Suasana riuh memenuhi area kantin, namun begitu Sakura dan yang lain menginjakkan kaki di pintu masuk kantin suasana seketika menjadi sepi dan senyap. Entah karna apa, tetapi yang jelas seperti ada semacam hawa kelam kuat yang menekan gravitasi dan juga suhu di ruang kantin itu.
Manik emerald Sakura tampak melirik ke segala arah, guna menemukan meja yang sekiranya dapat mereka berempat gunakan. Hingga pilihannya jatuh pada meja di sudut kantin dekat jendela yang membatasi kantin dengan taman samping serta lapangan voli.
Merasa paham akan pilihan Sakura, baik Toneri, Sasori maupun Gaara tanpa di komandoi segera berjalan menuju meja pilihan Sakura. Berpasang-pasang mata menatap ke arah mereka, memperhatikan dengan saksama semua gerak-gerik yang mereka lakukan. Bahkan hingga keempatnya duduk di meja itu dan memanggil penjaga kantin guna memesan makanan mereka.
"Eh, bukankah dia Sakura, Haruno Sakura?" bisik salah saru murid cukup keras hingga dapat terdengar di telinga Sakura dan yang lainnya termasuk Sasuke yang baru saja tiba di pintu kantin.
"Eh, benar bukankah itu dia?" tambah murid lainnya yang mulai terpancing dengan topik barusan.
"Tapi bukan kah si Haruno itu culun dan sudah mati?" tanya gadis lain yang berada di meja yang sama dengan dua gadis barusan.
"Iya ya, apa mereka hanya kebetulan mirip saja?" heran murid yang lain yang ada di kantin.
Berbagai macam suara mulai menyapa indra pendengaran Sakura cs serta Sasuke cs. Bisik-bisik penuh hipotesis mulai bermunculan.
Rasa tak nyaman mulai mengusik Sakura secara perlahan, namun ia berusaha menekan rasa tak nyaman itu sebab memanglah ini resiko yang harus ia tanggung jikalau ia ingin rencananya berhasil.
"Cih, mungkin ia jalang pink lainnya!"
Satu
"Kalaupun itu si Haruno, ku jamin ia tak akan bisaa melakukan apa-apa. Dia kan nerd!"
Dua
"Si Haruno itu sudah mati tak mungkin ia bangkit lagi!"
Tiga
Gelak tawa terdengar menggema di penjuru kantin, begitu mendengar kalimat yang terlontar dari bibir salah seorang siswi yang duduk tak jauh dari meja Sakura, lebih tepatnya dua meja dari posisi Sakura saat ini.
"Say hai for Angel Devil, Bicth!" guman Sakura dengan kepala yang tertunduk, membuat sebagian wajahnya tertutup helai pink itu. Entah ekspresi macam apa yang tengah Sakura pasang.
Brakkk
Dalam satu kedipan mata, kursi yang menjadi tempat duduk Sakura sebelumnya kini telah teronggok di lantai dekat dengan meja tiga gadis itu, dengan keadaan yang patah menjadi beberapa bagian.
Pekikan terkejut seketika meninggi, melengking, memekakkan telinga. Tatapan horor dan juga terkejut terlihat lebih dominan dari mata semua yang ada di dalam kantin, tak terkecuali Sasuke.
"Ups, maaf, sepertinya kursi itu menyukai kalian," ucap Sakura dengan seringai di bibirnya.
Tiga gadis itu jelas menatap Sakura horor dan juga kesal.
"Ka—"
Prangg
Nyaris saja, gelas kaca itu menyentuh tubuh gadis berhelain merah di anatara tiga gadis itu.
"Sara, kau tak apa?" tanya gadis berambut coklat dengan sebuah name tag di seragamnya—Hagaya Matsuri.
Selang beberapa menit Matsuri menatap tajam ke arah Sakura. Tanpa banyak bicara, gadis berambut coklat itu berlari ke arah Sakura dengan tangan kanan yang siap ia layangkan.
Tap
Hingga sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangan Matsuri, menghentikan pergerakannya yang hendak menampar Sakura.
"Kau ingin melukai Hime-ku ehh?" ucap sosok itu dengan nada suara yang terdengar berat dan juga datar. Manik coklatnya menyala terang, mengintimidasi Matsuri yang tengah bergetar takut.
"Lepaskan!" ronta Matsuri.
Semua yang ada di kantin, tak ada yang berani menolong Matsuri bahkan Saara dan Tayuya pun tak berani mengeluarkan suara lantang mereka.
Manik emerald Sakura menatap malas pemandangan di hadapannya, baginya hal ini sudah terlalu biasa. Dengan melalui ekor matanya ia dapat melihat senyum palsu yang Sai berikan padanya, lalu tatapan kesal di manik Sasori dan Toneri, serta tatapan membunuh dari jade milik Gaara.
Ah, memang susah bila memiliki pesona yang kuat. Aku benar bukan?
"Lepaskan saja dia Asura-kun!" ucap Sakura sebelum menarik dua kursi lain yang ada di samping meja yang ia tempati.
Mau tak mau, Asura harusa melakukan apa yang Sakura katakan. Dengan enggak ia melepas tangan Matsuri, bukan karna dirinya ingin modul atau apa pun, ia hanya ingin mematahkan tangan yang hendak menyakiti Sakura.
Mendapati tangannya tak lagi di genggam oleh Asura, Matsuri segera beranjak meninggalkan meja Sakura menuju tempat Saara dan Tayuya yang tengah berdiri dengan tubuh yang bergetar takut.
"Lagi pula, kalaupun aku ini Sakura kalian mau apa hmm?" ucap Sakura dengan tiba-tiba, membuat Sasuke dan yang lainnya menatap lekat Sakura.
Sebuah seringai terukir di bibir Sakura mendapati respon yang ia inginkan dari Sasuke dan yang lainnya.
"Dengar, manusia memiliki tujuh kembaran, mungkin saja aku ini kembaran dia atau justru aku ini memang dia," lanjut Sakura sebelum bangkit meninggalkan kursinya lagi.
Tak hanya Sakura yang beranjak, tetapi Toneri, Asura, Gaara dan juga Sasori memilih ikut meninggalkan kantin. Dengan langkah cepat keempatnya menyusul kepergian Sakura.
"Ah, jalang Seperti kalian memang selalu membuat masalah ehh!" ucap Sai menatap datar semua yang ada di kantin.
"CCih membuatku tak nafsu makan saja. Dasar menyusahkan!" lanjutnya lagi sebelum menendang salah satu kursi yang berada dekat dengan pintu masuk tempatnya berdiri saat ini.
Tindakan Sai barusan membuat beberapa orang berjengit kaget, termasuk ino.
"Sai," guman Ino menatap pedih kepergian Sai.
"Ahh, jadi ia tahu ya?" batin salah seorang di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura And Revenger[End]
AcciónKarma is real, dan aku adalah bentuk dari karma itu sendiri-Haruno Sakura. Dendam memang mampu merubah seseorang maupun sesuatu, sama seperti yang Sakura alami. Ia yang awalnya adalah gadis yang baik, ramah dan pemaaf berubah menjadi gadis yang din...