Usulan yang terdengar mustahil namun menjadi satu-satunya jalan terakhir guna mengakhiri kekacauan yang mereka alami terasa sangat mustahil. Namun, apa salahnya mencoba begitulah tutur Neji.
Dan di sinilah mereka, di atap KHS menatap dalam diam sosok yang mereka sakiti satu tahun lalu. Sosok yang kini menatap datar, penuh akan intimidasi yang mendadak membuat nyali kelimanya menciut.
"Apa pukulanku seminggu yang lalu masih kurang Uchiha?!" sinis Gaara yang saat itu tengah duduk di pagar pembatas atap. Dua kancing seragam putihnya terbuka, dasi yang seharusnya melingkar di kerah seragam Gaara justru pemuda itu jadikan semacam pembalut—lilitan yang menghiasi telapak tangan kanannya.
Mencoba bersabar akan sindiran yang Gaara lontarkan, Sasuke lantas memilih menatap Sakura sebelum melangkah dengan langkah panjang namun perlahan mendekati sang musim semi.
Dengan sigap Sasori dan Gaara beranjak dari posisi nyaman mereka, membentengi Sakura dari tatapan Sasuke. Hal itu menyebabkan decakan penuh kekesalan meluncur dari bibir Sasuke.
"Biarkan kami bicara barang sebentar saja," lirih Ino dengan wajah yang tertunduk. Mahkotanya telah jatuh tepat setelah ia mengetahui bahwa apa yang ia lakukan terhadap sahabatnya dulu sangatlah kejam, apalagi setelah tahu semua ini hanya akal bulus Karin guna menyingkirkan Sakura. Jadi, ia tak masalah untuk merunduk. Toh, memang harga dirinya telah jatuh.
Tatapan Sakura masih sama, tak gentar barang sedikitpun. "Katakan!" ucapnya membuat Sasori dan Gaara lantas berbalik menatap Sakura tak percaya.
Melalui gestur tubuh Sakura seolah mengatakan bahwa ini memang keputusannya, dan mereka berdua tak dapat menolak maupun membantah hal itu.
"Maaf, maaf membuatmu menderita setahun yang lalu. Maaf memilih tak percaya padamu, maaf melukaimu sebegitu dalam hiks maaf karna menjadi buta dan tuli saat itu hiks. Ku mohon maafkan aku Sakura hiks!" pecah sudah tangisan yang sejak seminggu Ino tahan. Raganya tak lagi kuat menahan segala macam cobaan yang ia terima, hatinya rapuh begitu menyadari bahwa rasa sakit yang selama ini Sakura tanggung amatlah sakit. Rasanya seolah ia akan mati saat itu juga, jika ia tak berpikir untuk mendapatkan pengampunan dari Sakura, sahabat yang telah ia sakiti sedemikian rupa.
Isak tangis Ino memancing sungai kecil di pipi Tenten. Gadis bercepol itu langsung bersimpung dengan kedua tangan yang saling bertautan di depan dadanya, persisi seperti posisi ketika ia berdoa kepada Kami-sama meminta pengampunan atas dosanya pada Sakura.
"Aku tahu, kesalahan yang aku dan yang lainnya lakukan adalah kesalahan yang tak akan bisa kau lupakan dan maafkan Sakura. Aku sadar, hanya saja tolong jangan hukum kami seperti ini. Cukup sudah kami kehilangan Temari akibat kesalahan kami yang justru memihak Karin, kumohon jangan siksa kami lagi. Aku tak kuat hiks Sakura~" mohon Tenten membuat setitik kilatan penuh kemarahan terpendar dari emerald Sakura.
"Kau bilang apa hah?!" bentak Sakura melangkah menuju Tenten, menerjang Gaara dan Sasori yang menahan Sakura.
"Kau pikir hanya kalian hah yang terpukul akibat kepergian Temari? Lalu bagaimana dengan diriku, Gaara dan Shikamaru hah?!" murka Sakura menyentak kasar lengan Sasori dan Gaara.
"Kehilangan Temari tak ada dalam kamus balas dendamku, ini belum cukup! Kalian belum merasakan bagaimana pedihnya di khianati, ditinggalkan, dan membenci. Kalian belum merasakannya sialan!!"
Dengan langkah lebar Sakura berbalik, berjalan mendekati pagar pembatas. Bahunya tampak naik turun, menandakan sang pemilik tengah tertrlan emosi.
"Arghttt!!" raung Sakura sembari menjambak surai merah mudanya, mengabaikan sakit yang mendera kepalanya.
Semua mata membulat terkejut begitu melihat Sakura yang tampak histeris, namun dalam dua menit kedepan hanya raut datar yang mereka dapat. Keterkejutan masih melingkupi mereka hingga mereka sulit mencerna apa yang tengah Sakura katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura And Revenger[End]
ActionKarma is real, dan aku adalah bentuk dari karma itu sendiri-Haruno Sakura. Dendam memang mampu merubah seseorang maupun sesuatu, sama seperti yang Sakura alami. Ia yang awalnya adalah gadis yang baik, ramah dan pemaaf berubah menjadi gadis yang din...