apakah harapan itu masih ada atau tidak. Tapi Maaf Aza, saya masih ingin mencoba berharap dengan Juan, dan saya serahkan semuanya sama Juan. Apakah dia memilih saya atau kamu. Mungkin memang saya tidak tahu diri, saya perempuan jahat, tapi saya punya hati dan ambisi, saya akan berjuang sampai memang mendapat penolakan dari Juan"

"Kamu masih muda Za, kamu cantik, dan.. kamu sama Juan juga belum punya anak. Kamu bisa dapet yang lebih baik dari Juan Za" Ujar Devi lalu ia menitihkan air matanya.

Bukannya kasihan, Aza malah muak dengan semua ucapan Devi.

"Miss, bukannya saya lancang untuk melawan semua ucapan anda. Tapi saya harus membela diri saya dan suami saya serta rumah tangga saya. Saya harus mempertahankan rumah tangga saya sekuat yang saya bisa Miss. Terkait hati anda, saya minta maaf karena hadir di tengah-tengah kalian, tapi ini bukan salah saya. Karena saya hanya dijodohkan oleh orang tua saya, begitu juga Mas Juan. Tapi sejalannya waktu, diantara kami tumbuh dua rasa, yaitu cinta dan sayang. Dari dua rasa ini terus berkembang sampai rasanya tak ingin saling melepaskan"

"Saya harap Miss segera sadar kalau Juan itu sudah suami orang, dan tidak baik untuk menganggu rumah tangga orang. Saya yakin Miss tidak ingin punya gelar Pelakor di belakang gelar sarjana Miss kan" Ujar Aza. Lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Devi.

Aza pun memutuskan segera pulang kerumah, ia ingin menenangkan dirinya. Ia tak habis fikir kalau Devi begitu berambisi untuk merusak rumah tangganya.

Ternyata Devi mengajak Aza bertemu hanya untuk membuat mood Aza rusak. Ini tidak baik untuk kesehatan Anak Aza.

"Kamu gak denger kan baby? Itu tante jahat! Jangan didengerin ya sayang. Baby harus sehat terus" Ujar Aza sambil mengelus perutnya.

***

Malam hari pun tiba, Aza ingin segera memberitahu kalau ia bertemu dengan Devi tadi, ia juga ingin memberi tahu kalau dirinya tengah hamil. Ini pasti akan menjadi kabar gembira buat Juan.

"Mas, kok baru pulang?" Tanya Aza yang melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 8 malam.

"Iya, maaf ya aku lagi banyak kerjaan" Ujar Juan lalu mencium kening Aza.

"Kamu tidur duluan ya, aku masih ada kerjaan" Ujar Juan lalu berjalan dengan gontai kedalam ruang kerjanya.

Aza yang melihatnya pun hanya bisa menutupi sedihnya, Lagi-lagi Aza tak jadi memberitahu Juan mengenai kehamilannya.

"Sabar ya baby, nanti kamu kenalan sama Ayah ya. Gak sekarang tapi.. bukan kok, bukan ayah gak sayang ya. Ayah lagi sibuk kerja nak, lagi cari duit yang banyaaaak buat kamu ya nak, biar baby bisa beli apa yang baby mau" Ujar Aza pada anak dalam kandungannya.

Juan menjadi berbeda. Juan menjadi Juan yang dulu, terlalu sibuk dengan kerjaannya.

Aza pun kembali teringat dengan perkataan Devi yang masih ingin berjuang untuk Juan. Aza tak mau kalah, ia juga akan berjuang untuk rumah tangganya. Ia tak akan membiarkan Devi masuk dan merusak rumah tangga Aza.

Aza kamu kuat!!! Ujarnya menguatkan diri sendiri.

Aza kamu kuat!!! Ujarnya menguatkan diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aza's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang