[Sasuke]
Hati ini pernah memiliki cinta, pernah memiliki Ratunya, namun itu dulu. Saat dia ada di sisinya, tapi sayangnya dia tak lagi ada di sisinya atau lebih tepatnya ia buang jauh dari sisinya.
"Kenapa jantung ini kembali berdetak seperti dulu?"
Ya, kenapa? Kenapa debaran ini kembali hadir di dadaku. Kenapa dirinya harus merasakan debaran menyakitkan sama seperti saat ia mendapati dia tak lagi setia padanya?
Namun, kenapa debaran menyenangkan juga dirinya rasakan? Persis seperti ketika ia baru saja mengenal apa yang namanya cinta?
"Siapa kau sebenarnya Sakura?"
Lagi, kalimat itu sudah berulang kali ku lafaskan di bibirku. Pertanyaan yang sama sejak pertama kali aku melihat sosoknya di parkiran sekolah.
Rasanya ada sesuatu yang janggal. Logikanya mengatakan bahwa mereka itu sosok yang berbeda, tapi hatinya mengatakan mereka sama.
"Jangan permainkan aku,"
Ayolah, bagaimana mungkin sosok Uchiha Sasuke yang dingin, angkuh dan juga sempurna dibuat menjadi gelisah dan bingung begini.
Seberapa kuat efek dari gadis gulali yang baru saja ia temui itu?
●●
[Someone]
Ku pikir Sakura tak akan kembali, mengingat akan apa yang telah ia alami setahun yang lalu. Oh ayolah, aku tak terlalu bodoh untuk mengetahui alasannya berada di sini. Hanya saja kenapa harus sekarang? Kenapa harus di saat ia belum memulai permainannya.
"Seharusnya ia bilang padaku lebih dulu," gerutuku.
Ia ingat saat pertama kali bertemu dengan Sakura. Saat itu, ia baru saja selesai memotret seekor burung di danau yang ada di pinggiran Konoha dan tak sengaja bertemu dengan Sakura.
Saat itu, rasa terkejut dan juga marah hinggap di hatinya hingga sebuah kenyataan menampar keras wajahnya.
"Mereka telah salah paham," cibirku mengingat kembali setiap kata yang Sakura ucapkan.
Setiap malam, ia selalu berpikir sebenarnya takdir apa yang tengah mengekang mereka? Tidak, bukan mereka tetapi Sakura.
"Jika Kami-sama tak mengizinkan mu untuk bahagia, maka aku yang akan memastikan Kami-sama merubah kepurusannya. Itu janjiku, Hime!"
Ya, itu janjiku. Janji seorang pria yang tak akan pernah ku ingkari. Aku akan menjemput kebahagiaan mu, Sakura. Aku janji!
●●
[Karin]
Pink? Kenapa lagi dan lagi ia harus berurusan dengan perempuan berambut pink, apa tak ada warna lain?
Satu tahun, ya, satu tahun diriku mendapatkan apa yang ku inginkan. Uchiha Sasuke, salah satu dari beberapa hal yang ku dapat. Pemuda yang telah membuatku jatuh cinta sejak pertama kali aku bertemu dengannya di pesta perayaan perusahaan milik Tou-chan.
"Kenapa Sakura mirip dengan sosok yang dulu ku lenyapkan?" gumanku sambil mengamati Sakura yang tengah berjalan menuju kantin bersama dengan tiga pemuda tampan.
"Menyebalkan!" gerutuku.
Oh come on, dalam satu hari si pink sialan itu sudah merebut semua perhatian seluruh KHS? Cih, menyebalkan sekali gadis itu. Tapi tak apa, selama ia tak mencoba menarik perhatian Sasuke maka ia akan diam saja. Ya, ia akan diam.
"Kalau kau memang dia maka ku pastikan kau tak akan dapat merebut Sasuke dariku Sa-ku-ra!" lantangku.
[Normal]
Tanpa Karin sadari, sepasang manik menatap penuh kebencian dan juga dendam ke arahnya. Manik yang sejak setahun yang lalu mengawasi semua gerak geriknya.
"Mencoba menyingkirkannya kembali eh, Uzumaki Karim?" guman sosok itu pelan. Seringai tampak merekah di bibirnya.
Kembali terulang, bahkan ia pun turut tak sadar jikalau ada dua pasang manik jelaga yang mendengar gumanannya.
"Ada apa?"
"Menyingkirkan kembali?"
Batin keduanya dengan raut wajah yang terlihat tengah memikirkan sesuatu.
Hhhhh, bukankah sudah di katakan bahwa apa yang terjadi di kehidupan ini adalah sebuah drama? Hanya Kami-sama yang tahu akhir dari drama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura And Revenger[End]
AksiKarma is real, dan aku adalah bentuk dari karma itu sendiri-Haruno Sakura. Dendam memang mampu merubah seseorang maupun sesuatu, sama seperti yang Sakura alami. Ia yang awalnya adalah gadis yang baik, ramah dan pemaaf berubah menjadi gadis yang din...